26 C
Medan
Monday, November 25, 2024
spot_img

Sinabung Erupsi 22 Kali Pada Bulan Agustus

Waspada Banjir Lahar Dingin

LAHAR DINGIN Banjir lahar dingin Sinabung memutus jalan yang menghubungkan tiga kecamatan di Kabupaten Karo, Sumatera Utara, Sabtu (22/8).
LAHAR DINGIN Banjir lahar dingin Sinabung memutus jalan yang menghubungkan tiga kecamatan di Kabupaten Karo, Sumatera Utara, Sabtu (22/8).

KARO. SUMUTPOS.CO – Selama dua pekan terakhir, Gunung Sinabung di Kabupaten Karo, Sumatera Utara (Sumut) tercatat telah 22 kali erupsi. Erupsi Sinabung tahun ini pertama kali terjadi pada Sabtu (8/8). Saat itu terjadi dua kali erupsi. Erupsi terus terjadi dan berulang pada Minggu (23/8) sebanyak dua kali. Yakni pukul 07.41 WIB dan pukul 12.00 WIB. Masyarakat diminta tidak melakukan aktivitas pada radius 5 kilometer dari gunung.

ERUPSI kemarin terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 25 mm dan durasi sekitar 12 menit 27 detik.

“Asap kawah teramati berwarna putih dan kelabu dengan intensitas sedang hingga tebal dan tinggi 100-700 m di atas puncak kawah. Awan panas memiliki jarak luncur 1.500 meter mengarah ke timur dan tenggara, dan tremor terus menerus diikuti dengan keluarnya abu vulkanik,” kata Forecaster Badan Meteorologi, Klimatologi , dan Geofisika (BMKG) Wilayah I Medan, Endah Paramita, Minggu (23/8).

Berdasarkan pengamatan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) pada pukul 12.00 WIB, cuaca di sekitar Gunung Sinabung cerah dan berawan. Arah angin bertiup lemah ke arah timur laut dan selatan. Dan tidak berdampak ke Kota Medan.

Suhu udara mencapai 16 hingga 28 derajat celcius. Terdeteksi pula kabut di sekitarnya.

“Saat ini tingkat aktivitas Gunung Sinabung di level 3 (siaga). Diimbau agar masyarakat dan pengunjung/wisatawan tidak melakukan aktivitas pada desa-desa yang sudah direlokasi. Warga diminta tidak melakukan aktivitas pada radius 5 kilometer dari gunung,” imbaunya.

Jika terjadi hujan abu, masyarakat juga diimbau memakai masker bila keluar rumah untuk mengurangi dampak kesehatan dari abu vulkanik. Mengamankan sarana air bersih serta membersihkan atap rumah dari abu vulkanik yang lebat agar tidak roboh.

Diketahui status Gunung Sinabung berada pada Level III (Siaga) sejak 20 Mei 2019 hingga saat ini. Data dari kementerian ESDM, tercatat telah mengalami erupsi sebanyak 22 kali.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumut, Riadil Akhir Lubis, meminta masyarakat yang berada dan bermukim di dekat sungai-sungai yang berhulu di Gunung Sinabung, agar tetap waspada terhadap bahaya lahar.

“Sesuai laporan dalam situs resmi Kementerian ESDM, masyarakat dan pengunjung agar tidak melakukan aktivitas pada desa-desa yang sudah direlokasi, serta lokasi di dalam radius radial 3 Km dari puncak Gunung Sinabung, serta radius sektoral 5 Km untuk sektor selatan-timur dan 4 Km untuk sektor timur-utara,” lanjut dia.

Banjir Lahar Dingin

Hujan deras yang mengguyur Kabupaten Karo seminggu belakangan ini, menyebabkan banjir lahar dingin. Banjir bercampur material lumpur, batu dan kayu ini menerjang beberapa desa yang berada di sekitar lereng gunung Sinabung, Sabtu (22/8) siang.

Dampak terparah banjir lahar dingin ini terjadi di Desa Sukatendel, Kecamatan Tiganderket, Kabupaten Karo. Material lahar dingin meluber dari atas jembatan atau sabo dam yang dibangun oleh PT. PP di Desa Sukatendel. Akibatnya, akses jalan penghubung tiga kecamatan sempat terputus.

Supaya jalan bisa dilalui kembali, personel dari Koramil 05/Payung dan personel Polsek Tiganderket dibantu para relawan dan warga sekitar bahu membahu melakukan normalisasi secara manual. “Mudah-mudahan sebentar lagi sudah bisa diatasi,”kata Kapolsek Tiganderket, AKP Jansen Bangun.

