26 C
Medan
Saturday, November 23, 2024
spot_img

PPKM Darurat Berdampak pada Perekonomian Masyarakat, Luhut: Jangan Kelamaan, Malah Buat Mati

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat Darurat (PPKM) Darurat menghentikan secara total beberapa kegiatan di sektor ekonomi. Misalnya, pusat perbelanjaan atau mal dan tempat pariwisata ditutup sementara.

PENGALIHAN: Sejumlah petugas Dishub dan Polantas berjaga di posko pengalihan arus lalu lintas di depan Taman Ahmad Yani, Jalan Sudirman Medan, Kamis (15/7).

Kemudian beberapa sektor esensial dan kritikal pun masih dibatasi dengan beberapa aturan. Hal itu dinilai akan berpengaruh tak hanya pada kegiatan ekonomi masyarakat yang ujungnya pada pendapatan mereka tetapi juga berpengaruh pada upaya pemulihan ekonomi nasional.

Menanggapi hal tersebut, Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi yang juga menjabat sebagai Koordinator PPKM Darurat wilayah Jawa dan Bali, Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, pemerintah terus mempelajari kebijakan yang diterapkan dan dampak yang ditimbulkan. Melambatnya perputaran roda ekonomi akan mempengaruhi pendapatan dan keberlangsungan hidup masyarakat.

“Tentu ini kita amati dengan cermat, kami ada tim juga yang mengamati sampai berapa jauh kita boleh pergi,” ujarnya dalam konferensi pers secara virtual, Kamis (15/7).

Luhut mengaku, jika penerapan PPKM Darurat berlangsung lama, maka akan mematikan ekonomi masyarakat. “Istilah saya itu kalau kita bengkokkan sesuatu musti ada batasnya. Kalau bengkok terus, ya patah. Jadi, kita mengamati betul masalah ekonomi ini jangan sampai kelamaan juga, malah buat mati,” tuturnya.

Luhut menyampaikan, mengenai perpanjangan PPKM Darurat akan dikaji berdasarkan data yang ada, evaluasi dari penerapan pertama. “Kemarin Presiden minta saya untuk evaluasi. Saya janji pada Presiden besok atau nanti sore kami akan laporkan cara bertindak apa yang akan dilakukan dengan data-data yang ada. Nanti kita juga bertemu asosiasi guru besar universitas dan minta pendapat mereka juga,” ungkapnya.

Sejauh ini, kata Luhut, pemerintah akan melihat pengendalian Covid-19 dari hasil pembatasan mobilitas masyarakat. Menurutnya, terjadinya lonjakan kasus selama PPKM Darurat disebabkan karena virus sudah mencapai masa inkubasi 14-21 hari. Dengan kata lain, itu merupakan dampak dari longgarnya aktivitas sebelum PPKM Darurat.

“Karena pemahaman kita mengenai varian Delta ini banyak yang tidak paham betul, sudah lihat chart tadi bukan hanya Indonesia saja, banyak negara lain yang juga kena. Ilmu kedokteran belum sampai ke sana, saya selalu tanya teman-teman dokter mengenai ini,” ungkapnya.

Varian Delta Sulit Dikendalikan

Luhut mengakui, virus Covid-19 varian delta sulit dikendalikan. Penularan kasus Covid-19 yang tembus rekor beberapa hari ini juga disebabkan oleh varian delta yang mayoritas menyebar di wilayah Jawa.

Selama PPKM Darurat diterapkan, ada kenaikan hingga 44,51 persen. Penularan varian Delta sendiri sangat cepat dibandingkan varian alfa pada saat Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) diterapkan. “Kita semua paham, dari varian Delta ini varian yang tidak bisa dikendalikan,” ungkapnya.

Namun, kata Luhut, tak hanya menimbulkan lonjakan kasus Covid-19 di Indonesia. Ia menyebut negara-negara seperti Inggirs, Belanda, Amerika Serikat, dan Thailand, mengalami permasalahan yang sama. “Jadi jangan kita melihat Indonesia saja yang kena. Itu Inggris kena, Belanda kena. Perdana Menteri Belanda kemarin minta maaf karena dia menyetujui lepas masker, beberapa waktu lalu yang sekarang naik eksponensial, Malaysia juga masih semua juga. Rusia, Thailand, dan sebagainya. Thailand dan AS sendiri juga mengalami kenaikan yang luar biasa,” bebernya.

