32 C
Medan
Sunday, October 20, 2024
spot_img

Mulai Galang Dukungan untuk Pilkada, Setelah NasDem, Edy Minta Dukungan PKS

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Edy Rahmayadi secara terang-terangan mulai menggalang dukungan untuk Pilkada Sumatera Utara 2024. Jika sebelumnya ia meminta dukungan langsung kepada Ketua Umum DPP Partai NasDem, Surya Paloh, kali ini Edy meminta dukungan serupa ke PKS.

Permintaan itu disampaikan Edy Rahmayadi secara langsung kepada Ketua DPW PKS Sumut, H Usman Jakfar saat menghadiri Rapat Kerja Wilayah (Rakerwil) PKS Sumut di Hotel Le Polonia, Kota Medan, Jumat (4/3) malam. Edy mengungkapkan, masa jabatannya sebagai Gubernur Sumut berakhir pada 5 September 2023. Tapi, mantan Pangkostrad itu berkeinginan maju kembali di Pilkada Sumut untuk memimpin provinsi ini untuk periode kedua.

“Pada tanggal 5 September 2023, saya tidak bisa lagi ngomong begini. Allahualam, pada November 2024, kalau PKS milih saya lagi, begini lagi saya,” kata Edy.

Menurutnya, dirinya hanya bisa meminta. Dukungan diberikan atau tidak, tergantung PKS. “Saya ngomong seperti ini, besok terbit di koran, Edy minta dukungan kepada PKS. Tapi tak apa-apa, emang iya. Tinggal mau apa tidak?” sebut Edy.

Selain itu, Edy juga meminta dukungan kepada PKS untuk menjalani tugasnya sebagai Gubernur Sumut dalam membangun provinsi ini. “Saya ingin dukungan saudara-saudara saya. Insha Allah saya berpikir tidak ada kepentingan yang lain. Karena itu, amanah bagi saya,” ujar Edy.

Dikatakannya, sebagai gubernur, ia akan diminta pertanggungjawaban di akhirat kelak. “Karena itu, diminta pertanggungjawaban. Beliau-beliau lebih mengerti (tentang agama),” jelas Gubernur Edy.

PKS sendiri merupakan partai pengusung Edy Rahmayadi-Musa Rajekshah (Eramas) pada Pilkada Sumut tahun 2018 lalu. Untuk itu, Gubernur Edy meminta untuk terus mengawal dan mendukung program pemerintah yang ia pimpin hingga akhir periode nantinya. “Intinya saya serius. Saya mohon dukungan. Satu tahun delapan bulan lagi, tolong jangan dikemana-manakan. Satu tahun delapan bulan lagi, kita maksimalkan (pembangunan). Mohon doa restunya selalu,” sebut mantan Pangdam I Bukit Barisan itu.

Edy juga mengatakan, apa yang dimaksud adalah agar seluruh partai yang ada bisa memberikan pengawalan terhadap pengelolaan pemerintahan, termasuk pengawasan oleh legislatif. “Saya kepingin dikawal, supaya jalan kita lurus. Karena itu kita harus menyiasati. Kalau tidak, pembangunan di Sumut akan sulit terkejar,” sebut Edy terkait upaya percepatan pembangunan infrastruktur yang tengah dilakukan pemerintah provinsi (Pemprov) dengan skema tahun jamak.

Bahkan lanjut Edy, jika alokasi anggaran pembangunan infrastruktur di Sumut bisa ditingkatkan lagi, sangat memungkinkan menambah panjang jalan provinsi yang dibangun sehingga berstatus ‘mantap’. Dengan begitu, dampaknya bisa berkaitan dengan partisipasi masyarakat dalam setiap pemilihan (Pemilu), dimana rakyat merasakan manfaat dari proses demokrasi dalam memilih pemimpin. “Saya pernah bersama Pak Jokowi (Presiden RI) ke Tanah Karo, saya tanya harga jeruk di sana per kilogramnya, Rp3 ribu (dari petani). Cek ke pasar, harganya Rp12 ribu. Berarti selisihnya Rp9 ribu. Dari situ, ongkos transportasi Rp8 ribu. Akhirnya rakyat itu tak mau masuk ke bilik (partisipasi pemilih), karena tak ada gunanya (kehadiran pemerintah),” ungkap Edy yang saat itu didampingi Wakil Gubernur Sumut, Musa Rajekshah.

Karena itu Edy berpesan agar seluruh partai politik bisa memberikan manfaat kehadirannya bagi rakyat. Bagaimana persentasi pemilih di setiap Pemilu atau Pilkada, mencapai angka 90 persen. Untuk itu, ia mengajak dan meminta dukungan parpol, khususnya PKS pada acara tersebut, agar memaksimalkan waktu 1 tahun 8 bulan kepemimpnan Eramas hingga September 2023, memberikan yang terbaik bagi umat, bagi rakyat. “Saya ingin didukung, tak ada saya berpikir untuk yang lain. Tetapi untuk umat, untuk rakyat. Karena itu amanah dari rakyat saya,” tandas Edy.