Di tempat terpisah, Komandan Satuan Tugas (Dansatgas) Gunung Sinabung, Letkol Kav Yuli Eko Hadiyanto, S.Sos mengatakan, sampai Sabtu malam banjir masih terjadi. “Jadi saya imbau kepada masyarakat agar jangan memasuki ke zona merah Gunung Sinabung. Apalagi mau memasuki ke aliran sungai Lau Borus. Sekali lagi saya imbau kepada masyarakat maupun tamu wisata agar jangan memasuki ke zona merah,” imbau Dansatgas Gunung Sinabung dan juga menjabat Dandim 0205/TK.

Kalau akses anda terganggu karena material-material yang menutupi di badan jalan, alat berat milik Pemkab Karo sudah diturunkan. Jadi sekali saya katakan, agar jangan mendekati aliran sungai. Karena sampai detik ini masih terjadi hujan di atas puncak sana. Tidak kecil kemungkinan akan ada lagi lahar dingin dari puncak,” ucap Letkol Kav Yuli Eko Hadiyanto.

Adapun desa–desa yang terparah dampak dari aliran lahar dingin ini meliputi Desa Perbaji, Desa Kuta Mbaru dan Desa Sukatendel (tepatnya di jalan lintas antara Kecamatan Tiganderket–Kecamatan Kutabuluh) yang sempat tidak bisa dilewati kendaraan roda 2 (dua) dan roda 4 (empat) selama kurang lebih 2 jam.

Bupati Karo Terkelin Brahmana SH,MH didampingi Kapolres Karo, AKBP. Yustinus Setyo Indriono SH, S.IK , Dandim 0205/TK, Letkol. Kav. Eko Hadiyanto, S.Sos, BPBD Kabupaten Karo dan Kadis PUPR Kabupaten Karo, telah meninjau ke lokasi aliran lahar dingin di Desa Sukatendel.

Melihat banyaknya material batu dan kayu yang menyumbat saluran lahar dingin Sinabung, Bupati Karo langsung memerintahkan BPBD Karo, Dinas PUPR Kabupaten Karo segera menurunkan 4 unit alat berat ke lokasi, guna membersihkan material yang tersumbat dan menumpuk di sejumlah jalan/jembatan perlintasan aliran lahar dingin.

Hingga Minggu (23/8) sore, alat berat Pemkab Karo dibantu warga masih berusaha membersihkan tumpukan material lahar dingin dan sempat menutup akses jalan di tiga kecamatan. Langkah ini dilakukan, agar jalur yang menghubungkan Kecamatan Payung, Tiga Nderket dan Kutabuluh bagi warga yang melintas bisa normal kembali. Selain itu warga yang akan menjual hasil pertanian ke Kabanjahe dan Berastagi, juga bisa seperti biasa kembali.

Namun tiga lokasi yang menjadi titik rawan ketika lahar dingin datang, di antaranya Titi Lau Borus, Lua Bekerah dan titi di Desa. Sukatendel. Warga dihimbau tidak melakukan aktifitas di sepanjang bantaran aliran sungai itu.

Bersihkan Lahan

Sesuai arahan Gubsu Edy Rahmayadi, ujar Riadil, seluruh jajaran pemerintahan dan Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) untuk bersatu padu, merumuskan perbaikan ekonomi pada masyarakat Karo yang kembali terdampak erupsi Gunung Sinabung. Lahan pertanian yang merupakan sumber penghasilan masyarakat yang hancur terimbas debu vulkanik segera dibersihkan dengan blower.

“Pak gubernur telah sampaikan, ada sekitar 1.300 hektare lahan yang akan kita bersihkan dengan blower. Kemudian cara lainnya berdasarkan usulan Pangdam I/BB dengan melakukan rekayasa cuaca untuk membersihkan lahan,” katanya

Gubsu pada kunjungan pekan lalu ke Tanah Karo, juga telah meminta Dandim dan Kapolres, bersama pemda untuk segera membersihkan tempat ibadah, jalan serta lainnya yang tertutup debu vulkanik. TNI dan Polri diharapkan pula segera membagikan bantuan 50.000 masker dari Pemprov Sumut pada masyarakat. Karena selain debu vulkanik, masyarakat di seputaran Gunung Sinabung juga harus mewaspadai pandemi Covid-19.

