26 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Kesulitan ekonomi di Tengah Pandemi Corona, Jangan Utang untuk Tambahan Modal

Ilustrasi.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Roda perekonomian masyarakat terpuruk dengan kondisi pandemi Covid-19. Hal itu, juga dirasakan pelaku UMKM. Ditambah dengan kondisi karantina wilayah. Disatu sisi, Kebijakan tersebut, mencegah penyebaran corona. Namun, di sisi lain semakin membuat dunia semakin lesuh.

“Belakangan ini, banyak pelaku UMKM maupun masyarakat yang mencoba mencari jalan keluar ditengah kesulitan ekonomi yang melilit akibat covid-19. Banyak pelaku bisnis yang dirugikan akibat respon kebijakan pemerintah yang memberlakukan karantina wilayah sehingga mau tidak mau pengusaha terpaksa menutup bisnisnya,” sebut Pengamat Ekonomi Sumut, Gunawan Benjamin, Selasa (14/4).

Satu hal yang harus diketahui, Gunawan mengatakan dasarnya memburuknya dunia usaha belakangan ini bukan diakibatkan oleh masalah ekonomi. Namun penyebaran corona yang menjadi akar masalah sehingga muncul masalah ekonomi yang melilit dunia usaha.

“Serta mempersulit kondisi ekonomi masyarakat. Jadi misal kita memiliki usaha kuliner kelasnya UMKM, lantas omset menurun tajam,” kata Dosen Universitas Islam Negeri (UIN) Sumatera Utara itu.

Dengan itu, Gunawan menjelaskan penambahan modal untuk kembali menggerakan usaha bukanlah solusi yang baik.

“Saya justru melihat pelaku usaha itu akan terbebani dengan masalah yang kian rumit, yakni penambahan beban utang kalau sandainya penambahan modal dari utangan. Ini menjadi masalah serius yang justru berpotensi muncul dalam jangka panjang,” tutur Gunawan.

Gunawan mengungkapkan bahwa penurunan omset penjualan ini terjadi dibanyak semua jenis usaha. Kecuali usaha pembuatan masker, APD atau obat-obatan yang dibutuhkan di tengah pandemi.

“Selebihnya, usaha apapun berpotensi mengalami kegagalan. Dan masalah ekonomi seperti ini, tidak bisa sepenuhnya dituntaskan melalui jalan lewat ekonomi pula,” ungkap Gunawan.

Gunawan mencontohkan sejumlah sektor usaha yang memiliki fundamental bisnis yang defensive. Seperti usaha yang menyediakan keutuhan pokok masyarakat seperti sembako saja mengalami kesulitan penjualan di tengah pandemic.

“Padahal logikanya masyarakat akan tetap membutuhkan kebutuhan pangan di tengah pandemic seperti yang sekarang ini,” tutur Gunawan.

Tidak hanya itu banyak dunia usaha yang tutup, sehingga memunculkan masalah ekonomi, tapi solusinya bukan lewat ekonomi. Semua dunia usaha saat ini tengah menanti solusi yakni, kapan pandemic ini berakhir, ada obat-obatan yang manjur serta ditemukannya vaksin.

Dengan itu, ditemukan maka secara otomatis masalah ekonomi saat ini bisa dituntaskan. ”Dengan sendirinya ekonomi akan kembali bergerak dan bisa mengurai satu persatu kesulitan ekonomi yang membelenggu. Jadi kalau memang memungkinkan usaha ditutup sementara, maka jangan ragu untuk menutupnya sementara,” pungkasnya. (gus/ram)

Ilustrasi.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Roda perekonomian masyarakat terpuruk dengan kondisi pandemi Covid-19. Hal itu, juga dirasakan pelaku UMKM. Ditambah dengan kondisi karantina wilayah. Disatu sisi, Kebijakan tersebut, mencegah penyebaran corona. Namun, di sisi lain semakin membuat dunia semakin lesuh.

“Belakangan ini, banyak pelaku UMKM maupun masyarakat yang mencoba mencari jalan keluar ditengah kesulitan ekonomi yang melilit akibat covid-19. Banyak pelaku bisnis yang dirugikan akibat respon kebijakan pemerintah yang memberlakukan karantina wilayah sehingga mau tidak mau pengusaha terpaksa menutup bisnisnya,” sebut Pengamat Ekonomi Sumut, Gunawan Benjamin, Selasa (14/4).

Satu hal yang harus diketahui, Gunawan mengatakan dasarnya memburuknya dunia usaha belakangan ini bukan diakibatkan oleh masalah ekonomi. Namun penyebaran corona yang menjadi akar masalah sehingga muncul masalah ekonomi yang melilit dunia usaha.

“Serta mempersulit kondisi ekonomi masyarakat. Jadi misal kita memiliki usaha kuliner kelasnya UMKM, lantas omset menurun tajam,” kata Dosen Universitas Islam Negeri (UIN) Sumatera Utara itu.

Dengan itu, Gunawan menjelaskan penambahan modal untuk kembali menggerakan usaha bukanlah solusi yang baik.

“Saya justru melihat pelaku usaha itu akan terbebani dengan masalah yang kian rumit, yakni penambahan beban utang kalau sandainya penambahan modal dari utangan. Ini menjadi masalah serius yang justru berpotensi muncul dalam jangka panjang,” tutur Gunawan.

Gunawan mengungkapkan bahwa penurunan omset penjualan ini terjadi dibanyak semua jenis usaha. Kecuali usaha pembuatan masker, APD atau obat-obatan yang dibutuhkan di tengah pandemi.

“Selebihnya, usaha apapun berpotensi mengalami kegagalan. Dan masalah ekonomi seperti ini, tidak bisa sepenuhnya dituntaskan melalui jalan lewat ekonomi pula,” ungkap Gunawan.

Gunawan mencontohkan sejumlah sektor usaha yang memiliki fundamental bisnis yang defensive. Seperti usaha yang menyediakan keutuhan pokok masyarakat seperti sembako saja mengalami kesulitan penjualan di tengah pandemic.

“Padahal logikanya masyarakat akan tetap membutuhkan kebutuhan pangan di tengah pandemic seperti yang sekarang ini,” tutur Gunawan.

Tidak hanya itu banyak dunia usaha yang tutup, sehingga memunculkan masalah ekonomi, tapi solusinya bukan lewat ekonomi. Semua dunia usaha saat ini tengah menanti solusi yakni, kapan pandemic ini berakhir, ada obat-obatan yang manjur serta ditemukannya vaksin.

Dengan itu, ditemukan maka secara otomatis masalah ekonomi saat ini bisa dituntaskan. ”Dengan sendirinya ekonomi akan kembali bergerak dan bisa mengurai satu persatu kesulitan ekonomi yang membelenggu. Jadi kalau memang memungkinkan usaha ditutup sementara, maka jangan ragu untuk menutupnya sementara,” pungkasnya. (gus/ram)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/