26 C
Medan
Saturday, November 23, 2024
spot_img

Film Karya Mahasiswa UISU Ikut Festival

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Film karya mahasiswa Universitas Islam Sumatera Utara (UISU) berjudul ‘Menuju Cahaya’ mengikuti Festival Film Mahasiswa Indonesia 2020. Dalam kompetisi ini, diikui 130 film karya mahasiswa dari 84 perguruan tinggi se-Indonesia.

FILM: Cover film karya mahasiswa USU berjudul Menuju Cahaya mengikuti Festival Film Mahasiswa Indonesia  2020. bagus/sumutpos.
FILM: Cover film karya mahasiswa USU berjudul Menuju Cahaya mengikuti Festival Film Mahasiswa Indonesia 2020. bagus/sumutpos.

Ratusan film mahasiswa ini, akan berkompetisi untuk mendapatkan award yang akan diumumkan 30 November 2020 mendatang.  Wakil Rektor Bidang kemahasiswaa, Alumni dan Kewirausahaa UISU, Ahmad Bakhori ST. MT menjelaskan bahwa kompetisi ini, adalah langkah awal yang luarbiasa dalam mengeksplor kemampaun dan kreativitas mahasiswa di bidang perfilman.

“Semoga karya mahasiswa UISU yang disutradarai Muhammad Ikhsan diharapkan mampu bersaing dengan film karya mahasiswa-mahasiswa dari perguruan tinggi seluruh Indonesia,” ungkap Ahmad Bakhori, Jumat (20/11).

Pusat Prestasi Nasional Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mengadakan Festival Film Mahasiswa Indonesia (FFMI) dalam rangka mengembangkan kreativitas, minat dan bakat mahasiswa dalam bidang seni  khususnya film. Festival film tahun 2020 ini dimaksudkan untuk mendorong terciptanya mahasiswa yang Kreatif dan Inovatif di dunia perfilman, serta membangun soft skill dengan baik di era Revolusi Industri 4.0 yang dilaksanakan secara daring. 

Mahasiswa UISU yang tergabung dalam komunitas Andal Entertainment dengan pembimbing Sri Wulan, SS, MS (Dosen Fakultas Sastra) ikut berpartisipasi dalam kegiatan FFMI 2020 yang digelar di Institut Informatika dan Bisnis Darmajaya Lampung.

Ahmad Bakhori mengatakan karya dari mahasiswa Andalan Entertaiment  Sastra UISU yang dibuat lebih mengeksplore kondisi sebagian masyarakat Indonesia saat pandemic Covid-19 ini, modal awal untuk persiapan lebih baik lagi di masa mendatang. Pihaknya berharap, momen ini menjadi titik awal tumbuh dan berkembangnya tim-tim kreatif mahasiswa UISU untuk membuat karya-karya futuristik yang konstruktif. 

“Yaitu, karya yang berorientasi pada problem-problem bangsa Indonesia dan solusi-solusi yang ditawarkan untuk menyelesaikan masalah tersebut, yang dikemas dalam karya film. Mahasiswa diharapkan dapat menciptakan karya yang bagus serta bermutu dalam bentuk film dan universitas akan memberikan support guna menumbuh kembangkan kreatifitas mahasiswa,” kata Ahmad Bakhori.

Sementara itu, secara terpisah Muhmmad Ikhsan sebagai sutradara mengatakan bahwa membuat film bukan semata-mata gengsi. “Tetapi merupakan sebuah pengalaman untuk belajar tentang kehidupan karena setiap langkah dalam membuat film merupakan pembelajaran dan penerapan nilai-nilai kemanusiaan,”jelasnya.

Sebab itu, pihaknya berusaha untuk menghasilkan karya seni yang merupakan hasil eksplorasi bersama Adinda Liasna Munthe sebagai penulis skenarionya dengan judul Menuju Cahaya. Film “Menuju Cahaya” yang shootingnya di daerah Kota Medan, dengan para pemain Eka Tri Purnama Sari, Dewan Septian, Tristi Ananda, Evi Oktabiani, Sheren Dwita Cahyani.

Kemudian, Ade Rahmat Kurnia, M Faisal, Muhammad Fauzan dan Farhan. Film dengan kameraman M. Faisal dan editor Anugrah Syafrizar Sihaloho ini, menceritakan Jihan yang awalnya dari keluarga berada ketika Pendemi Covid-19 Ayah Jihan terkena PHK dan Jihan harus menjual masker untuk mencari tambahan untuk ekonominya.  

Muhmmad Ikhsan  menambahkan, untuk kalangan mahasiswa, membuat film pendek sudah merupakan hal yang sangat patut diapresiasi. “Karena membuat film tidaklah mudah dan banyak teknik yang harus dikuasai,” paparnya.  

Dikatakan Ikhsan, setiap film memiliki karakteristiknya masing-masing. “Begitu pun dengan kekurangan dan kelebihannya,” ucap Ikhsan. 

Ia menambahkan, pesan yang terkandung di dalam film cukup berbobot meskipun hanya dengan waktu yang singkat. “Ide dari film yang ikut lomba sudah menarik, hanya teknik yang perlu dibenahi dalam pembuatan film,” kata Iksan.

Seleksi tahap pertama festival Film Mahasiswa Indonesia (FFMI) tahun 2020 dengan tema Optimis Untuk Ibu Pertiwi berlangsung pada 16-21 November 2020 dan diumumkan pada 22 November 2020. Seleksi tahap kedua penjurian final pada 25 – 27 November 2020 dan pengumuman pemenang FFMI 2020 Award 30 November 2020.(gus/ila)

Teks foto: Poster Film Menuju Cahaya

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Film karya mahasiswa Universitas Islam Sumatera Utara (UISU) berjudul ‘Menuju Cahaya’ mengikuti Festival Film Mahasiswa Indonesia 2020. Dalam kompetisi ini, diikui 130 film karya mahasiswa dari 84 perguruan tinggi se-Indonesia.