“Paling terpenting adalah, kita tak pernah bosan mengimbau agar masyarakat tidak masuk ke zona merah radius 5 Km tersebut,” pungkasnya.

Didesak Kucurkan Bantuan

Ketua DPRD Sumut, Baskami Ginting, mendesak Gubernur Edy segera mengucurkan bantuan modal dari APBD Sumut 2020 kepada petani di empat kecamatan (Kecamatan Namanteran, Merdeka, Dolat Rayat dan Berastagi) Kabupaten Karo. Terutama bagi petani pemilik lahan 1,483 hektare yang hancur diterjang abu vulkanik erupsi Sinabung.

“Saat ini petani Karo di empat kecamatan itu benar-benar tersungkur diterjang erupsi Gunung Sinabung dan pandemi Covid-19. Petani mengalami rugi besar dan saat ini di ambang kebangkrutan, karena 23 jenis holtikultura mereka yang sudah siap panen luluh lantak oleh abu vulkanik,” katanya.

Menurut dia, sebelum terjadi erupsi yang memuntahkan debunya, petani Karo juga sudah ‘megap-megap’ akibat harga hortikultura anjlok di masa pandemi Covid-19. Kini musibah kembali menerjang mereka, sehingga petani benar-benar bangkrut dan sangat membutuhkan bantuan modal dari pemerintah.

“Di sini kita mengingatkan gubernur Sumut untuk segera memerintahkan OPD-nya mengalokasikan bantuan modal kepada petani yang terkena erupsi Sinabung melalui anggaran refocusing tahap II, agar petani bisa kembali menggeliatkan ekonominya,” ucap politisi PDI Perjuangan.

“Petani Karo harus diselamatkan, jangan biarkan mereka sendiri meratapi nasibnya. Kita berharap di saat-saat seperti ini Pemprov Sumut dan menteri Pertanian hadir membantu. Jika hanya mengandalkan bantuan APBD Karo yang jumlahnya sangat sedikit, tidak akan mampu bangkitkan ekonomi petani,” tambahnya.

Gelar Doa Bersama

Mencermati aktivitas erupsi Gunung Sinabung yang meningkat, Pemerintah Karo bersama lintas agama, berencana akan menggelar doa bersama.

“Jadi selain usaha lahiriah yang dilakukan, juga harus dibarengi dengan doa. Sesuai pesan Pak Gubsu, pekerjaan yang kita lakukan selama ini akan lebih berhasil jika didukung dengan doa bersama,” ungkap Bupati Karo Terkelin Brahmana, usai menggelar rapat koordinasi di Posko Penanganan Bencana Erupsi Gunung Sinabung di Koramil 04/SE, Desa Ndokum Siroga Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Karo, Rabu (19/8).

Hadir dalam rapat koordinasi itu Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Sumatera Utara, Riadil Akhir Lubis, Dansatgas Penanganan Bencana Erupsi Sinabung yang juga Dandim 0205/TK, Letkol Kav Yuli Eko Hadiyanto, Kapolres Tanah Karo AKBP Setyo Indriono, Ketua Umum Moderamen GBKP, Pdt Agustinus Purba STh, tokoh MUI, NU, Muhammadiyah, perwakilan tokoh adat dan BPBD.

Dikatakan Terkelin, Pemkab Karo bersama TNI, Polri dan tokoh lintas agama, tokoh adat berencana bersatu padu menggelar doa bersama di awal September 2020. “Dengan harapan kasih dan kemurahan Tuhan Yang Maha Esa, agar erupsi Gunung Sinabung segera selesai dan vaksin corona segera ditemukan,” ujarnya.

Dandim 0205/TK, Letkol Kav Yuli Eko Hardianto mengakui dalam beberapa hari terakhir aktivitas Gunung Sinabung meningkat. “Ribuan hektar lahan pertanian rusak karena paparan abu vulkanik dan mengganggu aktivitas warga,” katanya.

Eko mengungkapkan, TNI, Polri bersama Pemkab Karo terus berkoordinasi untuk mengatasi dampak erupsi Gunung Sinabung, terutama abu vulkanik di sejumlah wilayah. “Dengan melakukan kegiatan penyiraman dan pembersihan abu vulkanik Sinabung terutama ke daerah sekitar lereng Gunung Sinabung,” ujarnya.

