SIBOLANGIT-Mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi (FKG), Universitas Sumatera Utara (USU) warga negara Malaysia, Sethu Bathi Rao (20), tewas di Air Terjun Dua Warna Sibolangit, Kabupaten Deli Serdang, Minggu (15/1) sekitar pukul 12.30 WIB.
Informasi yang diperoleh Sumut Pos di lapangan, korban meninggal dengan posisi terjepit di antara batu, di bawah air terjun yang terletak di kaki Gunung Sibayak itu.
Menurut Koordinator Posko Pencaharian asal SOBT (Sibolangit Outbond Trainer), Hendi Maratua Sagala, peristiwa naas kemarin diketahui, setelah seorang pengunjung lainnya melaporkan kejadian kePosko Ranger Pintu Rimba, Bumi Perkemahan Sibolangit.
Tidak lama berselang, 26 orang anggota Ranger, melakukan penyusuran ke lokasi. Menempuh perjalanan sekitar 2-3 jam, tim awal ini berhasil berjumpa dengan rombongan korban di air terjun yang berada di ketinggian 1.500 dpl.
Tidak lama berselang, Tim Penyelamat dan Kantor SAR Medan langsung menggelar proses evakuasi. Tetapi, angin kencang memperngaruhi kondisi air sekaligus mempersulit evakuasi. Tekanan air dari dalam, khusunya arah hulu air terjun, merupakan faktor utama penghambat penyelaman telaga seluas 1.000 meter persegi itu.
Sekitar pukul 15.00 WIB, setelah angin mereda, jasad pria asal Malaysia itu dapat di bawa ke darat. Usai magrib, jasad korban tiba di Pintu Rimba Sibalongit dan dimasukkan ke mobil ambulans untuk dibawa ke RSUP H Adam Malik Medan.
Keterangan tambahan yang diperoleh dari Tim Pencari, Hendi Maratua Sagala dan Ipul, Sethu dan 10 orang lainnya asal FKG USU yang kesemuanya warga Negara Malaysia, berangkat menuju Telaga Dua Warna sekitar pukul 09.00 WIB, Minggu ( 15/1). “Setelah mendaftar ke Posko Ranger, mereka naik dengan dipandu 20 orang anggota Pemandu Wisata yang ditunjuk,” kata Hendi.
Setelah lelah berjalan kaki, di antara hutan kaki Gunung Sibayak, rombongan sampai di Telaga Air Terjun Dua Warna. Panorama alam dari Air Terjun, setinggi 70 m itu, membuat wisatawan ini berhasrat, langsung mandi. Kabar yang diperoleh dari saksi mata, Sethu yang melihat temannya dalam keadaan bahaya, mencoba melakukan pertolongan.
Tetapi malang tidak dapat ditolak, usaha menolong teman yang diduga kuat tidak dapat berenang itu, ternyata membuat Sethu, masuk semakin dalam ke dasar telaga. Hingga, kaki korban terjepit di antara batu batu air yang berada di dasar telaga yang ditaksir sedalam 2,5 meter.
Sementara kondisi Sethu yang berada di ujung maut, teman yang sebelumnya hendak ditolong berhasil selamat dari maut. Sethu tercatat menjadi korban pertama, wisatawan yang meninggal di Telaga Air Terjun Dua Warna. Namun demikian, informasi latar belakang tewasnya Sethu masih akan ditelusuri, pihak Kantor SAR Medan dan Tim Ranger Sibolangit .
“Apakah peristiwa naas kemarin ada hubungannya dengan human error atau hal lain, baru akan kita temukan setelah evaluasi beberapa hari ke depan. Kita tidak mau membuat kesimpulan secara premature, tadinya kami hanya fokus pada proses evakuasi korban,” kata Hendi.
Menurut keterangan Kapolsek Pancur Batu Kompol Ruruh Wicaksono Sik SH MH, dari hasil keterangan 10 rekan-rekan korban yang dimintai keterangan, korban dkk memang sedang berlibur. “Saat dilakukan olah tempat kejadian perkara dan kondisi tubuh korban tidak ada tanda-tanda yang mencurigakan,” ujar Ruruh.
Ruruh juga mengatakan, pihaknya telah berkordinasi dengan konjen Malaysia. “Korban berwarga negara Malaysia, untuk itu kita telah berkordinasi dengan pihak konjen Malaysia,” ujar Ruruh. (wan/mag-5)