28 C
Medan
Monday, November 25, 2024
spot_img

Pembunuh Sopir Taksi Online Ditembak Mati

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Satreskrim Polrestabes Medan terpaksa menembak hingga tewas tersangka perampokan dan pembunuhan terhadap sopir taksi online bernama M Idris (42), warga Jalan Pinang Baris/TB Simatupang, Medan Sunggal. Tersangka yang diketahui bernama Indra Gunawan Lubis (IGL), warga Jalan Persamaan, Sitirejo II, Medan Amplas, ini ditembak polisi karena melakukan perlawanan saat dibawa untuk pengembangan kasus.

PAPARKAN:Polrestabes memaparkan pengungkapan kasus pembunuhan sopir taksi online di Mapolrestabes Medan, Kamis (2/12).m idris/sumut pos.

Kapolrestabes Medan Kombes Pol Riko Sunarko mengatakan, tersangka IGL ditangkap di sekitar Jalan HM Jhoni tanpa perlawanan. Penangkapan tersangka IGL berdasarkan pengembangan setelah meringkus R alias Gembul di Jalan Jermal Rabu (1/12) dini hari.

R merupakan rekan tersangka IGL yang diajak untuk menemaninya mengambil mobil korban, Daihatsu Sigra warna silver BK 1193 GY, yang disembunyikan di kawasan Jalan Pertahanan, Patumbak. “R diamankan tim gabungan dari Satreskrim Polrestabes Medan bersama Direktorat Reskrimum Polda Sumut saat mengambil mancis yang tertinggal di dalam mobil korban. Sedangkan tersangka IGL berhasil melarikan diri setelah mengetahui R ditangkap,” kata Riko saat memaparkan kasus tersebut, Kamis (2/12) petang.

Riko menjelaskan, tim lalu menginterogasi R dan melakukan pengejaran terhadap tersangka IGL hingga akhirnya berhasil ditangkap di sekitar Jalan HM Jhoni hari itu juga. Namun, saat melakukan pengembangan kasus ke Jalan TB Simatupang untuk meminta keterangan S karena yang memesankan taksi online tersebut, tersangka IGL beralasan kebelet mau buang air kecil. Petugas lalu berhenti di pinggir jalan dan menurunkan tersangka dengan pengawalan.

“Ketika diturunkan, tersangka melawan dan berusaha merampas senjata api milik anggota. Anggota berupaya meringkusnya tetapi terus melawan, sehingga diberikan tembakan peringatan ke udara. Akan tetapi, tersangka tidak perduli hingga akhirnya terkapar usai diberi tindakan tegas. Setelah itu, anggota membawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Medan untuk diberikan pertolongan. Namun, sesampai di rumah sakit ternyata tersangka sudah dinyatakan meninggal dunia,” terang Riko.

Menurut Riko, tersangka IGL yang sempat diinterogasi mengaku tidak ada niat untuk merampok dan membunuh korban. Korban tewas karena mereka berkelahi, dan muncul niat tersangka ingin menguasai barang berharga korban. “Tersangka IGL merupakan residivis kasus narkoba,” ujarnya.

Dipaparkannya, awalnya tersangka IGL sekira pukul 18.30 WIB menghubungi rekannya, SK, untuk bertemu membicarakan adanya proyek. Selanjutnya, mereka bertemu di tempat usaha SK di kawasan Jalan TB Simatupang, Medan Sunggal. Saat bertemu, tersangka IGL membicarakan adanya proyek di Aceh yang akan dikerjakan. Setelah selesai, sekira pukul 23.00 WIB tersangka meminta tolong kepada SK untuk memesankan taksi online dengan tujuan ke Hotel Soechi guna bertemu pemborong.

“Korban merespon orderan tersebut dan menjemput tersangka lalu membawanya sampai tujuan sesuai aplikasi. Setibanya di depan hotel, tersangka tidak mau membayar ongkos taksi online (sebesar Rp51 ribu). Tersangka beralasan tidak punya uang. Akibatnya, terjadi cekcok antara korban dan tersangka hingga berujung perkelahian. Tersangka memukul korban dan mencekiknya hingga meregang nyawa. Setelah itu, tersangka membawa mayat korban dan membuang ke pinggir jalan Kanal Titi Kuning. Kemudian, tersangka langsung menuju Jalan Pertahanan untuk menyembunyikan mobil milik korban,” papar Riko.