Hingga Minggu 23 Agustus 2020, aktivitas erupsi Gunung Sinabung, berstatus level III (siaga), masih terjadi. Tercatat dua kali erupsi Gunung Sinabung. Pertama sekitar pukul 07.41 WB, dan pukul 12.00 WIB. (mag-1/deo/prn)

Waspada Banjir Lahar Dingin

LAHAR DINGIN Banjir lahar dingin Sinabung memutus jalan yang menghubungkan tiga kecamatan di Kabupaten Karo, Sumatera Utara, Sabtu (22/8).
LAHAR DINGIN Banjir lahar dingin Sinabung memutus jalan yang menghubungkan tiga kecamatan di Kabupaten Karo, Sumatera Utara, Sabtu (22/8).

KARO. SUMUTPOS.CO – Selama dua pekan terakhir, Gunung Sinabung di Kabupaten Karo, Sumatera Utara (Sumut) tercatat telah 22 kali erupsi. Erupsi Sinabung tahun ini pertama kali terjadi pada Sabtu (8/8). Saat itu terjadi dua kali erupsi. Erupsi terus terjadi dan berulang pada Minggu (23/8) sebanyak dua kali. Yakni pukul 07.41 WIB dan pukul 12.00 WIB. Masyarakat diminta tidak melakukan aktivitas pada radius 5 kilometer dari gunung.

ERUPSI kemarin terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 25 mm dan durasi sekitar 12 menit 27 detik.

“Asap kawah teramati berwarna putih dan kelabu dengan intensitas sedang hingga tebal dan tinggi 100-700 m di atas puncak kawah. Awan panas memiliki jarak luncur 1.500 meter mengarah ke timur dan tenggara, dan tremor terus menerus diikuti dengan keluarnya abu vulkanik,” kata Forecaster Badan Meteorologi, Klimatologi , dan Geofisika (BMKG) Wilayah I Medan, Endah Paramita, Minggu (23/8).

Berdasarkan pengamatan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) pada pukul 12.00 WIB, cuaca di sekitar Gunung Sinabung cerah dan berawan. Arah angin bertiup lemah ke arah timur laut dan selatan. Dan tidak berdampak ke Kota Medan.

Suhu udara mencapai 16 hingga 28 derajat celcius. Terdeteksi pula kabut di sekitarnya.

“Saat ini tingkat aktivitas Gunung Sinabung di level 3 (siaga). Diimbau agar masyarakat dan pengunjung/wisatawan tidak melakukan aktivitas pada desa-desa yang sudah direlokasi. Warga diminta tidak melakukan aktivitas pada radius 5 kilometer dari gunung,” imbaunya.

Jika terjadi hujan abu, masyarakat juga diimbau memakai masker bila keluar rumah untuk mengurangi dampak kesehatan dari abu vulkanik. Mengamankan sarana air bersih serta membersihkan atap rumah dari abu vulkanik yang lebat agar tidak roboh.

Diketahui status Gunung Sinabung berada pada Level III (Siaga) sejak 20 Mei 2019 hingga saat ini. Data dari kementerian ESDM, tercatat telah mengalami erupsi sebanyak 22 kali.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumut, Riadil Akhir Lubis, meminta masyarakat yang berada dan bermukim di dekat sungai-sungai yang berhulu di Gunung Sinabung, agar tetap waspada terhadap bahaya lahar.

“Sesuai laporan dalam situs resmi Kementerian ESDM, masyarakat dan pengunjung agar tidak melakukan aktivitas pada desa-desa yang sudah direlokasi, serta lokasi di dalam radius radial 3 Km dari puncak Gunung Sinabung, serta radius sektoral 5 Km untuk sektor selatan-timur dan 4 Km untuk sektor timur-utara,” lanjut dia.

Banjir Lahar Dingin

Hujan deras yang mengguyur Kabupaten Karo seminggu belakangan ini, menyebabkan banjir lahar dingin. Banjir bercampur material lumpur, batu dan kayu ini menerjang beberapa desa yang berada di sekitar lereng gunung Sinabung, Sabtu (22/8) siang.

Dampak terparah banjir lahar dingin ini terjadi di Desa Sukatendel, Kecamatan Tiganderket, Kabupaten Karo. Material lahar dingin meluber dari atas jembatan atau sabo dam yang dibangun oleh PT. PP di Desa Sukatendel. Akibatnya, akses jalan penghubung tiga kecamatan sempat terputus.

Supaya jalan bisa dilalui kembali, personel dari Koramil 05/Payung dan personel Polsek Tiganderket dibantu para relawan dan warga sekitar bahu membahu melakukan normalisasi secara manual. “Mudah-mudahan sebentar lagi sudah bisa diatasi,”kata Kapolsek Tiganderket, AKP Jansen Bangun.

