34.5 C
Medan
Friday, May 3, 2024

Jauhi Zona Merah Sinabung

RUSAK: Anggota DPRD Karo, Imanuel Sembiring melihat tanaman kentang milik warga yang rusak akibat debu vulkanik, Selasa (11/8). Pemprovsu akan memberi bantuan bibit kepada petani di Karo yang terdampak abu vulkanik Sinabung.
RUSAK: Anggota DPRD Karo, Imanuel Sembiring melihat tanaman kentang milik warga yang rusak akibat debu vulkanik, Selasa (11/8). Pemprovsu akan memberi bantuan bibit kepada petani di Karo yang terdampak abu vulkanik Sinabung.

KARO, SUMUTPOS.CO – Pemprov Sumut meminta warga tidak masuk ke zona merah yang ada di sekitar Gunung Sinabung. Ini penting, guna mengantisipasi potensi awan panas yang kembali ‘dimuntahkan’ gunung merapi aktif tersebut. Sebab, hingga kini masih ada warga yang mencuri-curi kesempatan untuk bisa masuk ke zona merah.

“ARAHAN bapak gubernur, yang pertama selamatkan rakyat dari debu, termasuk secara de facto itu masih berladang, jadi harus dikeluarkan. Kedua, dirikan posko termasuk dapur umum, itu udah semalam. Kemudian berikan masker, kemarin saya kirim 20 ribu, hari ini saya kirim 50 ribu, besok itu rencana 100 ribu lagi dari BNPB. Cukuplah untuk satu kabupaten,” kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumut, Riadil Akhir Lubis menjawab wartawan di Rumah Dinas Gubsu, Jalan Sudirman Medan, Rabu (12/8).

Disebut dia, Gunung Sinabung masih berada di level III atau siaga. TNI dan Polri disebut dia juga telah siap mengevakuasi warga yang berada di zona merah. “Jadi dia masih levelnya itu siaga, level III. Belum diturunkan status sejak 2018. Tentunya kami minta ada yang harus dipatuhi, itu zona merah, jangan lagi didatangi. Sebab kita lihat saudara-saudara kita masih ada yang bertani di situ. Curi-curi (masuk ke zona merah Gunung Sinabung). Sulit mengendalikan. Karena TNI juga punya keterbatasan menjaga portal. Mereka masuk dari jalan tikus,” ungkapnya.

Riadil mengatakan pihaknya sudah menyiapkan tempat jika warga harus mengungsi. Selain tempat pengungsian, pihaknya juga sudah menyiapkan masker untuk warga agar terhindar dari abu.

“Saya sebagai BPBD provinsi meminta kepada Dansatgas Sinabung, kebetulan ditangani pak Dandim, untuk bisa menarik itu semua, mengeluarkan orang dari zona merah. Karena awan panas bisa saja tiba-tiba datang. Di radius 5 km. Kalaupun nanti terjadi awan panas, erupsi, nanti kita bisa langsung evakuasi,” terangnya.

Hingga kini, diakuinya belum ada korban jiwa akibat erupsi Sinabung. Namun dia mengatakan ada warga yang dirawat karena terserang penyakit pernapasan. “Tidak ada yang meninggal. Yang ISPA pasti ada. Saya ke sana buka masker saja pedih mata. Iya, dirawat, sudah disiapkan puskesmas,” katanya.

Pemprov melalui instansi terkait juga akan memberi bantuan bibit atas tanaman yang gagal panen dan rusak, dampak abu vulkanik Sinabung. “Semalam saya ke sana bersama Pak Dahler (Kadis TPH Sumut), melihat banyak sekali tanaman warga yang layu dan rusak bahkan banyak yang gagal panen akibat erupsi itu. Menurut beliau nanti kita akan mengganti bibit tanaman untuk petani di sana, terutama yang terdampak abu vulkanik,” pungkasnya.

Ketua DPRD Sumut Baskami Ginting minta Gubenur Edy Rahmayadi mengimbau pemda terdekat dengan Kabupaten Karo, memberi bantuan meminjamkan mobil pemadam kebakaran guna membersihkan tumpukan debu vulkanik hasil erupsi Gunung Sinabung. “Saat ini Kabupaten Karo butuh bantuan untuk membersihkan tumpukan debu vulkanik erupsi Gunung Sinabung, seperti mobil damkar bisa digunakan, tapi mobil damkar Pemkab Karo hanya beberapa unit tidak mampu membersihkan semua wilayah di Karo yang terkena hujan debu vulkanik,” katanya.

