29 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Di Tangan Guru yang Hebat, Teknologi Sangat Transformatif

LABUSEL, SUMUTPOS.CO—Teknologi kini merupakan bagian penting dari proses pendidikan. Berkat alat pembelajaran modern, pendidikan tanpa henti kini dapat dilakukan, keterlibatan siswa meningkat, dan pengetahuan berkembang pesat.

WEBINAR: Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital yang diinisiasi Kementerian Kominfo RI diselenggarakan di Kabupaten Labusel, Sumut, dengan mengangkat tema besar “Menjaga dan Mendidik Anak di Era Digital” pada 12 Agustus 2021. IST

“Meski demikian, teknologi takkan pernah bisa menggantikan guru yang hebat, melainkan di tangan guru yang hebat, teknologi sangat transformatif,” kata Rina Agustini, Guru Tata Boga SMK ICB Cinta Wisata Bandung, saat jadi narasumber Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital di Kabupaten Labuhanbatu Selatan (Labusel), Provinsi Sumatera Utara, 12 Agustus 2021.

Menurutnya, manfaat teknologi untuk guru mencakup menyiapkan pelajaran dengan media campuran, serta guru dapat menyesuaikan dengan aneka ragam gaya belajar siswa.

“Penting bagi guru mempersiapkan ruang belajar digital, dengan cara pilih sistem manajemen pembelajaran, tinjau bahan pembelajaran online, membuat jadwal pembelajaran, pilih platform live streaming yang aman, serta pilih aplikasi yang mendorong kolaborasi,” katanya di sesi Keamanan Digital dengan materi bertema “Rekam Jejak Digital di Ranah Pendidikan”.

Rina menjelaskan, teknologi interaktif memungkinkan siswa untuk meningkatkan kemampuannya dalam berkomunikasi dengan teman sekelas maupun guru.

“Manfaat bagi siswa, meliputi siswa dapat lebih aktif dalam belajar berkat kuis, permainan, jajak pendapat, konten video, serta semua orang bisa belajar sesuai dengan kemampuannya, sehingga siswa bisa mengetahui kekuatan dan kelemahan mereka,” pungkasnya.

Frans Padak Demon, Konsultan Media International pada sesi Kecakapan Digital, menjabarkan unsur proses belajar antara lain menerima ilmu, menganalisa, diskusi dengan sesama murid dan guru, peran guru sebagai pengajar dan fasilitator, kemampuan untuk disiplin atur waktu dan belajar sendiri, serta kemudahan menggunakan platform dan peralatan pengajaran dan belajar.

“Tantangan belajar online ini meliputi adaptasi dari pertemuan tatap muka ke pertemuan online, masalah keterampilan mengoperasikan komputer, serta masalah pengolahan waktu,” katanya yang mengangkat tema “Digital Skill in Action: Sukses Belajar Online dengan Kemampuan Literasi Digital”.

Kreatif dan inovatif menggunakan teknologi, lanjut dia dengan cara perubahan metode pengajaran, gunakan aneka software dan aplikasi untuk tingkatkan keterlibatan murid, tingkatkan motivasi murid dengan tugas-tugas pembuatan video, serta sistem manajemen pengajaran, seperti ruang guru dan google classroom.

Sugianto selaku Ketua Dewan Kesehatan Rakyat Sumut, di sesi Budaya Digital menjabarkan tantangan budaya dalam bermedia digital, meliputi kaburnya wawasan kebangsaan, menipisnya kesopanan dan kesantunan, berkurangnya toleransi dan penghargaan pada perbedaan, menghilangnya batas-batas privasi, serta pelanggaran hak cipta dan karya intelektual.

“Pilar kebangsaan mencakup antara lain Pancasila, UUD 1945, Negara kesatuan Republik Indonesia, serta Bhineka Tunggal Ika,” kata dia dalam materi bertajuk “Literasi Dalam Meningkatkan Wawasan Kebangsaan”.

Menurutnya, Pancasila merupakan falsafah negara dan pandangan atau cara hidup bagi bangsa Indonesia dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara untuk mencapai cita-cita nasional.

“Pancasila menjadi karakter masyarakat Indonesia sehingga menjadi identitas atau jati diri Indonesia. Norma konstitusional UUD 1945 menjadi acuan dalam pembangunan karakter bangsa. Karakter yang dibangun pada manusia dan bangsa Indonesia ialah karakter yang memperkuat dan memperkukuh komitmen terhadap NKRI. Bhinneka Tunggal Ika bertujuan menghargai perbedaan atau keragaman namun tetap bersatu dalam ikatan sebagai bangsa Indonesia,” urainya.

