MEDAN, SUMUTPOS.CO – Dampak pandemi Covid-19 menghantam semua sektor aktivitas kehidupan masyarakat, termasuk di antaranya kegiatan keagamaan, seperti pengajian-pengajian baik majelis taklim, pendidikan baca Alquran dan juga khotbah-khotbah pada Salat Jumat.
Hal ini disampaikan Wakil Ketua Bidang Komunikasi Politik Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan Sumut Dr Aswan Jaya kepada awak media, Senin (20/4).
“Imbauan pemerintah dan MUI yang menghentikan sementara berbagai kegiatan keagamaan yang mengumpulkan orang banyak seperti salat berjamaah, pengajian-pengajian dan lain sebagainya tentu berdampak pada berhentinya penghasilan para ustad dan guru-guru ngaji,” kata Aswan.
Menurutnya, banyak sekali para ustadz dan guru-guru ngaji yang mengabdikan hidupnya pada kegiatan dakwah dan tidak melakukan berbagai kegiatan lain terutama kegiatan ekonomi. Penghasilan mereka untuk menghidupi keluarganya sangat tergantung pada honor saat memberikan pengajian-pengajian dan khotbah-khotbah di masjid-masjid maupun di majelis-majelis taklim.
“Saat ini hampir semua pengajian dan majelis taklim tidak lagi dilaksanakan masyarakat, juga sudah banyak masjid-masjid yang tidak lagi menyelenggarakan Salat Jumat berjamaah, akibatnya para ustad dan guru ngaji ini tidak lagi memiliki aktivitas dan berdampak mereka tidak lagi memiliki penghasilan untuk menghidupi keluarganya,” tambah Aswan.
Untuk menyikapi hal tersebut, Aswan mengimbau kepada pemerintah dan anggota masyarakat yang memperhatikan nasib para ustad dan guru ngaji dan menyisihkan rezeki untuk meringankan beban para juru dakwah tersebut. PDI Perjuangan dalam hal ini juga tengah berusaha untuk mencarikan solusi terbaik terhadap berbagai dampak akibat pendemi Covid-19.
“Kita berdoa semoga pandemi ini tidak berlangsung lama, harapan ini juga harus diimbangi dengan sikap disiplin kita dalam memutus mata rantai Covid-19 seperti yang diperintahkan oleh pemerintah” pungkas Aswan.(adz/azw)
MEDAN, SUMUTPOS.CO – Dampak pandemi Covid-19 menghantam semua sektor aktivitas kehidupan masyarakat, termasuk di antaranya kegiatan keagamaan, seperti pengajian-pengajian baik majelis taklim, pendidikan baca Alquran dan juga khotbah-khotbah pada Salat Jumat.
Hal ini disampaikan Wakil Ketua Bidang Komunikasi Politik Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan Sumut Dr Aswan Jaya kepada awak media, Senin (20/4).
“Imbauan pemerintah dan MUI yang menghentikan sementara berbagai kegiatan keagamaan yang mengumpulkan orang banyak seperti salat berjamaah, pengajian-pengajian dan lain sebagainya tentu berdampak pada berhentinya penghasilan para ustad dan guru-guru ngaji,” kata Aswan.
Menurutnya, banyak sekali para ustadz dan guru-guru ngaji yang mengabdikan hidupnya pada kegiatan dakwah dan tidak melakukan berbagai kegiatan lain terutama kegiatan ekonomi. Penghasilan mereka untuk menghidupi keluarganya sangat tergantung pada honor saat memberikan pengajian-pengajian dan khotbah-khotbah di masjid-masjid maupun di majelis-majelis taklim.
“Saat ini hampir semua pengajian dan majelis taklim tidak lagi dilaksanakan masyarakat, juga sudah banyak masjid-masjid yang tidak lagi menyelenggarakan Salat Jumat berjamaah, akibatnya para ustad dan guru ngaji ini tidak lagi memiliki aktivitas dan berdampak mereka tidak lagi memiliki penghasilan untuk menghidupi keluarganya,” tambah Aswan.
Untuk menyikapi hal tersebut, Aswan mengimbau kepada pemerintah dan anggota masyarakat yang memperhatikan nasib para ustad dan guru ngaji dan menyisihkan rezeki untuk meringankan beban para juru dakwah tersebut. PDI Perjuangan dalam hal ini juga tengah berusaha untuk mencarikan solusi terbaik terhadap berbagai dampak akibat pendemi Covid-19.
“Kita berdoa semoga pandemi ini tidak berlangsung lama, harapan ini juga harus diimbangi dengan sikap disiplin kita dalam memutus mata rantai Covid-19 seperti yang diperintahkan oleh pemerintah” pungkas Aswan.(adz/azw)