MEDAN, SUMUTPOS.CO – Perlombaan durian unggul lokal yang diinisiasi Badan Pemberdayaan Ekonomi Kerakyatan (BPEK) PDIP Sumatera Utara, sukses digelar di Kota Binjai pada Sabtu (24/7) lalu. Latar belakang kegiatan ini lantaran keprihatinan atas musnahnya plasma nutfah (DNA) durian unggul lokal.
“Masyarakat tidak menyadari durian memiliki nilai ekonomi yang jauh melampaui nilai kayu atau pun sekadar buahnya. Bila pohon-pohon ini diperbanyak, buahnya dibranding, bisa menjadi sumber ekonomi miliaran rupiah,” kata Kepala BPEK PDIP Sumut, Sugianto Makmur kepada wartawan di Medan, Senin (26/7). Selain Sugianto Makmur, perlombaan ini turut didukung Sekretaris BPEK, Indah Dameria Lumban Tobing dan pengurus lain, Juphiter Ginting Franche Sitanggang.
Dalam situasi pandemi, lanjut Sugianto, perlombaan dilakukan dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat. Hal ini juga mempersulit datangnya durian-durian unggul ke lokasi lomba di Binjai. Namun dengan pertimbangan musim durian di Bahorok yang akan lewat, maka acara tetap diadakan.
Anggota Komisi B DPRD Sumut ini berharap, pengelolaan holtikultura di Indonesia terkhusus Sumut, bisa dengan konsep yang sederhana dan lebih membumi sehingga masyarakat tertarik bertani. Salah satunya, lanjut dia, Pemprov Sumut harus bisa mewujudkan Binjai sebagai kota penangkar tanaman buah. Para penangkar dilatih dan diawasi agar bibit tanaman benar-benar berkualitas.
“Kita belum lagi masuk ke tanaman obat, bunga, sayur dan jamur-jamuran yang masing-masing masih penuh potensi untuk dikembangkan. Indonesia sungguh kaya dan kekayaan itu jangan kita biarkan musnah,” kata wakil rakyat Dapil Binjai-Langkat itu.
Pasar ekspor durian dunia sangat prospek. Thailand mengekspor durian dan produk turunannya, senilai Rp31 triliun pada 2020, padahal lahan tanam durian di negara itu hanya 160.000 hektare. Sedanglan ekspor durian Indonesia, kata Sugianto, sepertinya belum menembus Rp10 miliar per tahun.
Hadir Kepala Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Binjai, Agustawan Karnajaya, Ketua PDIP Sumut Djarot Saiful Hidayat diwakili Bendahara, Meriahta Sitepu, Kasie Holtikultur Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Sumut, Lusi. Adapun juri adalah Sunardi, seorang kolektor durian lokal dan juga pemilik Mulia Tani Farm.
Para pemenang lomba yakni Suhendra dari Desa Bukit Sari, Padang Tualang yang meraih juara 1 dan 3. Suhendra menerima total hadiah Rp7 juta. Juara 2 diraih Syahrial dari Desa Timbang Lawan, Kecamatan Bahorok. Ia menerima hadiah Rp3 juta. Kemudian 4 juara harapan masing-masing menerima Rp1 juta dan 4 juara hiburan masing-masing menerima Rp500 ribu. Total varian durian yang mengikuti lomba sebanyak 30 jenis. (prn/ila)