Rahmad Aditiya, Dosen Fakultas Teknik Informatika UNIVA Labuhanbatu, menjelaskan media sosial merupakan sebuah media daring yang digunakan satu sama lain yang para penggunanya bisa dengan mudah berpartisipasi, berinteraksi, berbagi, serta menciptakan isi blog, jejaring sosial, dan dunia virtual tanpa dibatasi oleh ruang dan waktu.

“Medsos marak akan berbagai tindakan kejahatan seperti penipuan online, berita hoaks, dan kiriman spam. Masyarakat dapat turut berperan aktif dalam memberantas kejahatan online dengan melaporkan konten yang berbahaya dan tidak sehat. Laporkan konten tersebut lewat form Kominfo, form polisi online, dan email Kominfo,” katanya di sesi Etika Digital dengan mengusung tema “Bijak Sebelum Mengunggah di Media Sosial”.

Ia memberi tips bermedsos dengan bijak dan tepat, dengan cara tidak berlebihan dalam membagikan hal pribadi, bijak dan berpikir ulang ketika ingin mengunggah sesuatu hal, lakukan detoks medsos secara berkala, berhenti membandingkan diri, serta jauhi drama medsos.

Webinar diakhiri Megan Lisandra Elmira, influencer dengan followers 12,4 ribu, dengan menyimpulkan hasil webinar dari tema yang sudah diangkat para narasumber.

Sebagai keynote speaker, Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi memberikan sambutan tujuan Literasi Digital agar masyarakat cakap dalam menggunakan teknologi digital, bermanfaat dalam membangun daerahnya masing-masing oleh putra putri daerah melalui digital platform.

Diketahui, kegiatan ini sesuai arahan Presiden Joko Widodo tentang pentingnya sumber daya manusia yang memiliki talenta digital. Berkenaan dengan itu, Kemkominfo melalui Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika menyelenggarakan kegiatan Webinar Indonesia Makin Cakap Digital di Wilayah Sumatera pada 77 kabupaten/kota dari Aceh hingga Lampung.

Ditjen Aptika memiliki target hingga 2024 untuk menjangkau 50 juta masyarakat agar mendapatkan literasi di bidang digital, yakni secara spesifik dimulai pada 2021.
Target yang telah dicanangkan adalah 12,5 juta masyarakat dari berbagai kalangan untuk mendapatkan literasi di bidang digital.

Hal ini menjadi sangat penting untuk dilakukan mengingat penggunaan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) serta internet yang semakin masif oleh masyarakat, sehingga implementasi program literasi digital di daerah perlu terus digalakkan. (rel/dek)

LABUSEL, SUMUTPOS.CO—Teknologi kini merupakan bagian penting dari proses pendidikan. Berkat alat pembelajaran modern, pendidikan tanpa henti kini dapat dilakukan, keterlibatan siswa meningkat, dan pengetahuan berkembang pesat.

WEBINAR: Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital yang diinisiasi Kementerian Kominfo RI diselenggarakan di Kabupaten Labusel, Sumut, dengan mengangkat tema besar “Menjaga dan Mendidik Anak di Era Digital” pada 12 Agustus 2021. IST

“Meski demikian, teknologi takkan pernah bisa menggantikan guru yang hebat, melainkan di tangan guru yang hebat, teknologi sangat transformatif,” kata Rina Agustini, Guru Tata Boga SMK ICB Cinta Wisata Bandung, saat jadi narasumber Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital di Kabupaten Labuhanbatu Selatan (Labusel), Provinsi Sumatera Utara, 12 Agustus 2021.

Menurutnya, manfaat teknologi untuk guru mencakup menyiapkan pelajaran dengan media campuran, serta guru dapat menyesuaikan dengan aneka ragam gaya belajar siswa.

“Penting bagi guru mempersiapkan ruang belajar digital, dengan cara pilih sistem manajemen pembelajaran, tinjau bahan pembelajaran online, membuat jadwal pembelajaran, pilih platform live streaming yang aman, serta pilih aplikasi yang mendorong kolaborasi,” katanya di sesi Keamanan Digital dengan materi bertema “Rekam Jejak Digital di Ranah Pendidikan”.

Rina menjelaskan, teknologi interaktif memungkinkan siswa untuk meningkatkan kemampuannya dalam berkomunikasi dengan teman sekelas maupun guru.

“Manfaat bagi siswa, meliputi siswa dapat lebih aktif dalam belajar berkat kuis, permainan, jajak pendapat, konten video, serta semua orang bisa belajar sesuai dengan kemampuannya, sehingga siswa bisa mengetahui kekuatan dan kelemahan mereka,” pungkasnya.

Frans Padak Demon, Konsultan Media International pada sesi Kecakapan Digital, menjabarkan unsur proses belajar antara lain menerima ilmu, menganalisa, diskusi dengan sesama murid dan guru, peran guru sebagai pengajar dan fasilitator, kemampuan untuk disiplin atur waktu dan belajar sendiri, serta kemudahan menggunakan platform dan peralatan pengajaran dan belajar.

