MEDAN, SUMUTPOS.CO – Masih muda, ulet dan kreatif. Itulah sosok Arin Fitranti (25), warga Jalan Bakti Luhur No 183, Kelurahan Dwikora Kecamatan Medan Helvetia. Wanita satu ini sukses keluar dari himpitan ekonomi akibat pandemi Covid-19. Semua itu berawal dari Ojek Antar Telur (Ontel).
Keberhasilan Arin ditandai dengan membuka acara Grand Opening Ontel di Jalan Bakti Luhur No 183 Kelurahan Dwikora Kecamatan Medan Helvetia, Jumat (3/7).
Grand Opening tersebut dibuka secara resmi oleh Plt Kadis Koperasi dan UKM Sumut, Dr M Ridha Haykal Amal. Acara tersebut juga dihadiri oleh para tokoh masyarakat, para mitra Ontel, perwakilan perbankan dan masyarakat sekitar.
Ya, meski kedua orangtuanya sudah tidak ada, namun tak membuatnya patah semangat. Arin mampu berinovasi menjadi inspirator bagi anak-anak muda di Sumatera Utara (Sumut), khususnya di Kota Medan dengan membuat gebrakan membuka usaha telur ayam negeri, yang diberi nama Ojek Antar Telur (Ontel). Ontel ini menjadi yang pertama di Sumut.
Arin yang merupakan Owner Ontel ini berhasil membuka peluang kerja bagi para Ojek Online (Ojol) yang mengaku telah sepi orderan saat pandemi Covid-19.
Didampingi Ajie, sebagai penanggung jawab Ontel, Arin menuturkan, bahwa Ontel tersebut bergerak di bidang perdagangan, yakni khusus menjual telur secara door to door (dari rumah ke rumah). Ontel ini menempatkan satu mitra untuk satu kelurahan di Kota Medan.
“Saat ini mitra masih 6 orang, dengan menyebar ke 6 kelurahan, yakni Kelurahan Dwikora, Tanjung Sari, Tanjung Gusta, Mabar, Tanjung Mulia, Kelambir 5 dan Sei Mencirim,” ujar Arin kepada Sumut Pos di sela-sela acara.
Arin mengungkapkan, untuk ekspansi ke depan, pihaknya akan secara bertahap untuk bisa melakukan penyesuaian dengan kelurahan lainnya.
“Adapun tujuan Ontel ini juga agar dapat membantu Pemerintah mengurangi pengangguran bagi karyawan-karyawan swasta yang di-PHK di masa pandemi Covid-19,” bilangnya.
Mitra Ontel ini, lanjutnya, merupakan driver Ojek Online (Ojol), yang mengaku sejak Covid-19, sudah mengalami kesulitan mendapatkan delivery dan penumpang. Sehingga, pendapatan mereka berkurang dan mempengaruhi ke kehidupan mereka.
“Dengan kita membuat inovasi jual telur online hanya dengan satu jari di Hp android sudah bisa memesan telur hingga diantar ke rumah. Nah, para Ojol ini pun tertarik bermitra dengan kita, namun tetap mematuhi protokol kesehatan,” tutur gadis manis berhijab ini.
Dikatakannya, jika para Ojol tersebut mencapai target, maka akan diberikan 3 fasilitas, yakni Tunjangan Hari Raya (THR), BPJS Kesehatan dan Pensiun. Fasilitas pensiun ini akan dikeluarkan untuk mereka, ketika sudah tidak mampu bekerja lagi.
Arin menjelaskan, untuk sistim penjualan yang diberlakukan Ontel, yakni untuk pembelian 1 papan (30 butir), dengan harga Rp45.000-47.000. Namun, bagi warga yang ingin memperoleh telur dengan harga satuan, juga bisa membeli 10 butir telur, dengan harga Rp1.350-Rp1.600 per butir. Harganya ini sesuai besar dan kecilnya telur.
Untuk pemasok telur, kata Arin, bekerja sama dengan komunitas peternak yang ada di Sumatera Utara (Sumut). “Bisnis telur sudah berjalan selama beberapa bulan belakangan ini dan sebelumnya sudah dijalankan jualan telur lokal, tetapi kurang gereget sehingga kita membuat inovasi baru untuk membuat gebrakan dengan cara menggandeng para Ojol.
Kata Arin, mitranya baru satu bulan belakangan bergabung. “Kita pun menargetkan berkembang bukan hanya di Medan semata, tetapi juga se-Sumut,” harapnya dengan penuh antusias.
Menurut Arin, hingga kini, penjualan sudah mencapai 1.000 butir per hari per mitra. “Jadi, untuk 6 kelurahan, bisa terjual mencapai 6.000 butir per hari. Untuk bahan baku tidak ada kendala hingga saat ini, karena langsung dari peternak ayam dan bebek petelur,” bebernya.
Arin mengatakan, telur ini langsung dari peternak dan bersih dari kotoran najis. Pihaknya menggratiskan ongkos kirim (ongkir). Jika telur tersebut pecah di saat pengantaran ke rumah warga, maka akan diganti dengan telur yang baru. “Bagi yang berminat silahkan klik di www.ontel.online,” ujar berpromosi.
Sementara itu, Plt Kadis Koperasi dan UKM Sumut, Dr M Ridha Haykal Amal mengatakan, Ontel menjadi salah satu pelaku UKM di era pandemi Covid-19. Ia berharap, agar usaha telur tersebut semakin dikembangkan dengan menggunakan banyak fasilitas, baik di kelurahan lingkungan, atau lebih luas jangkauannya.
“Seperti gerobak telur untuk ibu-ibu, termasuk masyarakat yang di PHK dan juga bagi pelaku UKM yang ingin memulai usahanya,” katanya.
Sebab, lanjut Haykal, telur ini merupakan hidangan makanan yang efektif. Apapun makanannya ditambah telur pasti lebih nikmat. “Hampir semua orang menyukai telur, sehingga saya berharap agar penjualannya tembus ke seluruh kelurahan dan kecamatan, hingga ke luar Medan,” harapnya.
Haykal menilai, Ontel menjadi penggagas dan inspirasi bagi masyarakat Medan lainnya yang ingin berkecimpung sebagai pelaku UKM. “Ini juga dapat membantu peternak kita. Semoga besar usahanya. Kemana pun saya pergi hingga keluar negeri, ternyata telur dadar juga yang enak bagi saya,” tutur Haykal yang disambut tepuk tangan oleh warga.
Salah seorang warga Medan Helvetia, Sutinem ikut menyambut baik Ontel ini. Ia bersama rekannya yang lain mengaku, dengan adanya usaha telur ini, pekerjaan mereka jadi lebih terbantu, karena diantar hingga ke rumah dengan harga sesuai pasar.
“Kita gak perlu capek-capek lagi harus ke pasar. Selain itu, membantu masyarakat yang di-PHK juga, dengan menjadi mitra Ontel. Sangat bagus dan menginspirasi,” ungkap Sutinem. (mag-1/ila)