Selanjutnya, tersangka menemui rekannya, S, untuk menemaninya membeli dan mengomsumsi narkoba di kawasan Jermal. Setelah selesai, keduanya kembali ke Jalan Pertahanan. Tersangka IGL lalu meminta tolong kepada S untuk memanggil R alias Gembul untuk bertemu. Tersangka IGL meminta R untuk menemaninya mengambil mobil korban yang disembunyikan di kawasan Jalan Pertahanan. Selanjutnya, mereka berdua pergi ke Deli Tua untuk bertemu temannya. Setelah selesai, tersangka IGL lalu menuju ke Jalan Jermal dan berhenti di pinggir jalan saat sepi. Tersangka IGL lalu membuka kap depan dan merusak batere lalu meninggalkan mobil korban di pinggir Jalan Jermal. “Tersangka IGL lalu mengajak R untuk bertemu temannya di warung. Namun, karena mancis ketinggalan di dalam mobil maka meminta R untuk mengambilnya,” pungkasnya.

Diketahui, mayat korban ditemukan di pinggir Jalan Inspeksi Kanal, depan SMA Negeri 13 Medan, Titi Kuning, Medan Johor. Mayat sopir taksi online tersebut pertama kali ditemukan pengendara sepeda motor yang kebetulan melintas sekira pukul 01.20 WIB. Saat ditemukan, korban dalam posisi terlentang di pinggir jalan.

Sementara, aksi perampokan dan pembunuhan sopir taksi online di Medan, Rabu (1/12) kemarin, mendapat sorotan anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Medan. Apalagi, peristiwa ini pun seketika viral dan membuat geger warga Kota Medan.

Anggota Komisi I DPRD Medan, Robi Barus menilai bahwa peristiwa tersebut dapat dijadikan bukti sekaligus barometer meningkatnya tindak kriminalitas di Kota Medan. “Sungguh kita sangat prihatin atas kejadian itu. Tewasnya sopir taksi online itu adalah bukti dan barometer meningkatnya tindak kriminalitas di Kota Medan,” ucap anggota dewan ini kepada Sumut Pos, Kamis (2/12).

Dikatakan Robi, hal itu juga sangat berpengaruh terhadap tingkat keamanan dan kenyamanan masyarakat dalam beraktifitas sehari-hari.

“Padahal korban ini sedang bekerja, cari makan. Kalau begini kejadiannya, runtuhlah rasa aman dan nyaman masyarakat,” ujarnya. Disisi lain, terang Robi, menjaga keamanan dan ketertiban ditengah-tengah masyarakat merupakan tanggungjawab pihak kepolisian. Untuk itu, Robi pun meminta kepada Polrestabes Kota Medan untuk lebih fokus dan serius dalam menjaga dan meningkatkan keamanan serta kondusifitas masyarakat.

“Dan sudah menjadi tanggungjawab kepolisian dalam memberikan rasa aman kepada masyarakat. Saya minta kepada Polrestabes Medan, tolong lebih serius dalam menjaga keamanan dan ketertiban,” terangnya.

Ketua Fraksi PDIP DPRD Medan itu pun meminta, agar Polrestabes Kota Medan kembali meningkatkan patroli keamanan, khususnya pada malam hari. Mengingat, potensi tindak kriminalitas lebih besar dilakukan pada malam hari.

