DAMMAJ- Dua orang santri asal Indonesia kembali tewas di wilayah Dammaj, Yaman, Rabu pekan lalu. Jenazah korban sulit dievakuasi karena pemberontak al-Houthi menembaki mereka yang berusaha menolong.
Sesuai informasi dari satu santri di Dammaj, Abu Fairuz, melalui SMS yang dikirimkan kepada kawannya Ahmad Hasan di Magetan, dua orang yang tewas bernama Muhammad Amin bin Haji Nurdin dan Adam Djauhari, keduanya adalah santri dari Ambon. Mereka adalah satu santri pesantren Darul Hadits yang tewas ditembak di bukit Baroqoh.
Jasad pertama yang berhasil dievakuasi adalah Adam Djauhari dan langsung dikuburkan tanpa dimandikan dan dikafani. Hasan mengatakan, melihat dari kondisi jenazah, mereka disiksa sebelum akhirnya dibunuh.
“Semalam kuburkan kurang lebih 17 jenazah ikhwan yang gugur dalam peperangan 4 hari. Jenazah Adam ada, sedangkan jenazah Amin baru kali ini akan diambil karena lokasi yang sulit,” ucap Abu Fairuz, Senin (12/12).
Sementara itu, paparnya jenazah yang lain dari Aljazair, Rusia, Prancis, Libya, Amerika, Inggris dan Yaman, diperkirakan semuanya berjumlah 21-23 jenazah, sepertinya disiksa sebelum dibunuh.
“Orang Dammaj ada yang berusaha mengambil (jenazah), kena tembak, langsung mati di situ juga,” kata Abu Fairuz. Setelah beberapa hari, akhirnya para santri berhasil mendekati dan mengambil jenazah.
Kabar kematian santri Indonesia dibenarkan oleh Kedutaan Besar RI di ibukota Sanaa. Wakil Duta Besar RI untuk Yaman, Agus Syarif Budiman mengatakan menerima kabar tersebut lima hari yang lalu. Kendati jumlah korban WNI semakin banyak, namun Agus mengaku sulit mengirimkan bantuan.
“KBRI sudah berulangkali minta Kementerian Luar Negeri Yaman untuk ke sana, tapi kata mereka ‘tunggu saja’,” katanya.
Dia mengatakan, kini pemerintah Yaman tidak memberikan izin masuk ke Dammaj karena wilayah tersebut sangat rawan. Di wilayah yang diduduki oleh pemberontak Syiah al-Houthi, pemerintah Yaman juga tidak dapat berbuat apa-apa. (net/jpnn)