MEDAN, SUMUTPOS.CO – “Jangan pernah merendahkan seorang manusia dan menyusahkan orang lain”, Nasehat itulah yang selalu diingat putera puteri Tamin Sukardi, semasa hidup.
Eddy Tanoto, anak bungsu dari Tamin Sukardi menyatakan selama masa hidupnya, almarhum ayahnya Tamin Sukardi, senantiasa memberikan nasehat dan saran kepada putera-puterinya, termasuk kepada manajemen dan staf perusahaan.
Eddy menyebut, setidaknya ada tujuh poin penting yang selalu mereka ingat dari nasehat Tamin Sukardi, di antaranya jangan pernah merendahkan seorang manusia, apalagi sampai menyusahkan orang lain. Semua hal sudah ditakdirkan, tidak usah memaksakan kehendak hanya untuk menang sendiri.
“Semua nasehat berharga itu masih terngiang dalam ingatan kami, sebagai anak tentu kami akan menjalankan semua nasehat yang disampaikan Bapak. Mohon doanya, semoga kami mampu melaksanakannya,” ujar Eddy Tanoto dalam sambutannya pada acara penghormatan terakhir kepada almarhum Tamin Sukardi di Vihara Suwarnadwipa, Taman Simalem Resort, Kabupaten Karo baru-baru ini.
Eddy mengatakan, sungguh merupakan suatu pukulan yang berat baginya sekeluarga tatkala mendapati kenyataan, bahwa sang bapak betul-betul telah meninggal dunia. Eddy mengaku selama hidupnya, Tamin Sukardi telah memberikan yang terbaik buat keluarga, istri, anak, cucu dan juga semua karyawan dan teman relasinya.
“Beliau mengajarkan kita semua untuk hidup sederhana. Dengan dipanggilnya Pak Tamin menunjukkan bahwa Tuhan sangat mengasihi bapak kami. Dan sekarang, tinggallah kami sebagai keluarga yang akan melanjutkan nilai-nilai kebajikan almarhum yang telah teladankan kepada kami semasa hidupnya,” ungkap Eddy dengan nada sedih.
Ia menyatakan, atas nama keluarga besar Tamin Sukardi mengucapkan syukur dan terima kasih kepada rekan-rekan yang sudah meringankan langkah untuk hadir diacara penghormatan terakhir untuk almarhum bapaknya.
Seorang pengusaha dermawan Tamin Sukardi meninggal di RS Royal Prima Medan, Sabtu (24/10) pagi karena gagal jantung setelah menjalani perawatan Covid-19. Sorenya, jenazah pria berumur 77 tersebut langsung dikremasi di Tanjung Morawa dengan diiringi hujan lebat, seolah alam ikut bersedih atas kepergian seorang tokoh masyarakat sebelum waktunya.
Empat hari setelah meninggalnya Tamin Sukardi, keluarga menggelar acara penghormatan terakhir untuk almarhum di Vihara Suwarnadwipa Taman Simalem Resort. Diiringi isak tangis, ratusan masyarakat multi etnis dari berbagai suku dan agama turut beri penghormatan terakhir kepada almarhum Tamin Sukardi. Mereka yang merupakan karyawan dan kerabat dekat ini datang dari berbagai daerah dengan mematuhi protokol kesehatan ke acara penghormatan terakhir Tamin Sukardi.
Acara yang turut dihadiri Bupati Karo Terkelin Brahmana dan Komandan Kodim 0205/TK Letkol Kav.Eko Yuli Hardianto berlangsung khidmat di tengah hembusan angin yang sejuk dan cuaca yang cerah.
Bupati Karo Terkelin Brahmana menyatakan, sedih telah kehilangan salah satu tokoh pembangunan yang selama ini cukup peduli dengan perkembangan pariwisata di Kabupaten Karo. Terkelin menyatakan, semasa hidupnya, Tamin Sukardi tidak pernah menyombongkan diri atas berbagai prestasi yang pernah diukirnya. Terkelin menyebut diantara prestasi fenomenal yang menunjang kemajuan pariwisata di Karo adalah berdirinya Hotel Sibayak dan Taman Simalem Resort.
“Jasa-jasa almarhum Tamin Sukardi ini bisa diingat sampai anak cucu kita,” kata Terkelin saat menyampaikan sambutan di acara tersebut.
Sementara, Fachruddin Rifai selaku kuasa hukum Tamin Sukardi menyayangkan, diakhir hayat Tamin Sukardi menjadi korban konspirasi dimana proses hukum terhadap almarhum dipaksakan oleh oknum-oknum penguasa. “Bagaimana seorang swasta seperti Tamin Sukardi dapat dihukum sendiri melakukan korupsi aset yang sudah tidak dimiliki PTPN II. Ini pertanyaan yang akan meninggalkan polemik hukum kepada generasi mendatang,” kata Fachruddin sembari menambahkan kasus tanah eks HGU merupakan hal yang sangat mudah diselesaikan, apabila pemerintah mau bersandar kepada undang-undang dan peraturan tentang pertanahan dan BUMN. (ris)