29 C
Medan
Wednesday, May 22, 2024

Jelang New Normal, Praktisi Wisata di Pantai Silalahi Diminta Bersiap

PANTAU: Bupati Dairi, Dr Eddy Keleng Ate Berutu (kiri), berdialog dengan sejumlah pelaku usaha di lokasi wisata kawasan Danau Toba, tepatnya di Pantai Silalahi,  Kecamatan Silahisabungan, Dairi, menuju persiapan New Normal.
PANTAU: Bupati Dairi, Dr Eddy Keleng Ate Berutu (kiri), berdialog dengan sejumlah pelaku usaha di lokasi wisata kawasan Danau Toba, tepatnya di Pantai Silalahi, Kecamatan Silahisabungan, Dairi, menuju persiapan New Normal.

DAIRI, SUMUTPOS.CO – Jelang penerapan tatanan Normal Baru (New Normal) di Sumut, Bupati Dairi, Dr Eddy Keleng Ate Berutu, mengunjungi beberapa spot wisata di kawasan Danau Toba, tepatnya di Pantai Silalahi, Kecamatan Silahisabungan, Dairi, Sabtu (20/6). Bupati ingin memantau persiapan sektor wisata yang direnca nakan awal juli.

“Saat ini, Dairi memang masih status zona kuning penyebaran Covid-19. Tetapi Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Dairi sedang mengupayakan Dairi menuju zona hijau dengan terus memperketat penerapan protokol kesehatan,” kata Bupati, Eddy KA Berutu di sela kunjungannya ke Pantai Silalahi.

Kadis Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Dairi, Rahmatsyah Munthe, mengatakan, jika sudah zona hijau, Bupati mengatakan, Dairi akan menerapkan New Normal. Aktivitas masyarakat dan akses wilayah akan mulai dibuka, termasuk tempat-tempat wisata. “Tentunya dengan tidak melupakan penerapan protokol kesehatan, dan mendisiplinkan masyarakat untuk ikut berperan aktif memutus mata rantai penyebaran Covid-19,” kata Rahmatsyah, Minggu (21/6).

Di Pantai Silalahi, Bupati Eddy didampingi Ketua TP PKK, Ny Romy Mariani boru Simarmata, mengunjungi beberapa pelaku usaha wisata di pinggiran Pantai Silalahi, guna mengecek penerapan protokol kesehatan.

Saat berkunjung ke restoran Sopo Morina, Silalahi, Bupati meminta pemilik restoran menyediakan wadah tempat cuci tangan, dilengkapi kran air yang mengalir untuk digunakan pengunjung membilas tangan di pintu masuk restoran. Bupati juga meminta penggunaan sarung tangan dan masker bagi pelayan restoran, serta menerapkan physical distancing dengan membatasi jumlah kursi dan mengatur posisi kursi dan meja makan untuk pengunjung dengan minimal jarak 1 meter.

“Akses pintu masuk juga harus dikurangi, cukup satu pintu masuk. Sehingga setiap pengunjung restoran yang akan masuk bisa dilakukan pengecekan suhu tubuh menggunakan thermogun,” ucapnya.

Kalau memungkinkan, setiap pengujung disiapkan face shield, termasuk pelayan restoran bisa menggunakan face shield. Jika tidak ada, gunakanlah masker.

Transaksi pembayaran juga diupayakan dengan cara non tunai, atau dibuat semacam kotak yang dijadikan perantara pembayaran. Kemudian menghindari sentuhan fisik langsung antara kasir dan pembeli.

“Ini semua standar protokol kesehatan di tempat umum seperti restoran dan rumah makan guna memutus mata rantai penyebaran Covid-19. Sehingga saat New Normal nanti, kita sudah siap dan semakin disiplin dalam penerapan protokol kesehatan. Sehingga saat turis-turis datang kembali ke tempat kita, mereka nyaman dan kita tidak khawatir akan penyebaran Covid-19,” terang Eddy Berutu.

Morina Silalahi, pemilik restoran, mengaku senang dikunjungi Bupati, yang memberikan perhatian di lokasi wisata yang saat ini sepi akibat penutupan kawasan wisata selama pandemi Covid-19. Ia berharap, aktivitas lokasi wisata di Pantai Silalahi bisa kembali pulih seperti sediakala.

