26 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Pemimpin Medan Dinilai Kurang Berhasil, PKS: Apa Barometer PDIP?

Rudiyanto Simangunsong

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Plt Ketua DPD PDIP Sumut, Djarot Syaiful Hidayat, sempat melontarkan salahsatu alasan PDIP mendukung balon Wali Kota Medan, Bobby Afif Nasution di Pilkada Medan 2020. Kata Djarot, tiga pemimpin Kota Medan sebelumnya, dinilai kurang sukses membangun Kota Medan.

Menanggapi pernyataan itu, Ketua Fraksi PKS DPRD Kota Medan, Rudiyanto Simangunsong, mengatakan kurang tepat bila penilaian itu dilayangkan kepada sosok Plt Wali Kota Medan, Akhyar Nasution.

“Dasarnya apa disebut kurang berhasil? Kita tidak ada mendengar apa dasar atau barometer disebut gagal membangun Kota Medan. Harusnya dijelaskan kalau berhasil itu seperti ini, kalau gagal itu seperti itu, dan seterusnya. Ini kita tidak ada mendengar apa barometer kegagalan itu,” ucap Rudiyanto kepada Sumut Pos, Senin (27/7).

Selain itu, kata Rudiyanto, apa yang dikatakan Syaiful Hidayat, tidak menjadi hal yang membuat pihaknya berubah pikiran untuk tetap mendukung Akhyar di Pilkada Medan.

“Menurut saya, itu persoalan di internal PDIP. Saya tidak mau mengomentari hal itu. Tetapi kami menilai, Akhyar sudah berusaha semaksimal mungkin memberikan partisipasi terbaiknya dalam membangun Kota Medan,” ujarnya.

Selain itu, terang Rudiyanto, stigma kekurangberhasilan Akhyar membangun Kota Medan seperti yang disampaikan Djarot, tidak memiliki dasar yang kuat. Alasannya, Akhyar bukanlah pemimpin Kota Medan sejak awal periode, melainkan hanya Wakil Wali Kota Medan dari mantan Wali Kota Medan Dzulmi Eldin.

“Sejak awal kan Pak Akhyar Wakil Wali Kota. Karena satu hal, sekarang pak Akhyar akhirnya menggantikan peran Wali Kota Medan. Itu pun sampai sekarang masih Plt, bukan Wali Kota definitif. Jadi bagaimana mau menyebut Pak Akhyar itu gagal? Saya fikir itu kurang fair,” terangnya.

Namun begitu, Sekretaris DPD PKS Medan ini membantah bila statementnya ini merupakan statement sahut-menyahut antara PKS dengan PDIP. Menurutnya, perbedaan pendapat itu hal yang wajar-wajar saja. “Saya tidak ingin menyerang kembali PDIP, karena PDIP adalah teman kami. Apalagi pak Djarot, beliau pernah hampir menjadi pemimpin di Sumut,” sebutnya.

Disebutnya, pihaknya ingin masyarakat memberikan kesempatan kepada Akhyar sebagai Wali Kota Medan dengan berbagai pengalamannya sampai 2024. “Baru setelah itu kita beri penilaian, kami rasa itu baru fair,” pungkasnya. (map)

Rudiyanto Simangunsong

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Plt Ketua DPD PDIP Sumut, Djarot Syaiful Hidayat, sempat melontarkan salahsatu alasan PDIP mendukung balon Wali Kota Medan, Bobby Afif Nasution di Pilkada Medan 2020. Kata Djarot, tiga pemimpin Kota Medan sebelumnya, dinilai kurang sukses membangun Kota Medan.

Menanggapi pernyataan itu, Ketua Fraksi PKS DPRD Kota Medan, Rudiyanto Simangunsong, mengatakan kurang tepat bila penilaian itu dilayangkan kepada sosok Plt Wali Kota Medan, Akhyar Nasution.

“Dasarnya apa disebut kurang berhasil? Kita tidak ada mendengar apa dasar atau barometer disebut gagal membangun Kota Medan. Harusnya dijelaskan kalau berhasil itu seperti ini, kalau gagal itu seperti itu, dan seterusnya. Ini kita tidak ada mendengar apa barometer kegagalan itu,” ucap Rudiyanto kepada Sumut Pos, Senin (27/7).

Selain itu, kata Rudiyanto, apa yang dikatakan Syaiful Hidayat, tidak menjadi hal yang membuat pihaknya berubah pikiran untuk tetap mendukung Akhyar di Pilkada Medan.

“Menurut saya, itu persoalan di internal PDIP. Saya tidak mau mengomentari hal itu. Tetapi kami menilai, Akhyar sudah berusaha semaksimal mungkin memberikan partisipasi terbaiknya dalam membangun Kota Medan,” ujarnya.

Selain itu, terang Rudiyanto, stigma kekurangberhasilan Akhyar membangun Kota Medan seperti yang disampaikan Djarot, tidak memiliki dasar yang kuat. Alasannya, Akhyar bukanlah pemimpin Kota Medan sejak awal periode, melainkan hanya Wakil Wali Kota Medan dari mantan Wali Kota Medan Dzulmi Eldin.

“Sejak awal kan Pak Akhyar Wakil Wali Kota. Karena satu hal, sekarang pak Akhyar akhirnya menggantikan peran Wali Kota Medan. Itu pun sampai sekarang masih Plt, bukan Wali Kota definitif. Jadi bagaimana mau menyebut Pak Akhyar itu gagal? Saya fikir itu kurang fair,” terangnya.

Namun begitu, Sekretaris DPD PKS Medan ini membantah bila statementnya ini merupakan statement sahut-menyahut antara PKS dengan PDIP. Menurutnya, perbedaan pendapat itu hal yang wajar-wajar saja. “Saya tidak ingin menyerang kembali PDIP, karena PDIP adalah teman kami. Apalagi pak Djarot, beliau pernah hampir menjadi pemimpin di Sumut,” sebutnya.

Disebutnya, pihaknya ingin masyarakat memberikan kesempatan kepada Akhyar sebagai Wali Kota Medan dengan berbagai pengalamannya sampai 2024. “Baru setelah itu kita beri penilaian, kami rasa itu baru fair,” pungkasnya. (map)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/