Pemudik Kebanyakan Sewa Mobil Rental
MEDAN-Sebanyak 317 penumpang Batavia Air yang tiba dari Bandara Soekarno Hatta, Jakarta di Bandara Polonia Medan, cekcok dengan petugas maskapai tersebut, Kamis (29/12) siang. Pasalnya, barang bawaan mereka tertinggal di Bandara Soekarno-Hatta.
Para penumpang menuntut pihak maskapai agar membayar kompensasi atas kelalaian yang dibuat oleh maskapai. 317 orang penumpang Batavia Air yang mendarat sekitar pukul 09.30 WIB dari Jakarta, hingga sore 16.00 WIB masih berada di Bandara Polonia Medan, menunggu kedatangan barang bawaan mereka yang dikabarkan akan tiba pukul 15.30 WIB.
“Tiket dibeli kontan tapi pelayanan yang mereka berikan sangat buruk. Jadi kita minta kompensasi dari pihak maskapai atas kelalaiannya,” kata seorang penumpang.
Meski tidak mematokkan kompensasi yang dituntut, penumpang itu menyebutkan harga kompensasi sebaiknya dapat menutupi ongkos mereka ke tujuan masing-masing sesuai dengan waktu yang mereka tunggu selama 7 jam. Kompensasi ini pun ditujukan para penumpang agar pihak maskapai tidak mengulangi lagi kesalahannya kepada penumpang lainnya.
“Kami tidak bermaksud untuk meloroti mereka, tapi pakai hati nuranilah. Sudah tujuh jam kami menunggu di sini justru kompensasi yang mereka berikan tidak wajar. Mereka haruslah punya hati nurani dan menghargai manusia itu,” tambahnya.
Musda Dolok Saribu (32), warga Jalan Belut, Waena, Abepura, Papua, yang ingin berlibur ke rumah mertuanya di Siantar menerangkan, dirinya tiba dari Papua enam orang bersama anak dan istrinya. “Yang wajarlah diberikan kompensasinya. Kenapa tidak pakai hati nurani sih pimpinan Batavia Air itu,” ujarnya.
Havandi Gusli, Kasie Angkutan Udara, Kelayakan Udara dan Pengoperasian Udara Otoritas Bandara Polonia Medan, yang menengahi masalah tersebut menyebutkan, barang bagasi para penumpang akan tiba di Polonia Medan, sekitar pukul 15.30 WIB. Havandi Gusli menuturkan, dirinya meminta agar penumpang bersabar. “Kita akan terus awasi agar maskapai tidak mengulangi kesalahan lagi. Kita akan terus awasi,” tegasnya.
Disinggung mengenai kompensasi, Havandi mengaku, pihaknya menyerahkan pada pihak maskapai yang menyebutkan akan membayarkan kompensasi senilai Rp100 ribu per orang. Namun, tambahnya, tawaran kompensasi tersebut ditolak para penumpang karena dinilai tidak wajar. Akibatnya, penumpang yang sudah kesal karena lama nenunggu meninggalkan Bandara Polonia, tempat mereka berembuk.
Para penumpang meminta pihak maskapai agar membayar kompensasi sebesar Rp200 ribu per penumpang.
“Mana lah wajar kompensasi yang mereka tawarkan. Sebaiknya gunakan hati nurani lah kepada para penumpang. Kalau sudah begini, kami tidak akan percaya kepada Batavia Air dan tidak akan naik pesawat Batavia Air lagi,” pungkas A Saragih (55), warga Jakarta yang datang ke Medan untuk berlibur melihat sanak saudaranya.
Sementara itu, Kepala Distrik Batavia Air Medan, Marwan Aras mengaku, pihaknya memberikan kompensasi sebesar Rp100 ribu per penumpang. “Kalau dari maskapai sendiri hanya bisa memberikan Rp100 ribu per penumpang dan itu sudah sesuai dengan kewajaran,” pungkasnya.
Tujuan Pemudik Siantar dan Parapat
Sementara memasuki H-3 Tahun Baru lonjakan penumpang di terminal bus hanya 20 persen dari hari biasa. Pemudik umumnya memadati bus jurusan Medan-Siantar, Medan-Parapat serta Medan-Kaban Jahe.
“Hingga hari ini (Kamis 29/12) lonjakan penumpang naik 20 persen dari hari biasa. Itu pun yang padat jurusan Siantar dan Parapat,” kata Kepala Terminal Amplas, Asli Peranginangin kepada wartawan, Kamis (29/12).
