26 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Modus dan Pola Penembak di Aceh Sama

Banda Aceh-Maraknya teror penembakan mengawali tahun 2012 menjadi kado pahit bagi petugas. Hal ini sebagai bukti bahwa negeri Serambi Mekah belum sepenuhnya aman dan tentram.

Kabid Humas Polda Aceh AKBP Gustav Leo menyebut, aksi penembakan diduga bakal terulang. Karena pelaku memiliki pola dan modus yang sama serta terorganisir.

“Pelaku menggunakan sepeda motor dan memakai helm. Sepertinya memilih korban atau sasaran secara acak. Punya joki dan setelah turun ke tempat kejadian, tanpa bertanya atau bertanya seadanya, langsung melepaskan tembakan dengan memberondong tanpa ampun,” kata AKBP Gustav Leo kepada Metro Aceh (grup Sumut Pos), Senin (2/1).
Diakuinya, pola yang dilakukan serta titik ukur juga sama. Pihaknya mensinyalir ada kemungkinan pelakunya akan mengulang perbuatannya, jika dilihat dari sejumlah kejadian penembakan di Aceh Utara itu. Meski begitu, Polda sudah menurunkan tim ke lapangan dan dibantu dari kepolisian pusat. Kedatangan orang dari pusat ini, untuk meneliti di TKP dan termasuk memeriksa selongsong peluru senjata laras panjang jenis AK yang ditemukan di tempat.

Gustav belum bisa mengatakan, apakah kasus penembakan di Aceh Utara, memiliki keterkaitan dan apakah pelakunya orang yang sama. Disebutkannya pihaknya masih menyelidiki dan mendalami kasus tersebut. “Nanti setelah hasil realitas dan mempelajari kasus ini, Kapolda sendiri yang akan berbicara,” katanya.

Disinggung pemberlakuan jam malam di Aceh? Gustav Leo mengakui belum perlu. Pasalnya, pasca kejadian di satu tempat dan di wilayah lainnya, warga tetap melakukan aktivitas. Bahkan berada diluaran dan seperti biasanya hingga malam hari. Termasuk ada warung atau kedai yang buka sampai pagi, sehingga rencana adanya jam malam masih dipikirkan.

Ia pun menuturkan hingga saat ini, pihaknya belum melihat ada keterkaitan Pemilukada, dengan sejumlah kasus penembakan yang terjadi di Aceh.

“Karena tahapan dan proses Pemilukada tetap lancar dan damai. Ditambah kandidat kepala daerahnya juga orang-orang Aceh, jadi tidak mengarah intrik politik,” tegasnya.

Sekali lagi Gustav Leo mengungkapkan, partisipasi masyarakat sangat diperlukan. Silakan melaporkan apabila melihat atau mengetahui, apabila ada warga yang memiliki senjata atau menyimpannya atau malah menentengnya. Tak cuma itu, rakyat pun di mohon pengertiannya melakukan perjalanan dan mendapati petugas kepolisian melakukan sweeping terhadap senjata.

Bagaimana pun kegiatan sweeping senjata ini, masih tetap dilakukan kepolisian di seluruh Aceh. Hal ini terkait dari 40 kasus kekerasan yang menggunakan senjata api sepanjang tahun 2011. Belum lagi, kejadian rentetan penembakan di beberapa tempat di daerah ini. (ra/jpnn)

Banda Aceh-Maraknya teror penembakan mengawali tahun 2012 menjadi kado pahit bagi petugas. Hal ini sebagai bukti bahwa negeri Serambi Mekah belum sepenuhnya aman dan tentram.

Kabid Humas Polda Aceh AKBP Gustav Leo menyebut, aksi penembakan diduga bakal terulang. Karena pelaku memiliki pola dan modus yang sama serta terorganisir.

“Pelaku menggunakan sepeda motor dan memakai helm. Sepertinya memilih korban atau sasaran secara acak. Punya joki dan setelah turun ke tempat kejadian, tanpa bertanya atau bertanya seadanya, langsung melepaskan tembakan dengan memberondong tanpa ampun,” kata AKBP Gustav Leo kepada Metro Aceh (grup Sumut Pos), Senin (2/1).
Diakuinya, pola yang dilakukan serta titik ukur juga sama. Pihaknya mensinyalir ada kemungkinan pelakunya akan mengulang perbuatannya, jika dilihat dari sejumlah kejadian penembakan di Aceh Utara itu. Meski begitu, Polda sudah menurunkan tim ke lapangan dan dibantu dari kepolisian pusat. Kedatangan orang dari pusat ini, untuk meneliti di TKP dan termasuk memeriksa selongsong peluru senjata laras panjang jenis AK yang ditemukan di tempat.

Gustav belum bisa mengatakan, apakah kasus penembakan di Aceh Utara, memiliki keterkaitan dan apakah pelakunya orang yang sama. Disebutkannya pihaknya masih menyelidiki dan mendalami kasus tersebut. “Nanti setelah hasil realitas dan mempelajari kasus ini, Kapolda sendiri yang akan berbicara,” katanya.

Disinggung pemberlakuan jam malam di Aceh? Gustav Leo mengakui belum perlu. Pasalnya, pasca kejadian di satu tempat dan di wilayah lainnya, warga tetap melakukan aktivitas. Bahkan berada diluaran dan seperti biasanya hingga malam hari. Termasuk ada warung atau kedai yang buka sampai pagi, sehingga rencana adanya jam malam masih dipikirkan.

Ia pun menuturkan hingga saat ini, pihaknya belum melihat ada keterkaitan Pemilukada, dengan sejumlah kasus penembakan yang terjadi di Aceh.

“Karena tahapan dan proses Pemilukada tetap lancar dan damai. Ditambah kandidat kepala daerahnya juga orang-orang Aceh, jadi tidak mengarah intrik politik,” tegasnya.

Sekali lagi Gustav Leo mengungkapkan, partisipasi masyarakat sangat diperlukan. Silakan melaporkan apabila melihat atau mengetahui, apabila ada warga yang memiliki senjata atau menyimpannya atau malah menentengnya. Tak cuma itu, rakyat pun di mohon pengertiannya melakukan perjalanan dan mendapati petugas kepolisian melakukan sweeping terhadap senjata.

Bagaimana pun kegiatan sweeping senjata ini, masih tetap dilakukan kepolisian di seluruh Aceh. Hal ini terkait dari 40 kasus kekerasan yang menggunakan senjata api sepanjang tahun 2011. Belum lagi, kejadian rentetan penembakan di beberapa tempat di daerah ini. (ra/jpnn)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/