Kala Syamsul Arifin Dikunjungi Menteri Agama hingga Wartawan
Tidak banyak yang tahu kehidupan Gubernur Sumatera Utara (nonaktif) Syamsul Arifin setelah disel di Rumah Tahanan Salemba, Jakarta. Adakah sosok periang itu tetap seperti sediakala?
Ternyata, Syamsul Arifin tetaplah Syamsul Arifin seperti yang dikenal warga Sumatera Utara. Ini terbukti saat Ketua Umum DPP PPP, Suryadharma Ali, mengunjunginya Rabu (23/11) lalu. Buktinya, roman Syamsul berbinar ketika berbincang dengan Suryadharma Ali yang juga menjabat sebagai menteri agama itu. Tentu, candaan khas Syamsul tak luput dalam pertemuan antarsahabat tersebut. “Beliau (Suryadharma Ali) kemari (rutan) sebagai sahabat,” ungkap Syamsul.
Memang, rasa persahabatan keduanya terkesan begitu kental. “Cukup lama (pertemuan itu). Kalau sebagai pejabat saya kira tidak akan selama itu beliau mau berada di sini, tetapi karena kami bersahabat, ya, betah lah ngobrol sampai berlama-lama,” tambah Syamsul.
Kehadiran Suryadharma Ali tak pelak membuat Syamsul sangat gembira dan terharu. Ini mencerminkan jalinan persahabatan yang tak dapat terputus oleh sebab apapun. “Saya sangat menghormati beliau, apalagi dia (Partai PPP) merupakan pendukung setia ‘Syampurno’ saat kami mencalonkan diri menjadi Gubsu dan Wagubsun
periode 2008-2013,” katanya lagi.
Syamsul Arifin memang dikenal seorang yang periang dan humoris, kendati juga terkesan sebagai seorang yang ‘pengiba’ sehingga mudah tersentuh melihat kesusahan orang lain. Bahkan, yang datang meminta bantuan dan nyaris tidak pernah dikecewakan bukan semata tergolong orang susah melainkan termasuk yang membutuhkan sokongan bagi kesuksesan.
Suryadharma Ali yang akrab disapa SDA, pun sudah lama bersahabat dengan Syamsul Arifin, jauh sebelum SDA menjadi menteri, tali persahabatan keduanya telah terjalin erat. Ketika Syamsul mencalonkan diri menjadi Gubernur Sumatera Utara periode 2008-2013, PPP yang dikomandani SDA adalah salah satu partai pendukung utamanya.
Ternyata, rasa dan nilai persahabatan SDA tidak pernah luntur, dalam kondisi bagaimanapun Syamsul tetap diingatnya. Ketika Syamsul terkena serangan jantung dan dirawat di RS Jantung Harapan Kita Jakarta, beberapa bulan lalu, SDA termasuk salah seorang yang segera datang membesuk. Waktu itu kondisi Syamsul cukup kritis bahkan sempat koma. Dan, baru setelah dipindahkan perawatannya ke RS Abdi Waluyo Menteng Jakarta, kesehatannya berangsur pulih.
Nah, ketika seorang wartawan membesuk Syamsul di RS Abdi Waluyo beberapa waktu lalu, Bang Haji (panggilan akrab sahabat-sahabat Syamsul Arifin yang lebih muda kepadanya) tampak menyambut dengan keharuan. Pelupuk matanya sekilas sempat memantulkan cahaya lampu, karena berkaca-kaca oleh air mata yang tertahan, dan ia sempat melontar kesah.
“Terima kasih ya, kau sudah mau menjenguk aku. Aku sekarang sudah begini, tak banyak lagi yang mau datang sama aku,” katanya setengah lirih dengan menepuk-nepuk bahu wartawan tersebut sembari mengembangkan senyum khasnya, walaupun tampak setengah dipaksakan dan terkesan penuh kegetiran.
Dalam perbincangan, Bang Haji lebih banyak menanyakan bagaimana kondisi Sumatera Utara, terutama menyangkut nasib masyarakat ekonomi lemah. “Cemana kau tengok kondisi Sumut? Cemana nasib rakyat kecil?” begitu lontar tanya yang tidak dilanjutkannya karena suaranya tersekat.
Saat diceritakan sekilas tentang kehidupan sehari-hari umumnya di provinsi ini hari-hari belakangan, ia tampak menarik nafas panjang. “Aku berharap semua bisa baik-baik aja, baik di pemerintahan maupun di masyarakat. Aku tetapnya menjaga komunikasi dan tetap juganya memikirkan bagaimana meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” tambahnya dengan dialeg khasnya kepada seseorang yang sudah dianggapnya adik atau kawan dekat.(tim)