28 C
Medan
Monday, November 25, 2024
spot_img

BNPB Dan Kabupaten Humbahas Optimis Membangun Kekuatan Wilayah Perbatasan Di Masa Pandemi Covid-19.

SAMBAS, SUMUTPOS.CO – Pandemi Covid-19 dapat dianggap sebagai blessing in disguise atau berkat yang tersamar. Dalam situasi lock down dengan negara tetangga khususnya Malaysia, pandemi Covid-19 dianggap memberikan kesempatan Indonesia untuk melaksanakan konsolidasi internal dalam menyiapkan kekuatan untuk bersaing dengan Malaysia pada saat pandemi Covid-19 berakhir.

Hal tersebut disampaikan Deputi Bidang Pengelolaan Batas Wilayah Negara Badan Nasional Pengelola Perbatasan (BNPP) yang juga Pelaksana tugas (Plt.) Deputi Bidang Pengelolaan Potensi Kawasan Perbatasan, Robert Simbolon, dalam Rapat Koordinasi dan Konfirmasi Rencana Aksi Pelaksanaan Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2021 Tentang Percepatan Pembanguan Ekonomi Pada Kawasan Perbatasan Negara di Aruk, Motaain, dan Skouw, di Hotel Pantura Jaya, Kabupaten Sambas, Rabu (7/4).

BNPP dan Pemerintah Kabupaten Sambas sangat optimis dengan 21 program pembangunan di wilayah Perbatasan Aruk dapat terselesaikan dalam waktu dua tahun walaupun dalam suasana pandemi Covid-19.

“Kami optimis pembangunan dapat selesai tepat waktu. Jadi sejak Inpres ini ditetapkan oleh Bapak Presiden pada 11/4/2021, kami secara maraton mengadakan pertemuan-pertemuan bersama kementerian terkait dan sepakat program tersebut menjadi prioritas karena ini merupakan momentum,” ujar Robert.

Robert juga menyampaikan sejak Inpres 1/2021 ini diterbitkan, Bapak Mendagri selaku Kepala BNPP sejak awal langsung meminta semua Kementerian yang mendapat penugasan agar dapat memanfaatkan momentum refocussing.

“Di triwulan pertama kemarin APBN dan APBD dilakukan refocussing dengan mengikuti irama yang kita bangun untuk menjadikan kegiatan di Inpres 1/2021 ini sebagai prioritas. Ada beberapa yang belum sempat direncanakan, dimasukkan. Ada yang belum sempat dianggarkan, diakomodasi,” ungkapnya

Inpres 1/2021 ini dimaksudkan untuk mempercepat terciptanya pusat pertumbuhan ekonomi baru di kawasan perbatasan negara khsususnya di Aruk. Masyarakat kawasan perbatasan diharapkan menjadi subjek utama dari aktivitas ekononomi tersebut agar dapat meningkatkan kesejahteraannya.

Masyarakat perbatasan Aruk memiliki kesempatan bersaing dengan masyarakat Malaysia karena memiliki peluang pasar yang bisa dijual ke Malaysia karena itulah target diterbitkannya Inpres 1/2021 ini.

“Sebelum Inpres 1/2021 dikeluarkan, Presiden sudah menugasi BNPP untuk melakukan semacam market intelligent. Kita mendapatkan data ternyata banyak sekali peluang-peluang pasar yang bisa kita manfaatkan di negara sebelah. Kesempatan dan peluang itu yang ingin kita manfaatkan,” pungkasnya.

Target pasar yang ingin dimanfaatkan bukan hanya untuk menjual produk mentah, tetapi pemerintah menargetkan untuk mengolahnya terlebih dahulu agar memiliki nilai tambah. Dengan adanya sektor pengolahan produk mentah ini maka lapangan pekerjaan juga tercipta untuk masyarakat perbatasan Aruk.

“Selama ini masyarakat kita mengirim atau menjual hasil pertanian sebelum diolah. Kita ingin hasil produk pertanian diolah dulu untuk memberikan nilai tambah. Jadi sebagai contoh nanti Kementerian Perindustrian akan membangun industri pengolahan hasil pertanian di Aruk, sehingga nilai tambahnya ada di masyarakat,” tambahnya.