Di tempat terpisah, Komandan Satuan Tugas (Dansatgas) Gunung Sinabung, Letkol Kav Yuli Eko Hadiyanto, S.Sos mengatakan, sampai Sabtu malam banjir masih terjadi. “Jadi saya imbau kepada masyarakat agar jangan memasuki ke zona merah Gunung Sinabung. Apalagi mau memasuki ke aliran sungai Lau Borus. Sekali lagi saya imbau kepada masyarakat maupun tamu wisata agar jangan memasuki ke zona merah,” imbau Dansatgas Gunung Sinabung dan juga menjabat Dandim 0205/TK.

Kalau akses anda terganggu karena material-material yang menutupi di badan jalan, alat berat milik Pemkab Karo sudah diturunkan. Jadi sekali saya katakan, agar jangan mendekati aliran sungai. Karena sampai detik ini masih terjadi hujan di atas puncak sana. Tidak kecil kemungkinan akan ada lagi lahar dingin dari puncak,” ucap Letkol Kav Yuli Eko Hadiyanto.

Adapun desa–desa yang terparah dampak dari aliran lahar dingin ini meliputi Desa Perbaji, Desa Kuta Mbaru dan Desa Sukatendel (tepatnya di jalan lintas antara Kecamatan Tiganderket–Kecamatan Kutabuluh) yang sempat tidak bisa dilewati kendaraan roda 2 (dua) dan roda 4 (empat) selama kurang lebih 2 jam.

Bupati Karo Terkelin Brahmana SH,MH didampingi Kapolres Karo, AKBP. Yustinus Setyo Indriono SH, S.IK , Dandim 0205/TK, Letkol. Kav. Eko Hadiyanto, S.Sos, BPBD Kabupaten Karo dan Kadis PUPR Kabupaten Karo, telah meninjau ke lokasi aliran lahar dingin di Desa Sukatendel.

Melihat banyaknya material batu dan kayu yang menyumbat saluran lahar dingin Sinabung, Bupati Karo langsung memerintahkan BPBD Karo, Dinas PUPR Kabupaten Karo segera menurunkan 4 unit alat berat ke lokasi, guna membersihkan material yang tersumbat dan menumpuk di sejumlah jalan/jembatan perlintasan aliran lahar dingin.

Hingga Minggu (23/8) sore, alat berat Pemkab Karo dibantu warga masih berusaha membersihkan tumpukan material lahar dingin dan sempat menutup akses jalan di tiga kecamatan. Langkah ini dilakukan, agar jalur yang menghubungkan Kecamatan Payung, Tiga Nderket dan Kutabuluh bagi warga yang melintas bisa normal kembali. Selain itu warga yang akan menjual hasil pertanian ke Kabanjahe dan Berastagi, juga bisa seperti biasa kembali.

Namun tiga lokasi yang menjadi titik rawan ketika lahar dingin datang, di antaranya Titi Lau Borus, Lua Bekerah dan titi di Desa. Sukatendel. Warga dihimbau tidak melakukan aktifitas di sepanjang bantaran aliran sungai itu.

Bersihkan Lahan

Sesuai arahan Gubsu Edy Rahmayadi, ujar Riadil, seluruh jajaran pemerintahan dan Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) untuk bersatu padu, merumuskan perbaikan ekonomi pada masyarakat Karo yang kembali terdampak erupsi Gunung Sinabung. Lahan pertanian yang merupakan sumber penghasilan masyarakat yang hancur terimbas debu vulkanik segera dibersihkan dengan blower.

“Pak gubernur telah sampaikan, ada sekitar 1.300 hektare lahan yang akan kita bersihkan dengan blower. Kemudian cara lainnya berdasarkan usulan Pangdam I/BB dengan melakukan rekayasa cuaca untuk membersihkan lahan,” katanya

Gubsu pada kunjungan pekan lalu ke Tanah Karo, juga telah meminta Dandim dan Kapolres, bersama pemda untuk segera membersihkan tempat ibadah, jalan serta lainnya yang tertutup debu vulkanik. TNI dan Polri diharapkan pula segera membagikan bantuan 50.000 masker dari Pemprov Sumut pada masyarakat. Karena selain debu vulkanik, masyarakat di seputaran Gunung Sinabung juga harus mewaspadai pandemi Covid-19.

“Paling terpenting adalah, kita tak pernah bosan mengimbau agar masyarakat tidak masuk ke zona merah radius 5 Km tersebut,” pungkasnya.