Dikatakan Asli, padatnya penumpang untuk rute Siantar-Parapat juga didukung karena adanya penyelanggaraan Pesta Danau Toba yang digelar mulai tanggal 27-30 Desember di Parapat.
“Kalau saya prediksi puncak arus mudik paling besok (Jumat 30/12). Itupun saya perkirakan tidak sampai 50 persen, paling hanya berkisar 30 persen. Kalau tanggal 31 Desember dan 1 Januari malah sepi penumpang, karena masyarakat sudah berada di kampungnya,” ujarnya.
Dijelaskannya, sepinya mudik menggunakan transportasi bus karena tahun ini masyarakat lebih memilih mudik dengan kendaraan pribadi seperti roda empat dan roda dua. Selain itu masyarakat lebih memilih untuk merental mobil.
“Rata-rata sekarang masyarakat merental mobil, makanya penumpang bus sepi,” terang Asli.
Pengusaha rental mobil yang berada di Jalan Gatot Subroto, Bowo Handoko mengaku, permintaan mobil rental memang sangat tinggi. Bahkan, sejak hari pertama Natal tanggal 25 Desember lalu, sebanyak 10 unit mobil rentalnya sudah disewa.
“Sejak Natal, mobil rental sudah habis semua sudah disewa. Mobil saya ada Avanza, APV, Xenia, Kijang Kapsul dan Inova,” terang Bowo.
Untuk harga rental mobil, kata Bowo, berkisar Rp250 ribu. “Kita lepas kunci (tanpa sopir) bagi penyewa yang kita kenal, kalau tidak kenal biasanya kita sarankan agar menggunakan supir,” jelas Bowo.
Untuk mudin Natal dan Tahun Baru Angkutan Kota Antar Provinsi (AKAP) melayani sebanyak 66 trayek hingga keluar provinsi seperti daerah Jawa dengan jumlah armada 90 bus untuk yang berangkat dan 93 bus yang tiba per hari. Sementara untuk kapasitas penumpang per harinya, sebanyak 1.690 orang berangkat dan tiba 1.600 orang.
Untuk Angkutan Kota Dalam Provinsi (AKDP) ada sebanyak 52 perusahaan bus yang beroperasi dengan jumlah 110 trayek siap melayani, dengan perincian menyediakan 245 bus berangkat dan sebanyak 244 bus yang tiba per hari. Sedangkan jumlah penumpang berangkat 3.525 orang dan jumlah penumpang yang tiba 3.536 orang.
Sementara untuk mobil pengangkutan umum (MPU) ada sebanyak 7 perusahaan yang beroperasi dengan melayani 35 trayek dengan jumlah bus berangkat 278 dan jumlah bus yang tiba sebanyak 275 bus. Untuk jumlah penumpang berangkat sebanyak 2.100 dan penumpang yang tiba sebanyak 2.050.
Sedangkan, untuk angkutan kota ada 8 perusahaan yang beroperasi dengan melayani 81 trayek dengan jumlah penumpang sebanyak 5.000 orang.
“Kesiapan personel untuk Natal dan Tahun Baru ini kita diagakan sebanyak 76 personel gabungan dengan rincian 68 orang dari Dishub, 4 polisi dan 4 satpam. Begitupun, akan ada bantuan dari Polsekta, itupun tergantung kesiapan dari Polsekta Patumbak,” kata Asli.
Sementara, di Terminal Pinang Baris belum ada terlihat terjadinya lonjakan penumpang. Kepala Terminal Pinang baris, Arjani Siregar menyebutkan kondisi itu disebabkan Terminal Pinang Baris hanya melayani trayek ke Banda Aceh.
“Kalau lonjakan signifikan tidak ada, karena kita hanya melayani rute ke Banda Aceh saja, Warga Banda Aceh didominasi Muslim, sehingga untuk Natal dan Tahun Baru tidak begitu mempengaruhi,” katanya.
Begitu juga dengan trayek Binjai, Langkat dan Deli Serdang. Untuk AKAP jumlah bus yang berangkat sebanyak 126 dengan jumlah penumpang 2.475 orang per hari. Sedangkan untuk bus yang tiba sebanyak 128 dengan jumlah penumpang sebanyak 2.300 orang.
AKDP jumlah bus sebanyak 425 yang berangkat dengan 5.100 penumpang dan bus tiba 435 dengan penumpang 5.250 orang. (jon/adl/ari)