“Sebelum Covid-19, puluhan wisatawan mancanegara rutin datang ke Pantai Silalahi bermain kayak, olahraga wisata air. Tetapi pasca wabah, usaha kami berhenti total. Mudah-mudahan dengan New Normal nanti, turis bisa datang kembali. Kami siap menerapkan protokol kesehatan seperti diminta untuk mencegah penyebaran Covid-19 di lokasi wisata ini,” ungkapnya.

AP II Tingkatkan Fasilitas di KNIA

Masih jelang untuk melindungi orang dari bahaya Covid-19, pengelola Bandar Udara KNIA meningkatkan sejumlah prasarana serta fasilitas untuk melindungi petugas kebandarudaraan maupun pengguna jasa, Minggu (21/6).

Excutive General Manager PT Angkasa Pura II (Persero), Djodi Prasetyo, mengatakan fasilitas yang ada disesuaikan, sebagai bentuk kepedulian terhadap keselamatan, keamanan serta kenyamanan pengguna jasa.

“Melayani pengguna jasa kebandarudaraan secara maksimal adalah hal utama untuk memberikan pengalaman perjalanan (customer journey) yang menyenangkan dan juga aman. Target kami dalam penerapan protokol baru ini adalah untuk mewujudkan organisasi yang mampu beraktivitas secara efisien dan efektif guna menjaga konektivitas udara nasional. Kita tentu paham bahwa Indonesia merupakan negara kepulauan dan transportasi paling efektif untuk menjangkau pulau-pulau ini adalah dengan transportasi udara atau pesawat,” ungkapnya.

Beberapa fasilitas yang ditingkatkan dan disesuaikan agar tidak disentuh langsung menggunakan tangan oleh customer di masa pandemi saat ini, antara lain pemasangan pedal atau tombol kaki untuk mengakses lift. Ini untuk menghindari sentuhan langsung orang ke tombol lift.

Kedua, di Security Check Point 2 (SCP 2), sudah dioperasikan body scanner atau body inspection machine bagi Avsec, untuk memeriksa penumpang pesawat tanpa bersentuhan (touchless).

Penumpang pesawat cukup masuk ke dalam mesin body scanner, kemudian mesin tersebut yang melakukan pemeriksaan apakah penumpang masih membawa barang tersembunyi atau tidak. Hasil pemeriksaan akan diinformasikan di layar monitor.

Ketiga, melalui Virtual Customer Assistant (VICA), kini masyarakat dapat bertanya langsung mengenai berbagai informasi dan pelayanan di bandara-bandara AP II secara virtual atau tanpa tatap muka langsung. Layanan VICA menggantikan customer assistant secara fisik di terminal, dan bisa diakses melalui situs www.angkasapura2.co.id.

Keempat, saat ini Xray bagasi telah terpasang UV sterilizer dan akan menyusul eskalator. Travelator dalam area terminal KNIA kini dilengkapi dengan UV sterilizer guna menghilangkan virus, bakteri dan kuman di handrail. Alat pembersih ini terus bekerja dan difungsikan secara touchless guna mensterilkan handrail, mencegah penyebaran Covid-19.

Kelima, seluruh wastafel yang ada di KNIA sudah menggunakan sistem otomatis. Pengguna cukup menaruh tangan di bawah keran air mengalir.

Keenam, di seluruh terminal terdapat mesin hand sanitizer otomatis, yang dapat digunakan dengan cara sama dengan wastafel otomatis.

“Diharapkqn fasilitas-fasilitas mampu mencegah dan meminimalisir penyebaran Covid-19. Bagi pengguna jasa bandar udara KNIA sudah dapat menggunakan travelation dengan cara menginstall aplikasi travelation guna mempermudah penumpang melakukan registrasi dan mengunggah dokumen untuk mendapatkan Pre-Clearance berupa QR Code di smartphone atau gadget pengguna jasa. Masyarakat bisa mengunggah dokumen melalui aplikasi Travelation dengan mengakses https://travelation.angkasapura2.co.id,” katanya.

