Sungai Lae Pandaroh Dairi Menciut Diduga Akibat Perambahan Hutan
DAIRI, SUMUTPOS.CO- Debit air Sungai Lae Pandaroh di Desa Sitinjo 1 Kecamatan Sitinjo, Kabupaten Dairi menciut diduga akibat perambahan hutan disepanjang daerah aliran sungai (DAS). Penciutan debit air terlihat disalahsatu aliran sungai tepatnya di jembatan Lae Pandaroh di lintasan Jalan Sidikalang-Dolok Sanggul di Desa Sitinjo I. Pada Kamis (24/9) kemarin, terlihat dasar sungai sudah dangkal.
Sejumlah warga sekitar sungai selaku pemanfaat aliran sungai yang tidak bersedia namanya dipublikasi kepada wartawan, mengatakan, debit air Lae Pandaroh mengecil sejak beberapa tahun terakhir. Bahkan pada saat musim kemarau, kedalaman sungai tinggal beberapa centi meter.
“Pada musim kemarau, bila masuk ke dalam sungai, tinggi air hanya semata kaki. Saat ini, adapun air mengalir disebabkan musim hujan,” ucap mereka yang memanfaatkan aliran sungai untuk mengambil pasir.
Surutnya debit air Sungai Lae Pandaroh disebabkan maraknya perambahan hutan dan pembukaan lahan di sepanjang aliran sungai mulai dari hulu. Pada hal sebelumnya, debit air sangat besar. Airnya merah pada saat musim hujan dan jernih pada saat musim kemarau.
Terpisah, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Dairi, Amper Nainggolan didampingi Kepala Seksi, Rikson Panggabean dikonfirmasi mengatakan, perambahan hutan di Sitinjo akhir- akhir ini marak, sesuai laporan masyarakat.
“Kita sudah menyurati Kepala Kantor Pengelolaan Hutan (KPH) Wilayah XIII Dolok Sanggul, untuk peningkatan pengawasan atas maraknya perambahan hutan di Sitinjo,” ucap mereka.
Amper mengaku belum mengetahui surutnya debit air Sungai Lae Pandaroh. Pihaknya akan turun ke lokasi dan melihat penyebabnya.
“Memang ada pengaruh bila DAS sudah gundul dan maraknya pembukaan lahan di sekitar DAS,” ungkapnya. (rud/ram)