“Tantangan belajar online ini meliputi adaptasi dari pertemuan tatap muka ke pertemuan online, masalah keterampilan mengoperasikan komputer, serta masalah pengolahan waktu,” katanya yang mengangkat tema “Digital Skill in Action: Sukses Belajar Online dengan Kemampuan Literasi Digital”.

Kreatif dan inovatif menggunakan teknologi, lanjut dia dengan cara perubahan metode pengajaran, gunakan aneka software dan aplikasi untuk tingkatkan keterlibatan murid, tingkatkan motivasi murid dengan tugas-tugas pembuatan video, serta sistem manajemen pengajaran, seperti ruang guru dan google classroom.

Sugianto selaku Ketua Dewan Kesehatan Rakyat Sumut, di sesi Budaya Digital menjabarkan tantangan budaya dalam bermedia digital, meliputi kaburnya wawasan kebangsaan, menipisnya kesopanan dan kesantunan, berkurangnya toleransi dan penghargaan pada perbedaan, menghilangnya batas-batas privasi, serta pelanggaran hak cipta dan karya intelektual.

“Pilar kebangsaan mencakup antara lain Pancasila, UUD 1945, Negara kesatuan Republik Indonesia, serta Bhineka Tunggal Ika,” kata dia dalam materi bertajuk “Literasi Dalam Meningkatkan Wawasan Kebangsaan”.

Menurutnya, Pancasila merupakan falsafah negara dan pandangan atau cara hidup bagi bangsa Indonesia dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara untuk mencapai cita-cita nasional.

“Pancasila menjadi karakter masyarakat Indonesia sehingga menjadi identitas atau jati diri Indonesia. Norma konstitusional UUD 1945 menjadi acuan dalam pembangunan karakter bangsa. Karakter yang dibangun pada manusia dan bangsa Indonesia ialah karakter yang memperkuat dan memperkukuh komitmen terhadap NKRI. Bhinneka Tunggal Ika bertujuan menghargai perbedaan atau keragaman namun tetap bersatu dalam ikatan sebagai bangsa Indonesia,” urainya.

Rahmad Aditiya, Dosen Fakultas Teknik Informatika UNIVA Labuhanbatu, menjelaskan media sosial merupakan sebuah media daring yang digunakan satu sama lain yang para penggunanya bisa dengan mudah berpartisipasi, berinteraksi, berbagi, serta menciptakan isi blog, jejaring sosial, dan dunia virtual tanpa dibatasi oleh ruang dan waktu.

“Medsos marak akan berbagai tindakan kejahatan seperti penipuan online, berita hoaks, dan kiriman spam. Masyarakat dapat turut berperan aktif dalam memberantas kejahatan online dengan melaporkan konten yang berbahaya dan tidak sehat. Laporkan konten tersebut lewat form Kominfo, form polisi online, dan email Kominfo,” katanya di sesi Etika Digital dengan mengusung tema “Bijak Sebelum Mengunggah di Media Sosial”.

Ia memberi tips bermedsos dengan bijak dan tepat, dengan cara tidak berlebihan dalam membagikan hal pribadi, bijak dan berpikir ulang ketika ingin mengunggah sesuatu hal, lakukan detoks medsos secara berkala, berhenti membandingkan diri, serta jauhi drama medsos.

Webinar diakhiri Megan Lisandra Elmira, influencer dengan followers 12,4 ribu, dengan menyimpulkan hasil webinar dari tema yang sudah diangkat para narasumber.

Sebagai keynote speaker, Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi memberikan sambutan tujuan Literasi Digital agar masyarakat cakap dalam menggunakan teknologi digital, bermanfaat dalam membangun daerahnya masing-masing oleh putra putri daerah melalui digital platform.

Diketahui, kegiatan ini sesuai arahan Presiden Joko Widodo tentang pentingnya sumber daya manusia yang memiliki talenta digital. Berkenaan dengan itu, Kemkominfo melalui Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika menyelenggarakan kegiatan Webinar Indonesia Makin Cakap Digital di Wilayah Sumatera pada 77 kabupaten/kota dari Aceh hingga Lampung.

Ditjen Aptika memiliki target hingga 2024 untuk menjangkau 50 juta masyarakat agar mendapatkan literasi di bidang digital, yakni secara spesifik dimulai pada 2021.
Target yang telah dicanangkan adalah 12,5 juta masyarakat dari berbagai kalangan untuk mendapatkan literasi di bidang digital.

Hal ini menjadi sangat penting untuk dilakukan mengingat penggunaan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) serta internet yang semakin masif oleh masyarakat, sehingga implementasi program literasi digital di daerah perlu terus digalakkan. (rel/dek)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/