Djodi juga mengatakan, digitalisasi di segala aspek memang menjadi suatu keharusan terlebih di saat kondisi seperti ini. “Tuntutannya adalah efisiensi dalam hal waktu di tengah adanya prosedur tambahan yang harus dijalani penumpang pesawat, dan salah satu solusi adalah melalui travelation,” jelas Djodi. (rud/btr)

PANTAU: Bupati Dairi, Dr Eddy Keleng Ate Berutu (kiri), berdialog dengan sejumlah pelaku usaha di lokasi wisata kawasan Danau Toba, tepatnya di Pantai Silalahi,  Kecamatan Silahisabungan, Dairi, menuju persiapan New Normal.
PANTAU: Bupati Dairi, Dr Eddy Keleng Ate Berutu (kiri), berdialog dengan sejumlah pelaku usaha di lokasi wisata kawasan Danau Toba, tepatnya di Pantai Silalahi, Kecamatan Silahisabungan, Dairi, menuju persiapan New Normal.

DAIRI, SUMUTPOS.CO – Jelang penerapan tatanan Normal Baru (New Normal) di Sumut, Bupati Dairi, Dr Eddy Keleng Ate Berutu, mengunjungi beberapa spot wisata di kawasan Danau Toba, tepatnya di Pantai Silalahi, Kecamatan Silahisabungan, Dairi, Sabtu (20/6). Bupati ingin memantau persiapan sektor wisata yang direnca nakan awal juli.

“Saat ini, Dairi memang masih status zona kuning penyebaran Covid-19. Tetapi Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Dairi sedang mengupayakan Dairi menuju zona hijau dengan terus memperketat penerapan protokol kesehatan,” kata Bupati, Eddy KA Berutu di sela kunjungannya ke Pantai Silalahi.

Kadis Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Dairi, Rahmatsyah Munthe, mengatakan, jika sudah zona hijau, Bupati mengatakan, Dairi akan menerapkan New Normal. Aktivitas masyarakat dan akses wilayah akan mulai dibuka, termasuk tempat-tempat wisata. “Tentunya dengan tidak melupakan penerapan protokol kesehatan, dan mendisiplinkan masyarakat untuk ikut berperan aktif memutus mata rantai penyebaran Covid-19,” kata Rahmatsyah, Minggu (21/6).

Di Pantai Silalahi, Bupati Eddy didampingi Ketua TP PKK, Ny Romy Mariani boru Simarmata, mengunjungi beberapa pelaku usaha wisata di pinggiran Pantai Silalahi, guna mengecek penerapan protokol kesehatan.

Saat berkunjung ke restoran Sopo Morina, Silalahi, Bupati meminta pemilik restoran menyediakan wadah tempat cuci tangan, dilengkapi kran air yang mengalir untuk digunakan pengunjung membilas tangan di pintu masuk restoran. Bupati juga meminta penggunaan sarung tangan dan masker bagi pelayan restoran, serta menerapkan physical distancing dengan membatasi jumlah kursi dan mengatur posisi kursi dan meja makan untuk pengunjung dengan minimal jarak 1 meter.

“Akses pintu masuk juga harus dikurangi, cukup satu pintu masuk. Sehingga setiap pengunjung restoran yang akan masuk bisa dilakukan pengecekan suhu tubuh menggunakan thermogun,” ucapnya.

Kalau memungkinkan, setiap pengujung disiapkan face shield, termasuk pelayan restoran bisa menggunakan face shield. Jika tidak ada, gunakanlah masker.

Transaksi pembayaran juga diupayakan dengan cara non tunai, atau dibuat semacam kotak yang dijadikan perantara pembayaran. Kemudian menghindari sentuhan fisik langsung antara kasir dan pembeli.

“Ini semua standar protokol kesehatan di tempat umum seperti restoran dan rumah makan guna memutus mata rantai penyebaran Covid-19. Sehingga saat New Normal nanti, kita sudah siap dan semakin disiplin dalam penerapan protokol kesehatan. Sehingga saat turis-turis datang kembali ke tempat kita, mereka nyaman dan kita tidak khawatir akan penyebaran Covid-19,” terang Eddy Berutu.

Morina Silalahi, pemilik restoran, mengaku senang dikunjungi Bupati, yang memberikan perhatian di lokasi wisata yang saat ini sepi akibat penutupan kawasan wisata selama pandemi Covid-19. Ia berharap, aktivitas lokasi wisata di Pantai Silalahi bisa kembali pulih seperti sediakala.

