26.7 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Bupati Labuhanbatu Bercerita Sejarah HPN

LABUHANBATU, SUMUTPOS.CO – Bupati Labuhanbatu H Erik Adtrada Ritonga dan Ketua Media Online Indonesia (MOI) Kabupaten Labuhanbatu mengucapkan Selamat Hari Pers Nasional (HPN). Keduanya secara bersamaan mengutarakan hal itu di Rantauprapat, Rabu (9/2).

Bahkan di Peringatan HPN 2022 yang mengangkat tema Hari Pers Nasional 2022, ‘Sultra Jaya Indonesia Maju’ itu Bupati Labuhanbatu Erik Adtrada Ritonga juga menuliskan status di akun Facebook-nya sejarah lahirnya Hari Pers Nasional.

Bupati Erik menuliskan, ketika Inggris menguasai wilayah Hindia Timur pada 1811, terbit surat kabar berbahasa Inggris “Java Government Gazzete” pada 1812. “Bataviasche Courant” kemudian diganti menjadi “Javasche Courant” yang terbit tiga kali seminggu pada 1829 yang memuat pengumuman-pengumuman resmi, peraturan-peraturan dan keputusan-keputusan pemerintah.

Abad ke-19, tulisnya untuk menandingi surat kabar-surat kabar berbahasa Belanda, muncul surat kabar berbahasa Melayu dan Jawa meskipun para redakturnya masih orang-orang Belanda. Seperti “Bintang Timoer” (Surabaya, 1850), “Bromartani” (Surakarta, 1855), “Bianglala” (Batavia, 1867), dan “Berita Betawie” (Batavia, 1874).

Kemudian lanjut Erik, pada 1907 terbit “Medan Prijaji” di Bandung yang dianggap sebagai pelopor pers nasional karena diterbitkan oleh pengusaha pribumi untuk pertama kali, yaitu Tirto Adhi Soerjo. Ketika Jepang berhasil menaklukkan Belanda dan akhirnya menduduki Indonesia pada 1942, kebijakan pers turut berubah.

Saat itu terdapat lima surat kabar yaitu Jawa Shinbun yang terbit di Jawa, Boernoe Shinbun di Kalimantan, Celebes Shinbun di Sulawesi, Sumatra Shinbun di Sumatra dan Ceram Shinbun di Seram.

Pada masa ini sejumlah tonggak sejarah pers Indonesia juga lahir, seperti LKBN Antara pada 13 Desember 1937, RRI pada 11 september 1945, dan organisasi PWI pada 1946 yang kemudian menjadi cikal bakal Hari Pers Nasional. Lahir pula TVRI, stasiun televisi pemerintah pada 1962.

September hingga akhir 1945, pers nasional semakin kuat ditandai dengan penerbitan “Soeara Merdeka” di Bandung dan “Berita Indonesia” di Jakarta, serta beberapa surat kabar lain, seperti “Merdeka”, “Independent”, “Indonesian News Bulletin”, “Warta Indonesia”, dan “The Voice of Free Indonesia”.

Hari Pers Nasional diperingati setiap tanggal 9 Februari, diambil dari tanggal lahir Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) pada 1946.

Hari Pers Nasional ditetapkan Presiden Suharto pada 1985 melalui Keputusan Presiden Nomor 5 Tahun 1985 tentang Hari Pers Nasional.

“Selamat Hari Pers Nasional Wujudkan Pers Sehat Demokratis dan Merdeka,” tulisan Erik mengakhiri.

Sementara, Ketua Media online indonesia (MOI) Labuhanbatu Syaiful Bahri Ritonga mengatakan, profesi wartawan harus profesional dan jangan melupakan kaidah jurnalistik, kode jurnalis mutlak harus dikedepankan.

Seiring berkembangnya zaman, Syaiful berharap semoga media-media baik media cetak, elektronik dan online dapat terus mendidik rakyat dengan informasi faktual, mendidik negara dengan informasi kritis, dengan tujuan kesejahteraan rakyat.