Robert memastikan di penghujung pelaksanaan Inpres 1/2021 ini infrastruktur pendukung berupa soft infrastructure juga sudah selesai. Pekerjaan rumah yang nantinya harus dikerjakan lebih lanjut adalah terminal barang internasional sebagai simpul utama eksportasi nasional yang sudah bisa berfungsi dengan baik.(rel)

SAMBAS, SUMUTPOS.CO – Pandemi Covid-19 dapat dianggap sebagai blessing in disguise atau berkat yang tersamar. Dalam situasi lock down dengan negara tetangga khususnya Malaysia, pandemi Covid-19 dianggap memberikan kesempatan Indonesia untuk melaksanakan konsolidasi internal dalam menyiapkan kekuatan untuk bersaing dengan Malaysia pada saat pandemi Covid-19 berakhir.

Hal tersebut disampaikan Deputi Bidang Pengelolaan Batas Wilayah Negara Badan Nasional Pengelola Perbatasan (BNPP) yang juga Pelaksana tugas (Plt.) Deputi Bidang Pengelolaan Potensi Kawasan Perbatasan, Robert Simbolon, dalam Rapat Koordinasi dan Konfirmasi Rencana Aksi Pelaksanaan Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2021 Tentang Percepatan Pembanguan Ekonomi Pada Kawasan Perbatasan Negara di Aruk, Motaain, dan Skouw, di Hotel Pantura Jaya, Kabupaten Sambas, Rabu (7/4).

BNPP dan Pemerintah Kabupaten Sambas sangat optimis dengan 21 program pembangunan di wilayah Perbatasan Aruk dapat terselesaikan dalam waktu dua tahun walaupun dalam suasana pandemi Covid-19.

“Kami optimis pembangunan dapat selesai tepat waktu. Jadi sejak Inpres ini ditetapkan oleh Bapak Presiden pada 11/4/2021, kami secara maraton mengadakan pertemuan-pertemuan bersama kementerian terkait dan sepakat program tersebut menjadi prioritas karena ini merupakan momentum,” ujar Robert.

Robert juga menyampaikan sejak Inpres 1/2021 ini diterbitkan, Bapak Mendagri selaku Kepala BNPP sejak awal langsung meminta semua Kementerian yang mendapat penugasan agar dapat memanfaatkan momentum refocussing.

“Di triwulan pertama kemarin APBN dan APBD dilakukan refocussing dengan mengikuti irama yang kita bangun untuk menjadikan kegiatan di Inpres 1/2021 ini sebagai prioritas. Ada beberapa yang belum sempat direncanakan, dimasukkan. Ada yang belum sempat dianggarkan, diakomodasi,” ungkapnya

Inpres 1/2021 ini dimaksudkan untuk mempercepat terciptanya pusat pertumbuhan ekonomi baru di kawasan perbatasan negara khsususnya di Aruk. Masyarakat kawasan perbatasan diharapkan menjadi subjek utama dari aktivitas ekononomi tersebut agar dapat meningkatkan kesejahteraannya.

Masyarakat perbatasan Aruk memiliki kesempatan bersaing dengan masyarakat Malaysia karena memiliki peluang pasar yang bisa dijual ke Malaysia karena itulah target diterbitkannya Inpres 1/2021 ini.

“Sebelum Inpres 1/2021 dikeluarkan, Presiden sudah menugasi BNPP untuk melakukan semacam market intelligent. Kita mendapatkan data ternyata banyak sekali peluang-peluang pasar yang bisa kita manfaatkan di negara sebelah. Kesempatan dan peluang itu yang ingin kita manfaatkan,” pungkasnya.

Target pasar yang ingin dimanfaatkan bukan hanya untuk menjual produk mentah, tetapi pemerintah menargetkan untuk mengolahnya terlebih dahulu agar memiliki nilai tambah. Dengan adanya sektor pengolahan produk mentah ini maka lapangan pekerjaan juga tercipta untuk masyarakat perbatasan Aruk.

“Selama ini masyarakat kita mengirim atau menjual hasil pertanian sebelum diolah. Kita ingin hasil produk pertanian diolah dulu untuk memberikan nilai tambah. Jadi sebagai contoh nanti Kementerian Perindustrian akan membangun industri pengolahan hasil pertanian di Aruk, sehingga nilai tambahnya ada di masyarakat,” tambahnya.

Robert memastikan di penghujung pelaksanaan Inpres 1/2021 ini infrastruktur pendukung berupa soft infrastructure juga sudah selesai. Pekerjaan rumah yang nantinya harus dikerjakan lebih lanjut adalah terminal barang internasional sebagai simpul utama eksportasi nasional yang sudah bisa berfungsi dengan baik.(rel)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/