BELAWAN, SUMUTPOS.CO – Rapid test massal yang digelar PT Kawasan Industri Medan (KIM) terhadap seluruh jajaran direksi dan ratusan karyawan, Jumat (19/6), menunjukkan ada pegawai & pejabat yang reaktif Covid-19. Konsekuensinya, manajemen PT KIM menutup seluruh kegiatan operasionalnya mulai Sabtu (20/6), hingga 14 hari ke depan.
“Kegiatan terbatas korespondensi dan koordinasi dialihkan ke kantor representasi lantai I SPBU PT KIM,” kata Direktur Utama PT KIM (Persero), Trisilo Ari Setyawan, dalam pernyataannya yang tertuang dalam surat resmi, ditujukan kepada seluruh mitra kawasan industri tersebut.
Sebelumnya, Dirut PT KIM Trisilo Ari, menyatakan rapid test bertujuan untuk memastikan kesiapan pihaknya sekaligus memantau kondisi kesehatan seluruh pegawai dan direksi, dalam menyongsong tatanan operasional secara new normal. “Pada saat rapid test menyeluruh ini, ada ditemukan yang reaktif. Maka sesuai aturan penanganan Covid-19, PT KIM menutup sementara seluruh kegiatan operasional,” kata Trisilo.
Program rapid test dirancang berkelanjutan satu kali sepekan. Tidak hanya untuk jajaran direksi dan karyawan, tapi juga akan menyentuh kepada seluruh anggota keluarga besar PT KIM. Pihaknya juga siap melaksanakan rapid test dengan mendatangi kediaman masing-masing karyawan yang dilaporkan berhalangan hadir lantaran sakit.
Selanjutnya secara berkala, penyemprotan disinfektan akan dilaksanakan di seluruh area kantor dan kawasan industri paling utara Kota Medan tersebut. Jika nanti pelayanan operasional kembali dibuka, pihaknya telah membentuk Tim Satgas Covid-19 yang akan memantau seluruh interaksi pelayanan PT KIM kepada mitra industri, sesuai dengan protokol kesehatan.
“Kami juga mengimbau seluruh mitra industri di bawah naungan kami, untuk melakukan hal yang sama,” tambahnya.
Sekretaris Perusahaan PT KIM, Baringin Simanjuntak, yang dihubungi via telepon menyebut, ada dua orang yang dinyatakan reaktif hasil rapid test massal. Yakni seorang karyawan dan seorang lagi pejabat manajemen keuangan. “Keduanya kini sudah dievakuasi ke RSU Colombia Asia Medan, guna menjalani swab untuk memastikan status kesehatannya,” katanya, Minggu (21/6).
GTPP Covid-19 Medan Bersiap
Menjelang penerapan pola hidup normal baru di tengah pandemi Covid-19, Pemerintah Kota (Pemko) Medan fokus melakukan sosialisasi pentingnya kedisiplinan penerapan protokol kesehatan, seperti memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak (social distancing) dalam menghadapi wabah tersebut.
“Kita akan segera masuk ke fase tatanan pola hidup normal baru atau New Normal. GTPP Covid-19 Medan terus berkeliling melakukan tinjauan ke kantor-kantor pelayanan publik, seperti sejumlah bank di Kota Medan, tempat-tempat perbelanjaan, dan lokasi lainnya yang menjadi tempat pelayanan dan berkumpulnya masyarakat,” ucap Sekretaris GTPP Covid-19 Kota Medan, Arjuna Sembiring kepada Sumut Pos, Minggu (21/6).
Menurut Arjuna yang juga Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Medan ini, berbagai OPD yang tergabung di gugus tugas, turut melakukan sosialisasi ke tempat-tempat yang dinilai berpotensi sebagai tempat penyebaran virus. Salahsatunya pasar-pasar tradisional di Kota Medan.
“BPBD sendiri meninjau banyak outlet-outlet modern, seperti supermarket dan minimarket yang jumlahnya sangat banyak di Kota Medan. Kita terus mengingatkan mereka agar beroperasi dengan mengikuti protokol kesehatan,” katanya.
Namun hingga saat ini, Arjuna belum dapat memastikan kapan tatanan New Normal akan diterapkan di Kota Medan. Santer dikabarkan akan dimulai tanggal 1 Juli mendatang.
“Infonya sih begitu. Tapi masih dibahas di provinsi. Kita di Medan sudah bersiap dari sekarang. Jadi kapanpun (New Normal) itu diterapkan, ya kita sudah siap,” tuturnya.
Selain sosialisasi secara rutin, Pemko Medan juga sibuk mempersiapkan Perwal untuk penerapan New Normal. “Perwalnya lagi disiapkan tim ahli dan sejumlah OPD,” terangnya.
Ditanya mengenai relevansi penerapan New Normal di tengah kasus positif Covid-19 yang sudah ratusan orang, Arjuna mengatakan, layak tidaknya masih dibahas. “Ini masih dibahas dan disosialisasikan. New Normal bukan berarti semuanya sudah normal. Yang benar, kita akan memasuki tatanan hidup normal yang baru, tetap beraktifitas dengan normal tetapi dengan mengikuti protokol kesehatan. Kita harapkan semuanya bisa disiplin menerapkan protokol kesehatan yang telah diatur, supaya Covid-19 ini bisa segera berakhir,” tutupnya.
Wakil Ketua DPRD Medan, HT Bahrumsyah, mengatakan perlu kajian khusus dengan para ahli untuk menerapkan New Normal di Kota Medan. “Soal tatanan hidup normal baru, harus jelas apa yang baru, apa batasan normalnya. Jangan ada persepsi di masyarakat bahwa semua sudah normal-normal saja,” ucap Bahrumsyah kepada Sumut Pos, Minggu (21/6).
Ia mengakui, pola New Normal memang bisa secara perlahan membangun kembali ekonomi masyarakat yang sempat terpuruk akibat wabah Covid-19. Tetapi di sisi lain, new normal juga bisa menjadi boomerang, apabila praktik penerapan protokol kesehatan hanya sebatas wacana.
“Faktanya, saat Kota Medan masih berstatus Tanggap Darurat saja, masyarakat masih banyak yang cuek dengan protokol kesehatan. Lihat saja sekarang, 21 kecamatan sudah zona merah semua. Sekarang Kota Medan jadi penyumbang jumlah positif Covid19 terbanyak di Sumut, sudah lebih dari 700 orang,” tegasnya.
Intinya, lanjut Bahrum, jangan sampai New Normal dinilai masyarakat sebagai kelonggaran bagi masyarakat dalam segala hal. Sebab New Normal sebenarnya dirancang dan telah diterapkan sejumlah negara di belahan dunia yang telah terpapar Covid 19, sebagai bentuk upaya kebangkitan ekonomi di tengah pandemi.
“Dalam New Normal, kegiatan masyarakat dalam membangkitkan ekonomi itu yang dilonggarkan. Sedangkan protokol kesehatan tidak ada kelonggaran sedikit pun. Bahkan akan lebih baik untuk ditingkatkan. Butuh ahli untuk mengkaji ini, tentunya ahli dalam bidang kesehatan. Pemko Medan bertugas untuk memberi pemahaman ini kepada masyarakat dan mengatur regulasinya, agar bisa berjalan dengan baik apabila memang New Normal harus diterapkan di Kota Medan,” pungkasnya. (dac/map)