Didesak Kucurkan Bantuan

Ketua DPRD Sumut, Baskami Ginting, mendesak Gubernur Edy segera mengucurkan bantuan modal dari APBD Sumut 2020 kepada petani di empat kecamatan (Kecamatan Namanteran, Merdeka, Dolat Rayat dan Berastagi) Kabupaten Karo. Terutama bagi petani pemilik lahan 1,483 hektare yang hancur diterjang abu vulkanik erupsi Sinabung.

“Saat ini petani Karo di empat kecamatan itu benar-benar tersungkur diterjang erupsi Gunung Sinabung dan pandemi Covid-19. Petani mengalami rugi besar dan saat ini di ambang kebangkrutan, karena 23 jenis holtikultura mereka yang sudah siap panen luluh lantak oleh abu vulkanik,” katanya.

Menurut dia, sebelum terjadi erupsi yang memuntahkan debunya, petani Karo juga sudah ‘megap-megap’ akibat harga hortikultura anjlok di masa pandemi Covid-19. Kini musibah kembali menerjang mereka, sehingga petani benar-benar bangkrut dan sangat membutuhkan bantuan modal dari pemerintah.

“Di sini kita mengingatkan gubernur Sumut untuk segera memerintahkan OPD-nya mengalokasikan bantuan modal kepada petani yang terkena erupsi Sinabung melalui anggaran refocusing tahap II, agar petani bisa kembali menggeliatkan ekonominya,” ucap politisi PDI Perjuangan.

“Petani Karo harus diselamatkan, jangan biarkan mereka sendiri meratapi nasibnya. Kita berharap di saat-saat seperti ini Pemprov Sumut dan menteri Pertanian hadir membantu. Jika hanya mengandalkan bantuan APBD Karo yang jumlahnya sangat sedikit, tidak akan mampu bangkitkan ekonomi petani,” tambahnya.

Gelar Doa Bersama

Mencermati aktivitas erupsi Gunung Sinabung yang meningkat, Pemerintah Karo bersama lintas agama, berencana akan menggelar doa bersama.

“Jadi selain usaha lahiriah yang dilakukan, juga harus dibarengi dengan doa. Sesuai pesan Pak Gubsu, pekerjaan yang kita lakukan selama ini akan lebih berhasil jika didukung dengan doa bersama,” ungkap Bupati Karo Terkelin Brahmana, usai menggelar rapat koordinasi di Posko Penanganan Bencana Erupsi Gunung Sinabung di Koramil 04/SE, Desa Ndokum Siroga Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Karo, Rabu (19/8).

Hadir dalam rapat koordinasi itu Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Sumatera Utara, Riadil Akhir Lubis, Dansatgas Penanganan Bencana Erupsi Sinabung yang juga Dandim 0205/TK, Letkol Kav Yuli Eko Hadiyanto, Kapolres Tanah Karo AKBP Setyo Indriono, Ketua Umum Moderamen GBKP, Pdt Agustinus Purba STh, tokoh MUI, NU, Muhammadiyah, perwakilan tokoh adat dan BPBD.

Dikatakan Terkelin, Pemkab Karo bersama TNI, Polri dan tokoh lintas agama, tokoh adat berencana bersatu padu menggelar doa bersama di awal September 2020. “Dengan harapan kasih dan kemurahan Tuhan Yang Maha Esa, agar erupsi Gunung Sinabung segera selesai dan vaksin corona segera ditemukan,” ujarnya.

Dandim 0205/TK, Letkol Kav Yuli Eko Hardianto mengakui dalam beberapa hari terakhir aktivitas Gunung Sinabung meningkat. “Ribuan hektar lahan pertanian rusak karena paparan abu vulkanik dan mengganggu aktivitas warga,” katanya.

Eko mengungkapkan, TNI, Polri bersama Pemkab Karo terus berkoordinasi untuk mengatasi dampak erupsi Gunung Sinabung, terutama abu vulkanik di sejumlah wilayah. “Dengan melakukan kegiatan penyiraman dan pembersihan abu vulkanik Sinabung terutama ke daerah sekitar lereng Gunung Sinabung,” ujarnya.

Hingga Minggu 23 Agustus 2020, aktivitas erupsi Gunung Sinabung, berstatus level III (siaga), masih terjadi. Tercatat dua kali erupsi Gunung Sinabung. Pertama sekitar pukul 07.41 WB, dan pukul 12.00 WIB. (mag-1/deo/prn)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/