Menurutnya, mobil damkar harus lebih banyak jumlahnya dikerahkan untuk membersihkan tumpukan debu vulkanik yang sangat mengganggu masyarakat. Beberapa kabupaten yang berdekatan dengan Karo memiliki mobil damkar dapat dimanfaatkan untuk membantu membersihkan debu vulkanik tersebut. “Di sini kita minta Gubsu menghimbau mereka agar mengerahkan mobil damkarnya,” katanya.

Selain menutupi areal pertanian milik warga, ungkap dia, abu vulkanik pun membuat kondisi jalan dan pemukiman penduduk menjadi berlumpur. “Kondisi yang memprihatinkan itu, kabupaten/kota yang bertetangga dengan Karo perlu segera memberikan bantuan ikut membersihkan debu vulkanik dengan menggunakan mobil damkar masing-masing dan tak kalah pentinnya membantu penyediaan masker dan sembako bagi warga,” ujarnya.

Dalam kondisi sekarang, pihaknya minta masyarakat Karo khususnya di wilayah jatuhnya abu vulkanik harus memakai masker agar debu yang berterbangan tidak mengganggu pernapasan, karena Gunung Sinabung kembali erupsi menimbulkan kekhawatiran masyarakat.

Sementara itu, pasca erupsi kemarin, hingga kini gunung Sinabung masih terlihat tenang. Meski demikian, Kepala Pos Pemantau Gunung Sinabung Armen Putra tetap mengingatkan warga tetap waspada dan tidak memasuki zona merah.

Armen mengatakan, saat ini Gunung Sinabung status level III (siaga) dengan rekomendasi masyarakat dan pengunjung/wisatawan tidak boleh melakukan aktivitas di desa-desa yang sudah direlokasi, lokasi radius 3 Km dari puncak Gunung Sinabung, radius sektoral 5 Km untuk sektor Selatan-Timur, dan 4 Km untuk sektor Timur-Utara. “Karena sewaktu-waktu gunung Sinabung ini bisa erupsi kembali,” katanya. (prn/deo)

RUSAK: Anggota DPRD Karo, Imanuel Sembiring melihat tanaman kentang milik warga yang rusak akibat debu vulkanik, Selasa (11/8). Pemprovsu akan memberi bantuan bibit kepada petani di Karo yang terdampak abu vulkanik Sinabung.
RUSAK: Anggota DPRD Karo, Imanuel Sembiring melihat tanaman kentang milik warga yang rusak akibat debu vulkanik, Selasa (11/8). Pemprovsu akan memberi bantuan bibit kepada petani di Karo yang terdampak abu vulkanik Sinabung.

KARO, SUMUTPOS.CO – Pemprov Sumut meminta warga tidak masuk ke zona merah yang ada di sekitar Gunung Sinabung. Ini penting, guna mengantisipasi potensi awan panas yang kembali ‘dimuntahkan’ gunung merapi aktif tersebut. Sebab, hingga kini masih ada warga yang mencuri-curi kesempatan untuk bisa masuk ke zona merah.

“ARAHAN bapak gubernur, yang pertama selamatkan rakyat dari debu, termasuk secara de facto itu masih berladang, jadi harus dikeluarkan. Kedua, dirikan posko termasuk dapur umum, itu udah semalam. Kemudian berikan masker, kemarin saya kirim 20 ribu, hari ini saya kirim 50 ribu, besok itu rencana 100 ribu lagi dari BNPB. Cukuplah untuk satu kabupaten,” kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumut, Riadil Akhir Lubis menjawab wartawan di Rumah Dinas Gubsu, Jalan Sudirman Medan, Rabu (12/8).

Disebut dia, Gunung Sinabung masih berada di level III atau siaga. TNI dan Polri disebut dia juga telah siap mengevakuasi warga yang berada di zona merah. “Jadi dia masih levelnya itu siaga, level III. Belum diturunkan status sejak 2018. Tentunya kami minta ada yang harus dipatuhi, itu zona merah, jangan lagi didatangi. Sebab kita lihat saudara-saudara kita masih ada yang bertani di situ. Curi-curi (masuk ke zona merah Gunung Sinabung). Sulit mengendalikan. Karena TNI juga punya keterbatasan menjaga portal. Mereka masuk dari jalan tikus,” ungkapnya.

