ASAHAN, SUMUTPOS.CO – Kementerian PUPR Direktorat PSDA bekerjasama dengan Asian Development Bank (ADB) dan Project Preparation Consultant (PPC) Asahan menggelar Pertemuan Konsultasi Masyarakat Sosialisasi/Kossultasi Publik, Lokakarya dan FGD Pengembangan Sistem Irigasi Asahan Sumatera Utara, Indonesia Phase -1, Rabu (18/3) di Aula Hotel Marina Kisaran.
Tim Leader PPC Asahan melalui Co-Team Leader PPC Asahan, Ir. Edi Wahyono M. Eng, mengatakan dalam rangka menuju kemandirian dan ketahanan pangan, maka pemerintah berupaya mendorong peningkatan produksi padi/beras dalam negeri dengan manfaat, selain pada sektor penghematan devisa nasional juga membuka kesempatan kerja dan mengurangi kemiskinan.
“Kita semua pasti menyadari bahwa tersedianya sistem irigasi yang baik dan handal merupakan syarat mutlak bagi terselenggaranya sistem pangan nasional yang kuat dan penting bagi sebuah negara,”terangnya.
Edi Wahyono berharap dengan kegiatan lokakarya ini, dapat mencapai agenda dan kesepakatan dalam rangkaian sosialisasi pembangunan pengembangan irigasi di Kabupaten Asahan.
Sementara melalui zoom meeting, Kepala Subdit Wilayah I Direktorat Irigasi dan Rawa Parlinggoman Simanungkalit, ST, MPSDA yang mewakili Direktur Irigasi dan Rawa menyampaikan, dalam rangka ekstensifikasi lahan sawah beririgasi teknis, Direktorat Irigasi dan Rawa melakukan kegiatan Development Of Asahan Irrigation System in North Sumatera (Phase I) di Kabupaten Asahan yang merupakan rangkaian studi melalui master plan, studi kelayakan, dan detail desain yang didanai dari Asian Development Bank (ADB).
Sebagaimana diketahui bahwa potensi pengembangan lahan pertanian di Kabupaten Asahan dan sekitarnya telah diidentifikasi sejak tahun 1980-an. Identifikasi awal diperoleh informasi potensi pengembangan mencapai 110.000 hektar. Mengingat adanya perubahan tata guna lahan dan perkembangan yang terjadi pada areal tersebut, pada tahap pertama ini, identifikasi untuk pengembangan jaringan irigasi ditargetkan seluas 40.000 hektare.
Di tempat yang sama, Bupati Asahan H. Surya, BSc mengatakan, sesuai dengan rencana pola pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Toba Asahan yang telah ditetapkan oleh Menteri Pekerjaan Umum, disebutkan bahwa Sungai Asahan memiliki rata-rata debit sekitar 120 meter kubik per detik, sehingga sangat potensial dimanfaatkan untuk banyak hal seperti irigasi pertanian.
Beliau juga mengatakan selain potensi, debit Sungai Asahan yang besar juga memiliki daya rusak dan menyebabkan banjir bagi masyarakat di sekitar Sungai Asahan, seperti di Kecamatan Simpang Empat dan Kecamatan Sei Kepayang terutama pada saat curah hujan tinggi.
Surya berharap upaya pengendalian banjir Sungai Asahan dapat menjadi satu kesatuan yang terintegrasi dalam perencanaan pengembangan sistem irigasi Asahan.
Diungkapkannya lagi, berdasarkan arahan Presiden RI yang tertuang dalam peraturan Presiden Nomor 18 Tahun 2020 tentang rencana pembangunan jangka menengah nasional tahun 2020-2024, bahwa pembangunan infrastruktur pelayanan dasar bidang irigasi pada tahun 2024 ditargetkan akan dibangun bendungan multiguna sebanyak 63 unit dan jaringan irigasi baru sebanyak 500.000 Ha. Maka dari itu, Pemerintah Kabupaten Asahan menyatakan siap mendukung penuh dan berpartisipasi dalam mewujudkan target capaian.
Beliau juga menambahkan di Kabupaten Asahan, terdapat satu daerah irigasi yang menjadi kewenangan pemerintah pusat yaitu daerah Irigasi Rawa Sei Lebah seluas 3.031 Hektar yang saat ini kondisi pengelolaan infrastrukturnya perlu mendapatkan perhatian.
Mengakhiri pidatonya beliau berharap, kegiatan perencanaan pengembangan sistem irigasi Asahan ini tidak terhenti pada tahap perencanaan namun dapat dilakukan pada tahap konstruksi, hingga operasional dan pemeliharaan sistem jaringan irigasi. (mag-9)