JAKARTA, SUMUTPOS.Co – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Salahudin Uno mengatakan, pengelolaan data bisa mendatangkan lebih banyak lagi wisatawan jika dikelola dengan baik. Karena itu, penggunaan teknologi big data sebagai acuan memajukan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif menjadi satu langkah strategis Kemenparekraf.
Sandiaga mencontohkan, melalui big data diketahui minat turis ke Lombok tidak hanya mengunjungi spot-spot wisata unggulan seperti Mandalika atau Gili saja. Tapi ada daerah-daerah lain yang disambangi juga.
“Dari data yang kita dapat, misalnya di NTB, ternyata minat itu bukan hanya di wilayah Mandalika saja. Tapi ada juga minat di Rinjani, Sengigi, dan Sumbawa. Itu kita dapatkan dari big data,” ungkap Sandiaga, dalam keterangan tertulisnya pada JawaPos.com (Grup Sumut Pos).
Tak hanya bisa mengukur minat wisatawan, melalui big data juga diketahui masyarakat dan pemangku kepentingan di Lombok menginginkan status bandara internasional di wilayahnya. Berdasarkan big data, ada peningkatan kunjungan kala ada penerbangan langsung dari dan ke luar negeri.
“Mengenai direct flight, kita cek sesuai, direct flight dari beberapa tempat ke Lombok ini meningkatkan kunjungan wisatawan,” jelas Sandiaga lagi.
Lebih lanjut, Sandiaga mengatakan, penggunaan big data sebagai basis mengambil kebijakan sangat membantu pihaknya dalam memajukan sektor pariwisata di Tanah Air.
“Jika kita mengambil kebijakan berbasis data, menggunakan big data, analytics kita akan sangat terbantu,” pungkasnya. (jpc/saz)
JAKARTA, SUMUTPOS.Co – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Salahudin Uno mengatakan, pengelolaan data bisa mendatangkan lebih banyak lagi wisatawan jika dikelola dengan baik. Karena itu, penggunaan teknologi big data sebagai acuan memajukan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif menjadi satu langkah strategis Kemenparekraf.
Sandiaga mencontohkan, melalui big data diketahui minat turis ke Lombok tidak hanya mengunjungi spot-spot wisata unggulan seperti Mandalika atau Gili saja. Tapi ada daerah-daerah lain yang disambangi juga.
“Dari data yang kita dapat, misalnya di NTB, ternyata minat itu bukan hanya di wilayah Mandalika saja. Tapi ada juga minat di Rinjani, Sengigi, dan Sumbawa. Itu kita dapatkan dari big data,” ungkap Sandiaga, dalam keterangan tertulisnya pada JawaPos.com (Grup Sumut Pos).
Tak hanya bisa mengukur minat wisatawan, melalui big data juga diketahui masyarakat dan pemangku kepentingan di Lombok menginginkan status bandara internasional di wilayahnya. Berdasarkan big data, ada peningkatan kunjungan kala ada penerbangan langsung dari dan ke luar negeri.
“Mengenai direct flight, kita cek sesuai, direct flight dari beberapa tempat ke Lombok ini meningkatkan kunjungan wisatawan,” jelas Sandiaga lagi.
Lebih lanjut, Sandiaga mengatakan, penggunaan big data sebagai basis mengambil kebijakan sangat membantu pihaknya dalam memajukan sektor pariwisata di Tanah Air.
“Jika kita mengambil kebijakan berbasis data, menggunakan big data, analytics kita akan sangat terbantu,” pungkasnya. (jpc/saz)