Sementara itu, Ketua DPW PKS Sumut, Usman Jakfar mengatakan, terlalu dini bagi PKS untuk berbicara dukung-mendukung kepada calon gubernur dan wakil gubernur pada Pilkada Sumut 2024. “Sampai saat ini, PKS belum menyampaikan sikap, siapa yang harus didukung. Masa suksesi kita akan mempelajari calon yang akan kita pilih,” jelas Usman saat diwawancarai Sumut Pos, usai acara Rakerwil PKS Sumut.

Usman mengungkapkan, semua memiliki peluang untuk didukung PKS di Pilkada Sumut seperti kader hingga calon dari eksternal. “Kita punya kader yang kuat, kita punya tokoh nasional tingkat pusat dan punya tokoh di tingkat daerah. Insha Allah PKS ada, tidak tertutup kemungkinan kita mencalonkan dari eksternal juga. Sampai hari ini, masih terbuka,” sebut Usman.

Sedangkan Rakerwil tersebut, kata Usman, memfokuskan diri untuk menjadi partai yang inklusif, sesuai tema semangat transformasi dan kolaborasi. “Target kita adalah menyusun program kerja setahun ke depan. Program ini nantinya menyentuh kepada masyarakat. Karena memang visi kita itu menjadi partai yang rahmatan lilalamin, melayani rakyat di NKRI,” pungkas Usman.

 

Surya Paloh Beri Sinyal ke Ijeck

Sementara, Ketua Umum DPP Partai Nasdem, Surya Paloh tampaknya sudah memberi sinyal dukungan kepada Wakil Gubernur Sumut, Musa Rajekshah yang akrab disapa Ijeck. Dikutip dari dari video sambutan Ketua Umum DPP Partai NasDem, Surya Paloh di Sumatera Utara pada 2 Maret 2022, melalui Instagram @musa_rajekshah. Secara terbuka, Surya Paloh memberikan tugas kepada Ijeck yang juga menjabat sebagai Ketua DPD Golkar Sumut itu. “Saya barusan bicara langsung, Ijeck punya dua partai. Satu, dia punya Partai Golkar. Kedua, dia punya Partai Nasdem,” ucap Surya Paloh dalam video tersebut dikutip Sumut Pos, Minggu (6/3).

Belum tahu persis maksud tujuan dari ucapan Surya Paloh tersebut. Namun, Ijeck mendapatkan tugas tambahan dari NasDem. “Jadi sudah, itu tugas dia, dan perintah untuk dia,” kata Surya Paloh.

Bahasa yang disampaikan Surya Paloh memberikan sinyal, koalisi antara Golkar dan NasDem untuk mencalonkan Ijeck sebagai calon Gubernur Sumut pada Pilkada Sumut 2024. “Bagaimana menjalankan dua partai, cuma satu yang bisa memperoleh itu, hanya Ijeck di Sumatera Utara,” kata Surya Paloh lagi.

Menyikapi pernyataan Surya Paloh itu, Ijeck menjelaskan bahwa Ketua Umum NasDem itu merupakan sahabat dari orang tuanya. “Kaitan saya dengan Pak Surya, bukan sebatas antara partai ke partai, tidak. Tapi, Pak Surya itu seperti orangtua saya. Karena, sahabat dari almarhum orang tua saya,” ucapnya.

Ijeck mengatakan, apa yang disampaikan Surya Paloh itu, yang paham tujuannya adalah Surya Paloh sendiri. Namun, pertemuan kemarin adalah pertemuan silaturahim saja. “Apa yang beliau ungkapkan dan sampaikan, ya mungkin beliau yang lebih paham tujuannya. Tapi, silaturahim saya dengan Pak Surya bukanlah seperti orang lain. Dengan komunikasi ini, hubungan antara Golkar dan NasDem berjalan dengan baik untuk pembangunan Sumatera Utara ini,” sebut Ijeck.

Disinggung soal lampu hijau dukungan diberikan NasDem untuk Pilkada Sumut 2024, Ijeck mengatakan, hal itu masih terlalu dini untuk dibahas saat ini. Termasuk koalisi antara Golkar dan partai besutan Surya Paloh itu. “Belum tahu. Inikan masih dua tahun lagi. Kita masih lihat perkembangan. Sampai saat ini, belum ada (koalisi). Artinya, secara partai. Semoga dalam hubungan kerja ini, kami tidak bersebrangan. Tapi, dengan NasDem di Sumatera Utara kami bersama-sama,” pungkas Ijeck. (gus)

 

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Edy Rahmayadi secara terang-terangan mulai menggalang dukungan untuk Pilkada Sumatera Utara 2024. Jika sebelumnya ia meminta dukungan langsung kepada Ketua Umum DPP Partai NasDem, Surya Paloh, kali ini Edy meminta dukungan serupa ke PKS.

