MEDAN- Tak bosan-bosannya warga Jalan Tomat, Medan Baru, melakukan aksi guna menolak pembangunan gedung sekolah Nanyang International di Jalan Sriwijaya. Mereka menilai, pihak yayasan sekolah Nanyang International tak mempedulikan dampak yang dirasakan warga sekitar atas pembangunan gedung baru sekolah yang menyalahi aturan.
“Aksi ini untuk memprotes kembali pembangunan yang dilakukan pihak Nanyang. Namun, sampai saat ini mereka terus melakukan pembangunan tanpa mempedulikan warga sekitar,” kata Pelita, warga yang ditemui di Posko Warga Nanyang, Senin (28/11) siang. Bahkan menurutnya, pihak Nanyang kini tengah melakukan pembangunan kembali dengan mendatangkan mobil Molen untuk melakukan pengecoran.
“Padahal, pihak TRTB meminta mereka untuk tidak melakukan pembangunan lagi,” terang Pelita.
Menurutnya, pembongkaran yang dilakukan Dinas TRTB sama sekali tak memberikan efek jera kepada pengelola Nanyang. Hal ini dibuktikan dengan masih berlanjutnya pembangunan.
“Sekolah Nanyang juga sudah melanggar perjanjian dengan warga, melanggar ketentuan dengan Dinas TRTB Kota Medan untuk tidak membangun kembali, namun merekan seakan cuek dan mengabaikan warga dan TRTB,” ujarnya.
Selain itu, warga juga sangat menyesalkan tindakan Sekolah Nanyang yang menurunkan personel aparat bersenjata lengkap untuk mengawal pembangunan dan keluar masuknya truk molen untuk pengecoran di lantai empat. “Untuk apa aparat berjaga-jaga di depan sekolah Nanyang? Apa kami ini anarkis? Kami hanya meminta agar pembangunan dihentikan sebagai jawaban dari keresahan warga,” jelasnya.
Sementara Lansia, yang terus melakukan pemantauan terhadap pembangunan sekolah Nanyang menuturkan, warga akan tetap melakukan aksi sampai sekolah ini benar tidak melakukan pembangunan. “Selama ini kami terganggu dengan aktivitas sekolah Nanyang, jadi kami tetap melakukan aksi sampai sekolah ini tutup dan tidak melakukan pembangunan,” terangnya.
Dijelaskannya, akibat pembangunan gedung baru sekolah Nanyang tersebut, Sabtu (26/11). Warga dan guru serta mandor bangunan hampir terjadi baku hantam akibat emosi warga yang meminta agar pembangunan sekolah Nanyang dihentikan. “Mobil molen keluar masuk untuk poengecoran, kami turun melakukan aksi tapi para guru sekolah Nanyang juga turun untuk menghadang warga, sehingga terjadi saling serang dengan warga. Namun dapat diredam, tetapi saat kami meminta agar pengecoran dihentikan para mandor malah menantang warga untuk diam. Sontak saja kami kesal,” jelasnya.(adl)