JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Merdeka Belajar Episode ke-11 telah meluncur dengan tajuk Kampus Merdeka Vokasi. Dua program utama adalah Competitive Fund Vokasi dan Matching Fund Vokasi. Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim pun mengajak agar perguruan tinggi (PT) vokasi segera mencari mitra.
“Marilah program kampus vokasi ini segera cari SMK untuk yang tertarik dengan program-program D2, segera carilah SMK SMK mitra anda dan mengajukan proposal,” terang dalam peluncuran Merdeka Belajar 11: Kampus Merdeka Vokasi secara daring, Selasa (25/5).
“Fan juga mitra-mitra dunia kerja untuk meningkatkan program-program SMK D2 fast track. Dan juga untuk yang di D3 dan D4, segera carilah mitra terapan terbaik dan membuat rencana anda untuk mengupgrade D3 menjadi D4,” sambung dia.
Kata Nadiem, untuk bisa ikut dalam program ini, perguruan tinggi bisa memasukkan proposal melalui ppptv-ptn.kemdikbud.go.id dan juga ajukan gagasan riset terapan anda di kedaireka.id/diksi. “Temukan mitra dunia kerja di sana,” terangnya.
Nadiem juga mengajak para industri untuk ikut mendukung program ini. Sebab menurutnya, program Kampus Merdeka Vokasi akan menciptakan simbiosis mutualisme yang sangat baik.
“Ini merupakan hal yang sangat besar untuk mendapatkan solusi riset yang menghasilkan komersialisasi dan untuk pencarian mitra dan informasi tolong buka akses kedaireka.id/diksi, ini beberapa hal yang bisa digunakan untuk mendapatkan mitra untuk mendapatkan matching fund tersebut,” tambahnya.
Untuk Competitive Fund Vokasi ditargetkan 50 prodi mengikuti program SMK-D2 Fast Track dan 80 prodi ikut dalam program D3 menjadi D4. “Untuk yang dana matching fund itu menargetan 59 kampus vokasi,” pungkasnya.
Sebelumnya, Nadiem mendorong upgrade program studi D3 ke D4. Sebab, lulusan diploma seharusnya sudah siap dengan soft skill mereka ketika masuk dunia kerja. Lulusan D3 yang masih harus dilatih ulang oleh dunia kerja sangat membuang waktu.
“Dengan upgrade ini berarti ada tambahan waktu untuk fokus pada softskill dan karakter siap kerja. Jadi tidak perlu buang waktu lagi ikut pelatihan lagi,” ujar Nadiem.
Nadiem meyakini D4 akan membuat masa studi mahasiswa vokasi lebih singkat. Pasalnya, saat ini masih ada lulusan D3 yang melanjutkan studi ke S1, karena tak mendapat tempat di industri.
“Akhirnya saat melanjutkan studi ke S1 mereka menghabiskan total waktu pembelajaran bisa lima sampai tuhuh tahun demi mendapatkan kesempatan kerja atau karir yang lebih baik,” terangnya.
Padahal, di D4 mereka bisa langsung fokus pada pekerjaaan dan karirnya. Oleh karena itu, pihaknya mendorong agar prodi D3 untuk menjadi D4.
Pihaknya akan memberikan insentif kepada prodi D3 yang ingin menjadi D4. Anggaran yang disediakan sebesar Rp 90 miliar dengan target sasaran 80 prodi D3 yang ingin upgrade jadi D4.
“Syaratnya dia mengajukan proposal. Memiliki kerja sama dengan minimal tiga dunia kerja, akreditasinya B, kemudian dalam proposal itu telah menyusun usulan peningkatan D3 menjadi sarjana terapan,” pungkas Nadiem. (jpnn/azw)