KARO, SUMUTPOS.CO – Sebagian besar status guru yang mengajar di Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri di Kabupaten Karo masih berstatus honorer. Rekrutmen Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K) bagi para guru honorer juga dinilai tidak tepat sasaran.
Terkhusus bagi guru honorer yang sudah mengajar 3 tahun sampai 30 tahun masa kerja.
Hal ini diungkapkan seorang guru honorer Antonius Berahmana (55), pada wartawan Kamis (27/1) siang. Menurut guru honorer di SD Negeri 046574 Sadaperarih SD Negeri 044830 Cinta Rakyat dengan ijazah Sarjana Strata Satu Sastra Inggris yang sudah mengabdikan diri mengajar selama lebih 25 tahun.
“Kami sangat sedih, dengan adanya program P3K untuk guru honorer yang masih belum tepat sasaran dalam melaksanakan peraturan pengangkatan untuk P3K. Kami khususnya guru yang berizajah Bahasa Inggris di Karo tidak dibuka formasi dengan alasan kuota penuh. Artinya tidak di buka kesempatan untuk mengikuti ujian tersebut. Padahal menurut kami dengan masa pengabdian 3 tahun ke atas sudah sewajarnya di angkat menjadi ASN mengingat guru merupakan jantungnya negara ini,” katanya.
Meski posisi guru sangat penting, namun para honorer justru merasa tertindas. “Mami punya ijazah S1, tapi nasib kami sangat menyedihkan. Masih ada teman kami yang mendapat gaji honor hanya Rp150 ribu/bulan Itupun dibayarkan 3 bulan sekali,” lirihnya
Meski menderita, namun mereka terpaksa bertahan demi sebuah pengabdian dan kelangsungan hidup.”Kami berharap suatu saat ada perhatian pemerintah kepada kami. Dan saat ini ada kesempatan kepada kami yang bertahan dalam pengabdian malah terkesan diabaikan oleh pemerintah khususnya pihak Dinas Pendidikan Tanah Karo,” katanya.
Hal senada dikatakan Revina (41), guru honorer yang sudah puluhan tahun mengabdi. Wanita ini juga berijazahkan S1 Sastra Inggris. Namun di Dapodik dia terdaftar sebagai guru kelas. “Itu sebabnya nomor peserta ujian P3K mereka keluar semua. Tapi yang kami sangat sayangkan formasi untuk guru bahasa Inggris tidak dibuka di Karo, alasannya jurusan dengan jabatan sebagai guru kelas tidak linier. Formasi untuk guru bahasa inggris di bilang penuh. Padahal kurikulum untuk muatan lokal bahasa Inggris di SD untuk kelas 4,5,6 sudah ada,” katanya.
“Mengapa tidak diusulkan hal tersebut, di mana nilai pengabdian dan keadilan untuk kami selama ini. Banyak sekali kami guru kelas dengan ijazah Sastra Inggris khususnya, namun tidak di buka kesempatan. Malah kami yang di salahkan, kenapa tidak kuliah PGSD saja dulu kata pihak dinas sementara Dapodik kami sebagai guru kelas mereka yang membuat. kami mengajar sudah bertahun tahun dengan gelar sarjana pendidikan yang kami punya,” ujarnya.
Harapan mereka, program P3K ini memang betul-betul mengutamakan para guru honorer yang sudah mengajar bertahun tahun. Karena ini kesempatan dan seharusnya pengabdian mereka selama ini dinilai dan diapresiasi bukan malah dikritik. “Untuk itu tolonglah bagi para pemangku jabatan di bidangnya di daerah kami ini mengajukan ke BKN pusat keluhan dan permohonan kami yg selama ini,” ucap Revina yang mengajar di SD Negeri 047178 Desa Kineppen Kecamatan Munthe Kabupaten Karo ini. (deo/azw)