MEDAN, SUMUTPOS.CO – Sebanyak 1.800 anak dinyatakan positif Corona atau Covid-19 di Sumatera Utara (Sumut). Jumlah tersebut merupakan akumulasi selama 6 bulan terakhir. “Jumlah perkiraan terakhir 1.800-an,” kata anggota tim Satgas COVID-19 Sumut, dr Inke Nadia D Lubis, saat dimintai konfirmasi, Jumat (25/6).
Inke tak menjelaskan detail sebaran kasus positif Corona pada anak tersebut. Dia mengatakan pendataan masih dilakukan. Inke juga sempat memaparkan soal kasus anak positif Corona saat rapat koordinasi membahas sekolah tatap muka pekan lalu. Inke mengatakan, kasus Corona pada anak banyak terjadi pada usia SD dan SMA.
“Untuk anak-anak di Sumatera Utara siapa yang paling sering kena? Yaitu anak SD 36 persen, lalu anak SMA 25 persen, dengan rasio laki-laki dan perempuan hampir sama,” ucapnya saat itu.
Dia mengatakan, ada 14 anak yang meninggal dunia dalam kondisi positif Corona. Ke-14 anak yang meninggal itu, katanya, dirujuk ke rumah sakit di Medan. “Kalau kasus yang meninggal ini sangat sedikit dan hanya di kota Medan, karena rujukannya di Kota Medan. Jadi saat ini hanya 14 kasus yang terkonfirmasi,” kata Inke.
Inke mencatat, ada dua anak yang meninggal akibat positif Corona di bawah usia 1 bulan. Selanjutnya dua anak usia 1 bulan hingga 1 tahun, tiga anak usia 1 tahun sampai 5 tahun, lima anak usia 5 sampai di bawah 12 tahun, dan dua anak usia 12 sampai di bawah 18 tahun.
“Ada karena faktor bayi empat orang, yang ini menjadi lebih rentan karena usia. Ada juga lima orang disertai kanker dan satu karena jantung bawaan. Empat lainnya tidak ada penyakit bawaan,” ucap Inke.
Berdasarkan data yang dipaparkan Satgas Covid-19 lewat Humas BNPB, Jumat (25/6), kasus positif Corona di Sumut berjumlah 35.390. Jumlah itu meningkat 190 kasus dibanding hari sebelumnya.
Dari jumlah kasus positif itu, 31.309 pasien telah dinyatakan sembuh. Sedangkan ada 1.172 pasien positif Corona yang dinyatakan meninggal dunia.
Kasus Melandai, 3M dan 3T Jangan Longgar
Sementara, angka kasus konfirmasi positif Covid-19 di Sumatera Utara mulai menunjukkan tren melandai dalam dua hari belakangan ini. Sementara, angka kasus kesembuhan pasien terus memerlihatkan tren meningkat.
Data yang dilihat Sumut Pos, Jumat (25/6) siang, dari website infosumut.id tentang update Covid-19 per 24 Juni 2021, angka konfirmasi positif aktif bertambah 12 kasus, sehingga kini totalnya menjadi 2.886 kasus dari hari sebelumnya, 2.874 kasus. Adapun angka kesembuhan pasien, kembali bertambah 166 kasus yang kini berjumlah 31.143 kasus dari hari sebelumnya, 30.977 kasus. Sedangkan untuk angka kematian pasien terpapar Corona, bertambah tujuh kasus yang kini totalnya menjadi 1.171 kasus dari hari sebelumnya yakni, 1.164 kasus.
Kota Medan masih menjadi daerah tertinggi penyumbang kasus konfirmasi positif Covid-19 di Sumut, dengan total 1.287 kasus aktif per tanggal tersebut. Melalui angka itu, Kota Medan kembali masuk zona merah Covid-19, disusul Kabupaten Deliserdang dengan jumlah 336 kasus aktif dan berada pada zona oranye. Selanjutnya Kabupaten Karo berjumlah 238 kasus (zona oranye), dan Kabupaten Simalungun dengan jumlah aktif 218 kasus (zona kuning).
