MEDAN, SUMUTPOS.CO – Animo masyarakat Kota Medan terhadap angkutan Trans Metro Deli (TMD), yang merupakan bus dengan sistem pembelian pelayanan oleh pemerintah kepada operator angkutan umum atau Buy The Service (BTS), terlihat sangat tinggi hingga saat ini.
Sejak beroperasi 16 November 2020 lalu, bus TMD yang kini telah beroperasi pada 5 koridor di Kota Medan, tampak terus digandrungi. Pantauan Sumut Pos, khusus pada jam-jam kerja, 5 koridor tersebut selalu dipenuhi calon penumpang, terutama untuk koridor Lapangan Merdeka-Belawan.
“Alhamdulillah animo masyarakat terhadap bus TMD sangat tinggi. Sudah beroperasi selama satu tahun lebih, dan sampai saat ini, masih terus diminati masyarakat,” ungkap Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Medan, Iswar Lubis, Jumat (28/1).
Diakui Iswar, hingga saat ini bus TMD masih beroperasi dengan tarif Rp0, alias gratis. Sehingga bisa saja, tarif gratis tersebut yang jadi satu alasan tingginya animo masyarakat terhadap moda transportasi ini.
“Sampai sekarang tarifnya masih Rp0. Tapi kami yakin, tidak serta merta hanya karena masih gratis, tapi masyarakat juga butuh moda transportasi massal yang modern, layak, aman, nyaman, dan tepat waktu,” tuturnya.
Dia menjelaskan, hingga saat ini tarif bus TMD Rp0, karena masih disubsidi oleh pemerintah pusat, dalam hal ini Kementerian Perhubungan (Kemenhub). Namun begitu, ke depannya bus TMD di Kota Medan bakal bertarif sama seperti bus BTS lainnya di Indonesia.
“Bus BTS di seluruh Indonesia semuanya sudah bertarif, hanya di Medan yang masih Rp0. Makanya ke depannya, bus TMD pasti akan bertarif. Tapi kapan dan berapa tarifnya, itu bukan kami yang menentukan, tapi Kemenhub. Karena bus BTS ini adalah program Kemenhub. Kemungkinan bisa saja mulai tahun ini sudah bertarif. Kita tunggu saja keputusan dari pusat,” jelas Iswar.
Iswar meyakini, bertarifnya bus TMD di Kota Medan ke depannya, tidak akan membuat bus ini ditinggal para peminatnya. Pasalnya, masyarakat Kota Medan juga membutuhkan moda transportasi massal yang nyaman dan tepat waktu.
“Bus TMD ini kan mengedepankan pelayanan, maka yakinlah, Saat masyarakat mendapatkan pelayanan yang baik dalam bertransportasi, maka masyarakat pasti akan tetap menggunakannya, meskipun bertarif. Wajar kalau bertarif, kan memang harus disesuaikan juga dengan transportasi umum lainnya,” katanya lagi.
Sesuai instruksi Wali Kota Medan Muhammad Bobby Afif Nasution, yang ingin mengatasi masalah kemacetan di Kota Medan dengan meningkatkan moda transportasi massal, saat ini Pemko Medan juga telah meminta tambahan koridor bus TMD ke pemerintah pusat. Nantinya, angkutan umum lainnya, seperti angkutan kota (angkot) akan dijadikan feeder atau angkutan pengumpan bagi bus BTS.
“Pemko Medan sudah mengajukan untuk penambahan koridor bus TMD. Jadi ke depannya, angkot-angkot di Medan juga akan lebih diberdayakan dengan dijadikan feeder,” pungkas Iswar. (map/saz)