Riadil mengatakan pihaknya sudah menyiapkan tempat jika warga harus mengungsi. Selain tempat pengungsian, pihaknya juga sudah menyiapkan masker untuk warga agar terhindar dari abu.

“Saya sebagai BPBD provinsi meminta kepada Dansatgas Sinabung, kebetulan ditangani pak Dandim, untuk bisa menarik itu semua, mengeluarkan orang dari zona merah. Karena awan panas bisa saja tiba-tiba datang. Di radius 5 km. Kalaupun nanti terjadi awan panas, erupsi, nanti kita bisa langsung evakuasi,” terangnya.

Hingga kini, diakuinya belum ada korban jiwa akibat erupsi Sinabung. Namun dia mengatakan ada warga yang dirawat karena terserang penyakit pernapasan. “Tidak ada yang meninggal. Yang ISPA pasti ada. Saya ke sana buka masker saja pedih mata. Iya, dirawat, sudah disiapkan puskesmas,” katanya.

Pemprov melalui instansi terkait juga akan memberi bantuan bibit atas tanaman yang gagal panen dan rusak, dampak abu vulkanik Sinabung. “Semalam saya ke sana bersama Pak Dahler (Kadis TPH Sumut), melihat banyak sekali tanaman warga yang layu dan rusak bahkan banyak yang gagal panen akibat erupsi itu. Menurut beliau nanti kita akan mengganti bibit tanaman untuk petani di sana, terutama yang terdampak abu vulkanik,” pungkasnya.

Ketua DPRD Sumut Baskami Ginting minta Gubenur Edy Rahmayadi mengimbau pemda terdekat dengan Kabupaten Karo, memberi bantuan meminjamkan mobil pemadam kebakaran guna membersihkan tumpukan debu vulkanik hasil erupsi Gunung Sinabung. “Saat ini Kabupaten Karo butuh bantuan untuk membersihkan tumpukan debu vulkanik erupsi Gunung Sinabung, seperti mobil damkar bisa digunakan, tapi mobil damkar Pemkab Karo hanya beberapa unit tidak mampu membersihkan semua wilayah di Karo yang terkena hujan debu vulkanik,” katanya.

Menurutnya, mobil damkar harus lebih banyak jumlahnya dikerahkan untuk membersihkan tumpukan debu vulkanik yang sangat mengganggu masyarakat. Beberapa kabupaten yang berdekatan dengan Karo memiliki mobil damkar dapat dimanfaatkan untuk membantu membersihkan debu vulkanik tersebut. “Di sini kita minta Gubsu menghimbau mereka agar mengerahkan mobil damkarnya,” katanya.

Selain menutupi areal pertanian milik warga, ungkap dia, abu vulkanik pun membuat kondisi jalan dan pemukiman penduduk menjadi berlumpur. “Kondisi yang memprihatinkan itu, kabupaten/kota yang bertetangga dengan Karo perlu segera memberikan bantuan ikut membersihkan debu vulkanik dengan menggunakan mobil damkar masing-masing dan tak kalah pentinnya membantu penyediaan masker dan sembako bagi warga,” ujarnya.

Dalam kondisi sekarang, pihaknya minta masyarakat Karo khususnya di wilayah jatuhnya abu vulkanik harus memakai masker agar debu yang berterbangan tidak mengganggu pernapasan, karena Gunung Sinabung kembali erupsi menimbulkan kekhawatiran masyarakat.

Sementara itu, pasca erupsi kemarin, hingga kini gunung Sinabung masih terlihat tenang. Meski demikian, Kepala Pos Pemantau Gunung Sinabung Armen Putra tetap mengingatkan warga tetap waspada dan tidak memasuki zona merah.

Armen mengatakan, saat ini Gunung Sinabung status level III (siaga) dengan rekomendasi masyarakat dan pengunjung/wisatawan tidak boleh melakukan aktivitas di desa-desa yang sudah direlokasi, lokasi radius 3 Km dari puncak Gunung Sinabung, radius sektoral 5 Km untuk sektor Selatan-Timur, dan 4 Km untuk sektor Timur-Utara. “Karena sewaktu-waktu gunung Sinabung ini bisa erupsi kembali,” katanya. (prn/deo)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/