Meski kasus konfirmasi positif covid di Sumut melandai, Gubernur Edy Rahmayadi menekankan agar penerapan 3M dan 3T di tengah-tengah masyarakat tetap disiplin dijalankan. “(Melalui) testing dan treatment ini membuktikan kita bisa mencapai 34 persen BOR. Tracing-nya ini memang kita sulit, satu orang yang terpapar mesti mencari orang-orang yang menjadi kontak erat. Untuk testingnya kita melakukan 2.000 tes swab perhari,” katanya menjawab wartawan, di Rumah Dinas Gubsu Jalan Jenderal Sudirman Medan, kemarin.
Diakuinya per 25 Juni kemarin, kasus positif covid di Sumut sedikit melandai. Adapun indikatornya berdasarkan BOR dengan presentase 34 persen.
“Kendalanya rakyat kita semuanya ini belum percaya covid. Jadi dia belum benar-benar memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak. Lebih penting lagi, kalau tidak terlalu penting keluar rumah, tidak usahlah keluar,” tegasnya.
422 Jiwa Meninggal
Sementara secara nasional, kasus baru Covid-19 masih mengkhawatirkan. Pada Jumat (25/6), kenaikan kasus Covid-19 harian bertambah 18.872 kasus sehari. Berdasarkan data dari Satgas Penanganan Covid-19, jumlah itu lebih berkurang dari rekor kemarin, Kamis (24/6) yakni 20.574 sehari. Total sudah 2.072.867 orang terinfeksi Covid-19.
Angka positivity rate Polymerase Chain Reaction (PCR) harian 36,19 persen. Artinya masyarakat yang dites Covid-19 dengan tes PCR semakin besar kemungkinannya untuk positif.
Pemeriksaan berpengaruh pada angka positivity harian. Angka positivity rate yaitu jumlah positif kumulatif dibagi jumlah orang yang dites lalu dikali 100. Angka positivity rate orang harian 19,77 persen. Padahal standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) adalah harus di bawah 5 persen. Artinya Indonesia sudah melebihi standar WHO.
Kasus aktif juga naik drastis 9.893 kasus. Jumlah pasien dengan status suspek sebanyak 127.422 orang. Ada 140.915 spesimen yang diperiksa. Dan ada 95.451 orang yang diperiksa dalam sehari dengan metode TCM, PCR, dan antigen. Sebaran positif harian tertinggi terjadi DKI Jakarta, 6.934 kasus. Jawa Barat 3.846 kasus. Jawa Tengah 2.118 kasus. Jawa Timur 975 kasus. Jogjakarta 783 kasus.
Pasien sembuh harian bertambah 8.557 orang. Paling banyak kasus sembuh terjadi di DKI Jakarta sebanyak 2.571 orang. Dan total angka kesembuhan saat ini sebanyak 1.835.061 orang.
Kasus kematian harian bertambah sebanyak 422 jiwa. Paling banyak kasus kematian harian terjadi di Jawa Tengah sebanyak 103 jiwa. Total kini sudah 56.371 jiwa meninggal dunia akibat Covid-19. Sudah 510 kabupaten kota terdampak Covid-19. Ada 3 provinsi di bawah 10 kasus harian. Dan ada hanya 1 provinsi dengan nol kasus.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatasi krisis BOR tempat tidur rumah sakit dengan mengubah atau melakukan konversi 3 rumah sakit khusus Covid-19 serta juga menyulap ruang-ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD) RS menjadi ruang isolasi pasien.
Ia memastikan selain tempat tidur rumah sakit sudah ditambah, jumlah tenaga kesehatan yang melayani juga lengkap. Ditambah dengan dokter-dokter berpengalaman.
Lalu selain itu, tempat tidur di seluruh rumah sakit juga ditambah dengan cara menyulap atau mengubah ruang IGD menjadi ruang isolasi. Sedangkan untuk mengganti ruang IGD, maka tiap rumah sakit membangun tenda darurat yang dibantu oleh BNPB untuk menangani tahap awal pemeriksaan pasien yang masuk ke RS. (prn/jpc)