MEDAN, SUMUTPOS.CO – Kejadian Ikutan Pascaimunisasi (KIPI) atau vaksinasi Covid-19, disebut minim terjadi. Apabila terjadi, hanya bersifat ringan dan tidak menimbulkan reaksi serius.
Hal itu disampaikan Jubir Satgas Penanganan Covid-19 Sumut, dr Aris Yudhariansyah menanggapi isu beredar, terkait dampak vaksinasi Covid-19. “Minim sekali terjadi KIPI (setelah divaksin Covid-19). Kalaupun ada, hanya bersifat ringan,” ujar Aris kepada wartawan, akhir pekan lalu.
Menurut Aris, KIPI ringan yang dimaksud hanya reaksi lokal, seperti nyeri, kemerahan, bengkak pada bekas suntikan. Reaksi lokal lain yang berat, misalnya selulitis kemudian reaksi sistemik, seperti demam, nyeri otot seluruh tubuh (myalgia), nyeri sendi (arthralgia), badan lemas, dan sakit kepala. Reaksi lainnya seperti reaksi alergi, misalnya, urtikaria, reaksi anafilaksis, hinggga syncope (pingsan). “Begitu juga dengan vaksinasi yang dilakukan kepada lansia, sejauh ini masih aman dan belum ada terjadi reaksi yang fatal,” sebut dia.
Aris menyarankan, sebelum melakukan vaksinasi sebaiknya para lansia melakukan beberapa hal di antaranya makan makanan bergizi, cukup istirahat dan jangan stres. “Jadi, yang terpenting sebelum divaksin yaitu istirahat yang cukup. Selain itu, makan makanan bergizi dan jangan stres karena cukup berpengaruh terhadap imun,” ungkapnya.
Lebih jauh Aris mengatakan, berdasarkan update data vaksinasi Covid-19 per kabupaten/kota Sumut tertanggal 6 Maret, petugas publik yang sudah divaksin dosis 1 mencapai 5.300 orang atau 0,6 persen dari 873.798 target sasaran. Dari 5.300 orang tersebut, paling banyak divaksin dari Batubara 1.126 orang dan Simalungun 1.078 orang. Selebihnya, di bawah angka 1.000 orang. “Sedangkan paling sedikit, yaitu Tebingtinggi 1 orang, Pakpak Bharat 3 orang, Tapanuli Utara 4 orang, dan Labuhanbatu Utara 5 orang. Untuk Medan masih 900 orang, Deliserdang 852 orang, dan Binjai 233 orang,” beber dia.
Terkait masyarakat lansia, sambung Aris, data yang masuk jumlah divaksin masih 59 orang berasal dari Medan. Selain Medan, belum ada lagi yang melaporkan datanya. “Target sasaran vaksinasi terhadap lansia 1.279.122 orang,” sebutnya.
Dia mengaku, mengenai vaksinasi dosis 1 terhadap tenaga kesehatan (nakes) saat ini mencapai 74.726 orang. Jumlah ini sudah lebih target 71.058 sasaran. “Jumlah nakes yang divaksin (dosis 1) lebih dari 100%, karena dari jumlah tersebut termasuk juga nakes lansia. Sedangkan dosis 2 mencapai 73% atau 51.858 nakes,” tukasnya.
RSUP HAM Gelar Vaksinasi Massal Bagi Lansia
Terpisah, Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Haji Adam Malik (HAM) akan menggelar vaksinasi massal bagi masyarakat lansia di atas 60 tahun. Kasubbag Humas RSUP HAM, Rosario Dorothy Simanjuntak (Rosa) menyatakan, untuk mendapatkan vaksin Covid-19 ini masyarakat hanya perlu melakukan registrasi secara online pada link: http://regvaksin.sirsmandiri.com/lansia dan membawa KTP asli. “KTP itu untuk verifikasi karena diregistrasi online ada pemilihan hari dan jam untuk vaksinasi ini. Namun saat ini hanya melayani KTP Medan,” ujarnya.
Kata Rosa, dalam pelaksanaan vaksinasi massal tersebut, pihak rumah sakit hanya membatasi 200 orang penerima vaksin perhari. Hal ini dilakukan sebagai upaya agar tidak terjadi kerumunan. “Kita tetap menerapkan protokol kesehatan (Covid-19) secara ketat. Makanya, supaya tidak terjadi kerumunan tentu dibatasi perhari dan penerima vaksin harus registrasi online,” ungkapnya.
Rosa menyebutkan, pelaksanaan vaksinasi terhadap masyarakat lansia di atas 60 tahun menyesuaikan dengan ketersediaan vaksin yang diberikan Dinas Kesehatan Sumut. “Jadwal vaksinasi sementara ini mulai Senin (8/3) hingga Jumat (12/3). Setelah itu berlanjut atau tidak, kita lihat stok vaksinnya,” sebut dia.
Menurut Rosa, meski masyarakat lansia sudah melakukan registrasi online, belum tentu langsung disuntik vaksin. Artinya, lansia calon penerima vaksin harus melewati proses screening terlebih dahulu. “Setelah regristasi online, bukan berarti langsung divaksin. Mereka harus lolos screening dulu, jika tidak memenuhi syarat maka tidak bisa divaksin,” jelasnya.
Dia melanjutkan, bagi penderita diabetes, harus menyertakan hasil pemeriksaan gula darah terakhir kali. Sedangkan bagi yang mempunyai komorbid, harus terkontrol. “Kami menyiapkan posko screening untuk melakukan pemeriksaan tersebut, apakah memenuhi syarat divaksin atau tidak,” sambung Rosa sembari mengimbau kepada para lansia khususnya di Kota Medan agar ikut program vaksinasi ini untuk mencegah penularan dan penyebaran Covid-19. Sebab, lansia termasuk kelompok yang berisiko terpapar Covid-19. (ris)