FILM: Cover film karya mahasiswa USU berjudul Menuju Cahaya mengikuti Festival Film Mahasiswa Indonesia  2020. bagus/sumutpos.
FILM: Cover film karya mahasiswa USU berjudul Menuju Cahaya mengikuti Festival Film Mahasiswa Indonesia 2020. bagus/sumutpos.

Ratusan film mahasiswa ini, akan berkompetisi untuk mendapatkan award yang akan diumumkan 30 November 2020 mendatang.  Wakil Rektor Bidang kemahasiswaa, Alumni dan Kewirausahaa UISU, Ahmad Bakhori ST. MT menjelaskan bahwa kompetisi ini, adalah langkah awal yang luarbiasa dalam mengeksplor kemampaun dan kreativitas mahasiswa di bidang perfilman.

“Semoga karya mahasiswa UISU yang disutradarai Muhammad Ikhsan diharapkan mampu bersaing dengan film karya mahasiswa-mahasiswa dari perguruan tinggi seluruh Indonesia,” ungkap Ahmad Bakhori, Jumat (20/11).

Pusat Prestasi Nasional Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mengadakan Festival Film Mahasiswa Indonesia (FFMI) dalam rangka mengembangkan kreativitas, minat dan bakat mahasiswa dalam bidang seni  khususnya film. Festival film tahun 2020 ini dimaksudkan untuk mendorong terciptanya mahasiswa yang Kreatif dan Inovatif di dunia perfilman, serta membangun soft skill dengan baik di era Revolusi Industri 4.0 yang dilaksanakan secara daring. 

Mahasiswa UISU yang tergabung dalam komunitas Andal Entertainment dengan pembimbing Sri Wulan, SS, MS (Dosen Fakultas Sastra) ikut berpartisipasi dalam kegiatan FFMI 2020 yang digelar di Institut Informatika dan Bisnis Darmajaya Lampung.

Ahmad Bakhori mengatakan karya dari mahasiswa Andalan Entertaiment  Sastra UISU yang dibuat lebih mengeksplore kondisi sebagian masyarakat Indonesia saat pandemic Covid-19 ini, modal awal untuk persiapan lebih baik lagi di masa mendatang. Pihaknya berharap, momen ini menjadi titik awal tumbuh dan berkembangnya tim-tim kreatif mahasiswa UISU untuk membuat karya-karya futuristik yang konstruktif. 

“Yaitu, karya yang berorientasi pada problem-problem bangsa Indonesia dan solusi-solusi yang ditawarkan untuk menyelesaikan masalah tersebut, yang dikemas dalam karya film. Mahasiswa diharapkan dapat menciptakan karya yang bagus serta bermutu dalam bentuk film dan universitas akan memberikan support guna menumbuh kembangkan kreatifitas mahasiswa,” kata Ahmad Bakhori.

Sementara itu, secara terpisah Muhmmad Ikhsan sebagai sutradara mengatakan bahwa membuat film bukan semata-mata gengsi. “Tetapi merupakan sebuah pengalaman untuk belajar tentang kehidupan karena setiap langkah dalam membuat film merupakan pembelajaran dan penerapan nilai-nilai kemanusiaan,”jelasnya.

Sebab itu, pihaknya berusaha untuk menghasilkan karya seni yang merupakan hasil eksplorasi bersama Adinda Liasna Munthe sebagai penulis skenarionya dengan judul Menuju Cahaya. Film “Menuju Cahaya” yang shootingnya di daerah Kota Medan, dengan para pemain Eka Tri Purnama Sari, Dewan Septian, Tristi Ananda, Evi Oktabiani, Sheren Dwita Cahyani.

Kemudian, Ade Rahmat Kurnia, M Faisal, Muhammad Fauzan dan Farhan. Film dengan kameraman M. Faisal dan editor Anugrah Syafrizar Sihaloho ini, menceritakan Jihan yang awalnya dari keluarga berada ketika Pendemi Covid-19 Ayah Jihan terkena PHK dan Jihan harus menjual masker untuk mencari tambahan untuk ekonominya.  

Muhmmad Ikhsan  menambahkan, untuk kalangan mahasiswa, membuat film pendek sudah merupakan hal yang sangat patut diapresiasi. “Karena membuat film tidaklah mudah dan banyak teknik yang harus dikuasai,” paparnya.  

Dikatakan Ikhsan, setiap film memiliki karakteristiknya masing-masing. “Begitu pun dengan kekurangan dan kelebihannya,” ucap Ikhsan. 

Ia menambahkan, pesan yang terkandung di dalam film cukup berbobot meskipun hanya dengan waktu yang singkat. “Ide dari film yang ikut lomba sudah menarik, hanya teknik yang perlu dibenahi dalam pembuatan film,” kata Iksan.

Seleksi tahap pertama festival Film Mahasiswa Indonesia (FFMI) tahun 2020 dengan tema Optimis Untuk Ibu Pertiwi berlangsung pada 16-21 November 2020 dan diumumkan pada 22 November 2020. Seleksi tahap kedua penjurian final pada 25 – 27 November 2020 dan pengumuman pemenang FFMI 2020 Award 30 November 2020.(gus/ila)

Teks foto: Poster Film Menuju Cahaya

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/