“Selain itu, yang namanya narkoba juga harus diberantas sampai ke akar-akarnya. Tak bisa kita pungkiri lagi, bahwa narkoba ini penyebab terbesar meningkatnya tingkat kriminalitas. Sekali lagi saya minta, tolong Polrestabes Medan selaku counterpart kami di Komisi I untuk meningkatkan kinerjanya dalam menjaga keamanan dan kondusifitas,” pungkasnya. (ris/map/azw)

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Satreskrim Polrestabes Medan terpaksa menembak hingga tewas tersangka perampokan dan pembunuhan terhadap sopir taksi online bernama M Idris (42), warga Jalan Pinang Baris/TB Simatupang, Medan Sunggal. Tersangka yang diketahui bernama Indra Gunawan Lubis (IGL), warga Jalan Persamaan, Sitirejo II, Medan Amplas, ini ditembak polisi karena melakukan perlawanan saat dibawa untuk pengembangan kasus.

PAPARKAN:Polrestabes memaparkan pengungkapan kasus pembunuhan sopir taksi online di Mapolrestabes Medan, Kamis (2/12).m idris/sumut pos.

Kapolrestabes Medan Kombes Pol Riko Sunarko mengatakan, tersangka IGL ditangkap di sekitar Jalan HM Jhoni tanpa perlawanan. Penangkapan tersangka IGL berdasarkan pengembangan setelah meringkus R alias Gembul di Jalan Jermal Rabu (1/12) dini hari.

R merupakan rekan tersangka IGL yang diajak untuk menemaninya mengambil mobil korban, Daihatsu Sigra warna silver BK 1193 GY, yang disembunyikan di kawasan Jalan Pertahanan, Patumbak. “R diamankan tim gabungan dari Satreskrim Polrestabes Medan bersama Direktorat Reskrimum Polda Sumut saat mengambil mancis yang tertinggal di dalam mobil korban. Sedangkan tersangka IGL berhasil melarikan diri setelah mengetahui R ditangkap,” kata Riko saat memaparkan kasus tersebut, Kamis (2/12) petang.

Riko menjelaskan, tim lalu menginterogasi R dan melakukan pengejaran terhadap tersangka IGL hingga akhirnya berhasil ditangkap di sekitar Jalan HM Jhoni hari itu juga. Namun, saat melakukan pengembangan kasus ke Jalan TB Simatupang untuk meminta keterangan S karena yang memesankan taksi online tersebut, tersangka IGL beralasan kebelet mau buang air kecil. Petugas lalu berhenti di pinggir jalan dan menurunkan tersangka dengan pengawalan.

“Ketika diturunkan, tersangka melawan dan berusaha merampas senjata api milik anggota. Anggota berupaya meringkusnya tetapi terus melawan, sehingga diberikan tembakan peringatan ke udara. Akan tetapi, tersangka tidak perduli hingga akhirnya terkapar usai diberi tindakan tegas. Setelah itu, anggota membawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Medan untuk diberikan pertolongan. Namun, sesampai di rumah sakit ternyata tersangka sudah dinyatakan meninggal dunia,” terang Riko.

Menurut Riko, tersangka IGL yang sempat diinterogasi mengaku tidak ada niat untuk merampok dan membunuh korban. Korban tewas karena mereka berkelahi, dan muncul niat tersangka ingin menguasai barang berharga korban. “Tersangka IGL merupakan residivis kasus narkoba,” ujarnya.

Dipaparkannya, awalnya tersangka IGL sekira pukul 18.30 WIB menghubungi rekannya, SK, untuk bertemu membicarakan adanya proyek. Selanjutnya, mereka bertemu di tempat usaha SK di kawasan Jalan TB Simatupang, Medan Sunggal. Saat bertemu, tersangka IGL membicarakan adanya proyek di Aceh yang akan dikerjakan. Setelah selesai, sekira pukul 23.00 WIB tersangka meminta tolong kepada SK untuk memesankan taksi online dengan tujuan ke Hotel Soechi guna bertemu pemborong.

“Korban merespon orderan tersebut dan menjemput tersangka lalu membawanya sampai tujuan sesuai aplikasi. Setibanya di depan hotel, tersangka tidak mau membayar ongkos taksi online (sebesar Rp51 ribu). Tersangka beralasan tidak punya uang. Akibatnya, terjadi cekcok antara korban dan tersangka hingga berujung perkelahian. Tersangka memukul korban dan mencekiknya hingga meregang nyawa. Setelah itu, tersangka membawa mayat korban dan membuang ke pinggir jalan Kanal Titi Kuning. Kemudian, tersangka langsung menuju Jalan Pertahanan untuk menyembunyikan mobil milik korban,” papar Riko.