Luhut menambahkan, kehadiran varian delta ini merupakan musuh yang berbeda. Namun, pemerintah terus berupaya mengerahkan sumber daya yang ada meskipun tidak mudah. “Kecepatan vaksinasi sangat penting meskipun terpapar kemungkinan meninggal sangat kecil,” pungkasnya. (jpc)

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat Darurat (PPKM) Darurat menghentikan secara total beberapa kegiatan di sektor ekonomi. Misalnya, pusat perbelanjaan atau mal dan tempat pariwisata ditutup sementara.

PENGALIHAN: Sejumlah petugas Dishub dan Polantas berjaga di posko pengalihan arus lalu lintas di depan Taman Ahmad Yani, Jalan Sudirman Medan, Kamis (15/7).

Kemudian beberapa sektor esensial dan kritikal pun masih dibatasi dengan beberapa aturan. Hal itu dinilai akan berpengaruh tak hanya pada kegiatan ekonomi masyarakat yang ujungnya pada pendapatan mereka tetapi juga berpengaruh pada upaya pemulihan ekonomi nasional.

Menanggapi hal tersebut, Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi yang juga menjabat sebagai Koordinator PPKM Darurat wilayah Jawa dan Bali, Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, pemerintah terus mempelajari kebijakan yang diterapkan dan dampak yang ditimbulkan. Melambatnya perputaran roda ekonomi akan mempengaruhi pendapatan dan keberlangsungan hidup masyarakat.

“Tentu ini kita amati dengan cermat, kami ada tim juga yang mengamati sampai berapa jauh kita boleh pergi,” ujarnya dalam konferensi pers secara virtual, Kamis (15/7).

Luhut mengaku, jika penerapan PPKM Darurat berlangsung lama, maka akan mematikan ekonomi masyarakat. “Istilah saya itu kalau kita bengkokkan sesuatu musti ada batasnya. Kalau bengkok terus, ya patah. Jadi, kita mengamati betul masalah ekonomi ini jangan sampai kelamaan juga, malah buat mati,” tuturnya.

Luhut menyampaikan, mengenai perpanjangan PPKM Darurat akan dikaji berdasarkan data yang ada, evaluasi dari penerapan pertama. “Kemarin Presiden minta saya untuk evaluasi. Saya janji pada Presiden besok atau nanti sore kami akan laporkan cara bertindak apa yang akan dilakukan dengan data-data yang ada. Nanti kita juga bertemu asosiasi guru besar universitas dan minta pendapat mereka juga,” ungkapnya.

Sejauh ini, kata Luhut, pemerintah akan melihat pengendalian Covid-19 dari hasil pembatasan mobilitas masyarakat. Menurutnya, terjadinya lonjakan kasus selama PPKM Darurat disebabkan karena virus sudah mencapai masa inkubasi 14-21 hari. Dengan kata lain, itu merupakan dampak dari longgarnya aktivitas sebelum PPKM Darurat.

“Karena pemahaman kita mengenai varian Delta ini banyak yang tidak paham betul, sudah lihat chart tadi bukan hanya Indonesia saja, banyak negara lain yang juga kena. Ilmu kedokteran belum sampai ke sana, saya selalu tanya teman-teman dokter mengenai ini,” ungkapnya.

Varian Delta Sulit Dikendalikan

Luhut mengakui, virus Covid-19 varian delta sulit dikendalikan. Penularan kasus Covid-19 yang tembus rekor beberapa hari ini juga disebabkan oleh varian delta yang mayoritas menyebar di wilayah Jawa.

Selama PPKM Darurat diterapkan, ada kenaikan hingga 44,51 persen. Penularan varian Delta sendiri sangat cepat dibandingkan varian alfa pada saat Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) diterapkan. “Kita semua paham, dari varian Delta ini varian yang tidak bisa dikendalikan,” ungkapnya.

Namun, kata Luhut, tak hanya menimbulkan lonjakan kasus Covid-19 di Indonesia. Ia menyebut negara-negara seperti Inggirs, Belanda, Amerika Serikat, dan Thailand, mengalami permasalahan yang sama. “Jadi jangan kita melihat Indonesia saja yang kena. Itu Inggris kena, Belanda kena. Perdana Menteri Belanda kemarin minta maaf karena dia menyetujui lepas masker, beberapa waktu lalu yang sekarang naik eksponensial, Malaysia juga masih semua juga. Rusia, Thailand, dan sebagainya. Thailand dan AS sendiri juga mengalami kenaikan yang luar biasa,” bebernya.

Luhut menambahkan, kehadiran varian delta ini merupakan musuh yang berbeda. Namun, pemerintah terus berupaya mengerahkan sumber daya yang ada meskipun tidak mudah. “Kecepatan vaksinasi sangat penting meskipun terpapar kemungkinan meninggal sangat kecil,” pungkasnya. (jpc)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/