Permintaan itu disampaikan Edy Rahmayadi secara langsung kepada Ketua DPW PKS Sumut, H Usman Jakfar saat menghadiri Rapat Kerja Wilayah (Rakerwil) PKS Sumut di Hotel Le Polonia, Kota Medan, Jumat (4/3) malam. Edy mengungkapkan, masa jabatannya sebagai Gubernur Sumut berakhir pada 5 September 2023. Tapi, mantan Pangkostrad itu berkeinginan maju kembali di Pilkada Sumut untuk memimpin provinsi ini untuk periode kedua.

“Pada tanggal 5 September 2023, saya tidak bisa lagi ngomong begini. Allahualam, pada November 2024, kalau PKS milih saya lagi, begini lagi saya,” kata Edy.

Menurutnya, dirinya hanya bisa meminta. Dukungan diberikan atau tidak, tergantung PKS. “Saya ngomong seperti ini, besok terbit di koran, Edy minta dukungan kepada PKS. Tapi tak apa-apa, emang iya. Tinggal mau apa tidak?” sebut Edy.

Selain itu, Edy juga meminta dukungan kepada PKS untuk menjalani tugasnya sebagai Gubernur Sumut dalam membangun provinsi ini. “Saya ingin dukungan saudara-saudara saya. Insha Allah saya berpikir tidak ada kepentingan yang lain. Karena itu, amanah bagi saya,” ujar Edy.

Dikatakannya, sebagai gubernur, ia akan diminta pertanggungjawaban di akhirat kelak. “Karena itu, diminta pertanggungjawaban. Beliau-beliau lebih mengerti (tentang agama),” jelas Gubernur Edy.

PKS sendiri merupakan partai pengusung Edy Rahmayadi-Musa Rajekshah (Eramas) pada Pilkada Sumut tahun 2018 lalu. Untuk itu, Gubernur Edy meminta untuk terus mengawal dan mendukung program pemerintah yang ia pimpin hingga akhir periode nantinya. “Intinya saya serius. Saya mohon dukungan. Satu tahun delapan bulan lagi, tolong jangan dikemana-manakan. Satu tahun delapan bulan lagi, kita maksimalkan (pembangunan). Mohon doa restunya selalu,” sebut mantan Pangdam I Bukit Barisan itu.

Edy juga mengatakan, apa yang dimaksud adalah agar seluruh partai yang ada bisa memberikan pengawalan terhadap pengelolaan pemerintahan, termasuk pengawasan oleh legislatif. “Saya kepingin dikawal, supaya jalan kita lurus. Karena itu kita harus menyiasati. Kalau tidak, pembangunan di Sumut akan sulit terkejar,” sebut Edy terkait upaya percepatan pembangunan infrastruktur yang tengah dilakukan pemerintah provinsi (Pemprov) dengan skema tahun jamak.

Bahkan lanjut Edy, jika alokasi anggaran pembangunan infrastruktur di Sumut bisa ditingkatkan lagi, sangat memungkinkan menambah panjang jalan provinsi yang dibangun sehingga berstatus ‘mantap’. Dengan begitu, dampaknya bisa berkaitan dengan partisipasi masyarakat dalam setiap pemilihan (Pemilu), dimana rakyat merasakan manfaat dari proses demokrasi dalam memilih pemimpin. “Saya pernah bersama Pak Jokowi (Presiden RI) ke Tanah Karo, saya tanya harga jeruk di sana per kilogramnya, Rp3 ribu (dari petani). Cek ke pasar, harganya Rp12 ribu. Berarti selisihnya Rp9 ribu. Dari situ, ongkos transportasi Rp8 ribu. Akhirnya rakyat itu tak mau masuk ke bilik (partisipasi pemilih), karena tak ada gunanya (kehadiran pemerintah),” ungkap Edy yang saat itu didampingi Wakil Gubernur Sumut, Musa Rajekshah.

Karena itu Edy berpesan agar seluruh partai politik bisa memberikan manfaat kehadirannya bagi rakyat. Bagaimana persentasi pemilih di setiap Pemilu atau Pilkada, mencapai angka 90 persen. Untuk itu, ia mengajak dan meminta dukungan parpol, khususnya PKS pada acara tersebut, agar memaksimalkan waktu 1 tahun 8 bulan kepemimpnan Eramas hingga September 2023, memberikan yang terbaik bagi umat, bagi rakyat. “Saya ingin didukung, tak ada saya berpikir untuk yang lain. Tetapi untuk umat, untuk rakyat. Karena itu amanah dari rakyat saya,” tandas Edy.