Selanjutnya, tersangka menemui rekannya, S, untuk menemaninya membeli dan mengomsumsi narkoba di kawasan Jermal. Setelah selesai, keduanya kembali ke Jalan Pertahanan. Tersangka IGL lalu meminta tolong kepada S untuk memanggil R alias Gembul untuk bertemu. Tersangka IGL meminta R untuk menemaninya mengambil mobil korban yang disembunyikan di kawasan Jalan Pertahanan. Selanjutnya, mereka berdua pergi ke Deli Tua untuk bertemu temannya. Setelah selesai, tersangka IGL lalu menuju ke Jalan Jermal dan berhenti di pinggir jalan saat sepi. Tersangka IGL lalu membuka kap depan dan merusak batere lalu meninggalkan mobil korban di pinggir Jalan Jermal. “Tersangka IGL lalu mengajak R untuk bertemu temannya di warung. Namun, karena mancis ketinggalan di dalam mobil maka meminta R untuk mengambilnya,” pungkasnya.

Diketahui, mayat korban ditemukan di pinggir Jalan Inspeksi Kanal, depan SMA Negeri 13 Medan, Titi Kuning, Medan Johor. Mayat sopir taksi online tersebut pertama kali ditemukan pengendara sepeda motor yang kebetulan melintas sekira pukul 01.20 WIB. Saat ditemukan, korban dalam posisi terlentang di pinggir jalan.

Sementara, aksi perampokan dan pembunuhan sopir taksi online di Medan, Rabu (1/12) kemarin, mendapat sorotan anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Medan. Apalagi, peristiwa ini pun seketika viral dan membuat geger warga Kota Medan.

Anggota Komisi I DPRD Medan, Robi Barus menilai bahwa peristiwa tersebut dapat dijadikan bukti sekaligus barometer meningkatnya tindak kriminalitas di Kota Medan. “Sungguh kita sangat prihatin atas kejadian itu. Tewasnya sopir taksi online itu adalah bukti dan barometer meningkatnya tindak kriminalitas di Kota Medan,” ucap anggota dewan ini kepada Sumut Pos, Kamis (2/12).

Dikatakan Robi, hal itu juga sangat berpengaruh terhadap tingkat keamanan dan kenyamanan masyarakat dalam beraktifitas sehari-hari.

“Padahal korban ini sedang bekerja, cari makan. Kalau begini kejadiannya, runtuhlah rasa aman dan nyaman masyarakat,” ujarnya. Disisi lain, terang Robi, menjaga keamanan dan ketertiban ditengah-tengah masyarakat merupakan tanggungjawab pihak kepolisian. Untuk itu, Robi pun meminta kepada Polrestabes Kota Medan untuk lebih fokus dan serius dalam menjaga dan meningkatkan keamanan serta kondusifitas masyarakat.

“Dan sudah menjadi tanggungjawab kepolisian dalam memberikan rasa aman kepada masyarakat. Saya minta kepada Polrestabes Medan, tolong lebih serius dalam menjaga keamanan dan ketertiban,” terangnya.

Ketua Fraksi PDIP DPRD Medan itu pun meminta, agar Polrestabes Kota Medan kembali meningkatkan patroli keamanan, khususnya pada malam hari. Mengingat, potensi tindak kriminalitas lebih besar dilakukan pada malam hari.

“Selain itu, yang namanya narkoba juga harus diberantas sampai ke akar-akarnya. Tak bisa kita pungkiri lagi, bahwa narkoba ini penyebab terbesar meningkatnya tingkat kriminalitas. Sekali lagi saya minta, tolong Polrestabes Medan selaku counterpart kami di Komisi I untuk meningkatkan kinerjanya dalam menjaga keamanan dan kondusifitas,” pungkasnya. (ris/map/azw)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/