PARAPAT- Bagi pemudik Natal dan Tahun Baru yang akan melalui jalan lintas Parapat, diharap berhati-hati Pasalnya, selain cuaca hujan menyebabkan rawan longsor, jalan negara di Kecamatan Girsang Sipangan Bolon, Simalungun, tadi malam licin mendadak berubah licin dan sangat berbahaya dilintasi.
Penyebabnya, minya sawit (crude palm oil/CPO) tertumpah ke aspal sepanjang 1 kilometer saat truk tangki BK 9888 CF bermuatan 18 ribu liter CPO terbalik di Km 44-45. Meski tumpahan CPO dipastikan telah dibersihkan sejak tadi malam, dikhawatirkan jalanan masih belum benar-benar steril dari sisa minyak sawit.
Peristiwa terbaliknya truk yang dikemudikan Lambok Sinurat, warga Sumbul, Dairi terjadi, Kamis (22/12) sekira pukul 19.30 WIB. Ketika itu, truk yang dikemudikannya mengalami patah per dan terbalik, akibatnya 18 ribu liter CPO yang diangkutnya tumpah di jalan sepanjang 1 kilometer tepatnya di dekat Lombang Sidua-dua.
Tumpahan CPO menyebabkan sejumlah kendaraan yang melintas seperti mobil terpeleset dan sepeda motor terjatuh dan saling bertabrakan. Selain jalanan licin, kemacetan sepanjang 8 kilometer tercipta. Ratusan mobil terjebak kemacetan panjang.
Seorang pengendara sepeda motor, J Sirait, menjadi korban dan dirawat di RSU Ajibata. “Saya terjatuh karena jalanan sangat licin,” katanya saat ditemui Metro Siantar (Grup Sumut Pos), tadi malam.
Truk Astra dan beberapa truk gandeng yang mengangkut material dari dan ke kawasan PT Toba Pulp Lestari (TPL), juga terjebak di beram jalan. Diduga, sopir mengambil jalan terlalu ke pinggir. Sementara itu, banyak beram jalan dalam kondisi tidak layak. Akibatnya, kendaraan yang beriringan dari dan ke Pematang Siantar melalui Parapat terjebak macet.
Kemacetan semakin parah setelah beberapa mobil dan truk mogok di kawasan tersebut. Seperti mobil angkutan bertuliskan Ampibi di kaca depannya nomor polisi BK 7151 DO. Kendaraan tersebut mogok tepatnya di bahu Jembatan Kembar menuju Pematang Siantar. Anehnya, supir dan kernet serta penumpang meninggalkan kendaraan tersebut dalam keadaan kosong. Alhasil, lalulintas semakin macet karena jaraknya hanya 30 meter dari lokasi truk tangki CPO terbalik.
Kondisi bertambah parah ketika truk Fuso nomor polisi BK 8346 XT dan di belakangnya truk gandeng nomor polisi BK 8046 BN diparkirkan di pinggir jalan, di depan doorsmeer dekat patung Siliwangi Parapat, yang memakan badan jalan antara Jembatan Kembar dengan Siantar Hotel.
Padahal saat itu situasinya sudah macet karena padatnya arus lalulintas. Kemacetan terjadi hingga 5 kilometer ke arah Sipangan Bolon-Tobasa, dan 3 kilometer jalur Parapat- Medan dari lokasi truk terbalik. Anehnya, beberapa pengemudi truk malah meninggalkan kendaraannya di sekitar lokasi tersebut sehingga membuat polisi semakin sibuk.
Hal lainnya, pemilik keramba di Danau Toba, sekitar 50-an orang menutut ganti rugi kepada pemilik truk tangki CPO. Pasalnya, hujan deras di wilayah Parapat terus terjadi sehingga CPO mengalir ke keramba di Danau Toba serta berakibat ikan-ikan mati.
“Saat ini kami tiap hari panen. Kami mengejar Natal dan Tahun baru, tapi keramba kami dimasuki CPO yang sangat kental serta menggumpal,” ujar seorang pemilik keramba, O Sitinjak.
Pemilik keramba lainnya, K Naibaho mengatakan para petani mulai ketakutan. Sebab ikan-ikannya sudah tidak mau makan lagi saat diberi pelet akibat tumpahan CPO mengenai kerambanya. “Padahal jaraknya sudah sekitar 1.5 kilometer lebih dari TKP,” katanya.
Sementara Kapolres Simalungun AKBP M Agus Fajar H mengimbau para pengendara yang melintas di lokasi kejadian agar berhati-hati dan bersabar demi keselamatan bersama, sekaligus memroses secara hukum bila warga membuat pengaduan akibat terbaliknya truk CPO tersebut.
Amatan wartawan, hingga pukul 18.00 WIB, lokasi kejadian masih dikawal polisi sekaligus memberikan rambu dengan panduan langsung. “Hati-hati Bu, jalan licin berminyak. Pelan-pelan ya,” kata polisi bermarga Tobing dan Sinaga. (jes/awa/smg)