“Sebelum Covid-19, puluhan wisatawan mancanegara rutin datang ke Pantai Silalahi bermain kayak, olahraga wisata air. Tetapi pasca wabah, usaha kami berhenti total. Mudah-mudahan dengan New Normal nanti, turis bisa datang kembali. Kami siap menerapkan protokol kesehatan seperti diminta untuk mencegah penyebaran Covid-19 di lokasi wisata ini,” ungkapnya.

AP II Tingkatkan Fasilitas di KNIA

Masih jelang untuk melindungi orang dari bahaya Covid-19, pengelola Bandar Udara KNIA meningkatkan sejumlah prasarana serta fasilitas untuk melindungi petugas kebandarudaraan maupun pengguna jasa, Minggu (21/6).

Excutive General Manager PT Angkasa Pura II (Persero), Djodi Prasetyo, mengatakan fasilitas yang ada disesuaikan, sebagai bentuk kepedulian terhadap keselamatan, keamanan serta kenyamanan pengguna jasa.

“Melayani pengguna jasa kebandarudaraan secara maksimal adalah hal utama untuk memberikan pengalaman perjalanan (customer journey) yang menyenangkan dan juga aman. Target kami dalam penerapan protokol baru ini adalah untuk mewujudkan organisasi yang mampu beraktivitas secara efisien dan efektif guna menjaga konektivitas udara nasional. Kita tentu paham bahwa Indonesia merupakan negara kepulauan dan transportasi paling efektif untuk menjangkau pulau-pulau ini adalah dengan transportasi udara atau pesawat,” ungkapnya.

Beberapa fasilitas yang ditingkatkan dan disesuaikan agar tidak disentuh langsung menggunakan tangan oleh customer di masa pandemi saat ini, antara lain pemasangan pedal atau tombol kaki untuk mengakses lift. Ini untuk menghindari sentuhan langsung orang ke tombol lift.

Kedua, di Security Check Point 2 (SCP 2), sudah dioperasikan body scanner atau body inspection machine bagi Avsec, untuk memeriksa penumpang pesawat tanpa bersentuhan (touchless).

Penumpang pesawat cukup masuk ke dalam mesin body scanner, kemudian mesin tersebut yang melakukan pemeriksaan apakah penumpang masih membawa barang tersembunyi atau tidak. Hasil pemeriksaan akan diinformasikan di layar monitor.

Ketiga, melalui Virtual Customer Assistant (VICA), kini masyarakat dapat bertanya langsung mengenai berbagai informasi dan pelayanan di bandara-bandara AP II secara virtual atau tanpa tatap muka langsung. Layanan VICA menggantikan customer assistant secara fisik di terminal, dan bisa diakses melalui situs www.angkasapura2.co.id.

Keempat, saat ini Xray bagasi telah terpasang UV sterilizer dan akan menyusul eskalator. Travelator dalam area terminal KNIA kini dilengkapi dengan UV sterilizer guna menghilangkan virus, bakteri dan kuman di handrail. Alat pembersih ini terus bekerja dan difungsikan secara touchless guna mensterilkan handrail, mencegah penyebaran Covid-19.

Kelima, seluruh wastafel yang ada di KNIA sudah menggunakan sistem otomatis. Pengguna cukup menaruh tangan di bawah keran air mengalir.

Keenam, di seluruh terminal terdapat mesin hand sanitizer otomatis, yang dapat digunakan dengan cara sama dengan wastafel otomatis.

“Diharapkqn fasilitas-fasilitas mampu mencegah dan meminimalisir penyebaran Covid-19. Bagi pengguna jasa bandar udara KNIA sudah dapat menggunakan travelation dengan cara menginstall aplikasi travelation guna mempermudah penumpang melakukan registrasi dan mengunggah dokumen untuk mendapatkan Pre-Clearance berupa QR Code di smartphone atau gadget pengguna jasa. Masyarakat bisa mengunggah dokumen melalui aplikasi Travelation dengan mengakses https://travelation.angkasapura2.co.id,” katanya.

Djodi juga mengatakan, digitalisasi di segala aspek memang menjadi suatu keharusan terlebih di saat kondisi seperti ini. “Tuntutannya adalah efisiensi dalam hal waktu di tengah adanya prosedur tambahan yang harus dijalani penumpang pesawat, dan salah satu solusi adalah melalui travelation,” jelas Djodi. (rud/btr)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/