MEDAN, SUMUTPOS.CO – Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) Cabang Medan menyayangkan belum adanya titik terang kasus dugaan penganiayaan dan penikaman terhadap dua direksi anak usaha BUMN Properti PT Propernas Nusa Dua, yakni Parlindungan Siallagan sebagai Direktur Operasional, dan Direktur Keuangan Daniel Tarigan, di Kebun Bekala PTPN II Deliserdang. Kasus itu sudah di laporkan ke Polsek Pancurbatu dengan No : STPL/279/VIII/2021/Restabes Medan Sek. Pancur Batu tanggal 1 Oktober 2021.
Ketua GMKI Cabang Medan, Irwan Maranata Siregar SPd meminta Kapolrestabes Medan yang baru Kombes Pol Valentino Alfa Tatareda mengungkap aktor intelektual penikaman itu, sehingga investasi bisa berjalan secara optimal. “Kapolrestabes Medan yang baru harus siap dan mampu menyelesaikan setumpuk persoalan yang belum selesai di masa Kapolrestabes sebelumnya. Khususnya, yang menjadi perhatian publik dan perlu upaya tegas dari kepolisian dalam hal pengambil alihan kasus,” tegas Irwan kepada wartawan, Senin (31/1/2022).
Menurutnya, hal ini penting. Selain tindakan itu adalah bagian dari pelanggaran hak asasi dengan tindakan sewenang-wenang, Kepolisian juga harus memberi efek jera terhadap pelaku maupun aktor intelektualnya. “Mengingat juga instruksi Presiden bahwa kita harus mendukung Iklim investasi agar dapat berjalan dengan baik dan itu harus di kawal betul oleh kepolisian dan diharapkan kepada Kapolrestabes Medan yang baru nantinya untuk segera mengungkap aktor intelektual dari kasus penikaman kedua direksi PT Propernas Nusa Dua,” lanjutnya.
Apabila ini tidak dengan segera diselesaikan, Irwan khawatir ini akan menjadi preseden buruk buat pihak yang ingin investasi di Sumatera Utara khususnya Kota Medan dan sekitarnya.
Diketahui, saat memberi pengarahan kepada Kepala Kesatuan Wilayah (Kasatwil) Tahun 2021 di Bali, Jumat, 3 Desember 2021, Presiden Jokowi menyampaikan peringatan kepada Kapolda yang tidak bisa mengawal investasi di daerah, bakal dicopot. “Kunci penggerak ekonomi kita ada di situ (investasi) dan sekarang, jadi saya minta di daerah itu dikawal agar setiap investasi itu betul-betul bisa direalisasikan,” ujar Jokowi.
Menurut Jokowi, investasi merupakan kunci penggerak ekonomi. Ia menyebutkan, mulai tahun 2021, investasi di Indonesia tidak hanya di Pulau Jawa, bahkan di luar Pulau Jawa lebih besar. Ia menyebut, angka investasi di Pulau Jawa saat ini mencapai 48 persen, sementara luar Jawa 51,7 persen. Padahal sebelumnya, lebih dari 60 persen investasi berada di Pulau Jawa. Oleh sebab itu, Jokowi meminta seluruh pihak untuk bisa menjaga keberlangsungan investasi, baik yang sudah, yang sedang berproses, maupun yang baru datang. (adz)