“Selamat Hari Pers Nasional pada tanggal 9 Februari tahun 2022. Teruslah berkarya, menyajikan informasi yang berkualitas, mencerdaskan, serta jadilah akselerator perubahan,” tandas Syaiful Bahri. (fdh)

LABUHANBATU, SUMUTPOS.CO – Bupati Labuhanbatu H Erik Adtrada Ritonga dan Ketua Media Online Indonesia (MOI) Kabupaten Labuhanbatu mengucapkan Selamat Hari Pers Nasional (HPN). Keduanya secara bersamaan mengutarakan hal itu di Rantauprapat, Rabu (9/2).

Bahkan di Peringatan HPN 2022 yang mengangkat tema Hari Pers Nasional 2022, ‘Sultra Jaya Indonesia Maju’ itu Bupati Labuhanbatu Erik Adtrada Ritonga juga menuliskan status di akun Facebook-nya sejarah lahirnya Hari Pers Nasional.

Bupati Erik menuliskan, ketika Inggris menguasai wilayah Hindia Timur pada 1811, terbit surat kabar berbahasa Inggris “Java Government Gazzete” pada 1812. “Bataviasche Courant” kemudian diganti menjadi “Javasche Courant” yang terbit tiga kali seminggu pada 1829 yang memuat pengumuman-pengumuman resmi, peraturan-peraturan dan keputusan-keputusan pemerintah.

Abad ke-19, tulisnya untuk menandingi surat kabar-surat kabar berbahasa Belanda, muncul surat kabar berbahasa Melayu dan Jawa meskipun para redakturnya masih orang-orang Belanda. Seperti “Bintang Timoer” (Surabaya, 1850), “Bromartani” (Surakarta, 1855), “Bianglala” (Batavia, 1867), dan “Berita Betawie” (Batavia, 1874).

Kemudian lanjut Erik, pada 1907 terbit “Medan Prijaji” di Bandung yang dianggap sebagai pelopor pers nasional karena diterbitkan oleh pengusaha pribumi untuk pertama kali, yaitu Tirto Adhi Soerjo. Ketika Jepang berhasil menaklukkan Belanda dan akhirnya menduduki Indonesia pada 1942, kebijakan pers turut berubah.

Saat itu terdapat lima surat kabar yaitu Jawa Shinbun yang terbit di Jawa, Boernoe Shinbun di Kalimantan, Celebes Shinbun di Sulawesi, Sumatra Shinbun di Sumatra dan Ceram Shinbun di Seram.

Pada masa ini sejumlah tonggak sejarah pers Indonesia juga lahir, seperti LKBN Antara pada 13 Desember 1937, RRI pada 11 september 1945, dan organisasi PWI pada 1946 yang kemudian menjadi cikal bakal Hari Pers Nasional. Lahir pula TVRI, stasiun televisi pemerintah pada 1962.

September hingga akhir 1945, pers nasional semakin kuat ditandai dengan penerbitan “Soeara Merdeka” di Bandung dan “Berita Indonesia” di Jakarta, serta beberapa surat kabar lain, seperti “Merdeka”, “Independent”, “Indonesian News Bulletin”, “Warta Indonesia”, dan “The Voice of Free Indonesia”.

Hari Pers Nasional diperingati setiap tanggal 9 Februari, diambil dari tanggal lahir Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) pada 1946.

Hari Pers Nasional ditetapkan Presiden Suharto pada 1985 melalui Keputusan Presiden Nomor 5 Tahun 1985 tentang Hari Pers Nasional.

“Selamat Hari Pers Nasional Wujudkan Pers Sehat Demokratis dan Merdeka,” tulisan Erik mengakhiri.

Sementara, Ketua Media online indonesia (MOI) Labuhanbatu Syaiful Bahri Ritonga mengatakan, profesi wartawan harus profesional dan jangan melupakan kaidah jurnalistik, kode jurnalis mutlak harus dikedepankan.

Seiring berkembangnya zaman, Syaiful berharap semoga media-media baik media cetak, elektronik dan online dapat terus mendidik rakyat dengan informasi faktual, mendidik negara dengan informasi kritis, dengan tujuan kesejahteraan rakyat.

“Selamat Hari Pers Nasional pada tanggal 9 Februari tahun 2022. Teruslah berkarya, menyajikan informasi yang berkualitas, mencerdaskan, serta jadilah akselerator perubahan,” tandas Syaiful Bahri. (fdh)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/