29 C
Medan
Monday, November 25, 2024
spot_img

8 Nigel de Jong Berubah karena Figur Ayah

Tukang Jagal, Anjing Pitbull, atau Mesin Pemotong Rumput. Itu adalah beberapa julukan untuk Nigel de Jong mengacu gaya permainan kesar bahkan cenderung brutal dari gelandang bertahan Manchester City tersebut.

Lihat saja tendangan kungfu-nya kepada gelandang Spanyol Xabi Alonso di final Piala Dunia 2010, lalu mematahkan kaki gelandang Bolton Stuart Holden dan winger Newcastle United Hatem Ben Arfa.

Namun, karakter itu hanya ada di lapangan. Di luar lapangan, De Jong adalah pribadi yang manis. Dia juga seorang  family man, dan De Jong mulai merasakan transisi tersebut pada 2000. Yakni, ketika dirinya menyandang status sebagai ayah.
“Sebagai seorang ayah, Anda harus bisa mengambil mana keputusan yang tepat dan memberi contoh bagus bagi anak-anaknya, karena Anda mungkin idola mereka,” kata De Jong dalam wawancara dengan Daily Mirror.

Figur ayah sekaligus membangkitkan memori masa kecilnya. De Jong pernah sangat membenci ayahnya, Jerry, karena menceraikan ibunya, Marja, saat dirinya akan masuk akademi Ajax  (usia 9 tahun). Jerry, 47, yang pernah tiga kali membela timnas Belanda di awal dekade 1990-an itu juga pernah ketahuan mencuri dompet rekan seklubnya di MVV Maastricht.

De Jong baru bisa memaafkan perilaku ayahnya setelah bergabung City dua tahun lalu. “Saya mungkin tidak mendapat kasih sayang yang cukup darinya dan tidak memahami jalan hidupnya, tapi saya membutuhkannya sebagai ayah saya dan kakek anak saya. Setiap orang berhak mendapatkan kesempatan kedua dalam hidupnya,” papar mantan pemain Hamburger SV itu.(dns/bas/jpnn)

Tukang Jagal, Anjing Pitbull, atau Mesin Pemotong Rumput. Itu adalah beberapa julukan untuk Nigel de Jong mengacu gaya permainan kesar bahkan cenderung brutal dari gelandang bertahan Manchester City tersebut.

Lihat saja tendangan kungfu-nya kepada gelandang Spanyol Xabi Alonso di final Piala Dunia 2010, lalu mematahkan kaki gelandang Bolton Stuart Holden dan winger Newcastle United Hatem Ben Arfa.

Namun, karakter itu hanya ada di lapangan. Di luar lapangan, De Jong adalah pribadi yang manis. Dia juga seorang  family man, dan De Jong mulai merasakan transisi tersebut pada 2000. Yakni, ketika dirinya menyandang status sebagai ayah.
“Sebagai seorang ayah, Anda harus bisa mengambil mana keputusan yang tepat dan memberi contoh bagus bagi anak-anaknya, karena Anda mungkin idola mereka,” kata De Jong dalam wawancara dengan Daily Mirror.

Figur ayah sekaligus membangkitkan memori masa kecilnya. De Jong pernah sangat membenci ayahnya, Jerry, karena menceraikan ibunya, Marja, saat dirinya akan masuk akademi Ajax  (usia 9 tahun). Jerry, 47, yang pernah tiga kali membela timnas Belanda di awal dekade 1990-an itu juga pernah ketahuan mencuri dompet rekan seklubnya di MVV Maastricht.

De Jong baru bisa memaafkan perilaku ayahnya setelah bergabung City dua tahun lalu. “Saya mungkin tidak mendapat kasih sayang yang cukup darinya dan tidak memahami jalan hidupnya, tapi saya membutuhkannya sebagai ayah saya dan kakek anak saya. Setiap orang berhak mendapatkan kesempatan kedua dalam hidupnya,” papar mantan pemain Hamburger SV itu.(dns/bas/jpnn)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/