Sementara itu, Ketua DPW PKS Sumut, Usman Jakfar mengatakan, terlalu dini bagi PKS untuk berbicara dukung-mendukung kepada calon gubernur dan wakil gubernur pada Pilkada Sumut 2024. “Sampai saat ini, PKS belum menyampaikan sikap, siapa yang harus didukung. Masa suksesi kita akan mempelajari calon yang akan kita pilih,” jelas Usman saat diwawancarai Sumut Pos, usai acara Rakerwil PKS Sumut.

Usman mengungkapkan, semua memiliki peluang untuk didukung PKS di Pilkada Sumut seperti kader hingga calon dari eksternal. “Kita punya kader yang kuat, kita punya tokoh nasional tingkat pusat dan punya tokoh di tingkat daerah. Insha Allah PKS ada, tidak tertutup kemungkinan kita mencalonkan dari eksternal juga. Sampai hari ini, masih terbuka,” sebut Usman.

Sedangkan Rakerwil tersebut, kata Usman, memfokuskan diri untuk menjadi partai yang inklusif, sesuai tema semangat transformasi dan kolaborasi. “Target kita adalah menyusun program kerja setahun ke depan. Program ini nantinya menyentuh kepada masyarakat. Karena memang visi kita itu menjadi partai yang rahmatan lilalamin, melayani rakyat di NKRI,” pungkas Usman.

 

Surya Paloh Beri Sinyal ke Ijeck

Sementara, Ketua Umum DPP Partai Nasdem, Surya Paloh tampaknya sudah memberi sinyal dukungan kepada Wakil Gubernur Sumut, Musa Rajekshah yang akrab disapa Ijeck. Dikutip dari dari video sambutan Ketua Umum DPP Partai NasDem, Surya Paloh di Sumatera Utara pada 2 Maret 2022, melalui Instagram @musa_rajekshah. Secara terbuka, Surya Paloh memberikan tugas kepada Ijeck yang juga menjabat sebagai Ketua DPD Golkar Sumut itu. “Saya barusan bicara langsung, Ijeck punya dua partai. Satu, dia punya Partai Golkar. Kedua, dia punya Partai Nasdem,” ucap Surya Paloh dalam video tersebut dikutip Sumut Pos, Minggu (6/3).

Belum tahu persis maksud tujuan dari ucapan Surya Paloh tersebut. Namun, Ijeck mendapatkan tugas tambahan dari NasDem. “Jadi sudah, itu tugas dia, dan perintah untuk dia,” kata Surya Paloh.

Bahasa yang disampaikan Surya Paloh memberikan sinyal, koalisi antara Golkar dan NasDem untuk mencalonkan Ijeck sebagai calon Gubernur Sumut pada Pilkada Sumut 2024. “Bagaimana menjalankan dua partai, cuma satu yang bisa memperoleh itu, hanya Ijeck di Sumatera Utara,” kata Surya Paloh lagi.

Menyikapi pernyataan Surya Paloh itu, Ijeck menjelaskan bahwa Ketua Umum NasDem itu merupakan sahabat dari orang tuanya. “Kaitan saya dengan Pak Surya, bukan sebatas antara partai ke partai, tidak. Tapi, Pak Surya itu seperti orangtua saya. Karena, sahabat dari almarhum orang tua saya,” ucapnya.

Ijeck mengatakan, apa yang disampaikan Surya Paloh itu, yang paham tujuannya adalah Surya Paloh sendiri. Namun, pertemuan kemarin adalah pertemuan silaturahim saja. “Apa yang beliau ungkapkan dan sampaikan, ya mungkin beliau yang lebih paham tujuannya. Tapi, silaturahim saya dengan Pak Surya bukanlah seperti orang lain. Dengan komunikasi ini, hubungan antara Golkar dan NasDem berjalan dengan baik untuk pembangunan Sumatera Utara ini,” sebut Ijeck.

Disinggung soal lampu hijau dukungan diberikan NasDem untuk Pilkada Sumut 2024, Ijeck mengatakan, hal itu masih terlalu dini untuk dibahas saat ini. Termasuk koalisi antara Golkar dan partai besutan Surya Paloh itu. “Belum tahu. Inikan masih dua tahun lagi. Kita masih lihat perkembangan. Sampai saat ini, belum ada (koalisi). Artinya, secara partai. Semoga dalam hubungan kerja ini, kami tidak bersebrangan. Tapi, dengan NasDem di Sumatera Utara kami bersama-sama,” pungkas Ijeck. (gus)

 

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/