27.8 C
Medan
Tuesday, May 28, 2024

Awas! Banjir Kepung Medan

Foto: TRIADI WIBOWO/SUMUT POS Hujan deras yang melanda kota Medan menyebabkan banjir di Jalan Sudirman Medan tahun 2013 lalu. Buruknya drainase salah satu penyebab terjadinya genangan air di saat hujan deras.
Foto: TRIADI WIBOWO/SUMUT POS
Hujan deras yang melanda kota Medan menyebabkan banjir di Jalan Sudirman Medan tahun 2013 lalu. Buruknya drainase salah satu penyebab terjadinya genangan air di saat hujan deras.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Program Medan Berhias (Bersih, Hijau, Asri dan Sehat) yang digaung-gaungkan Pemko Medan seolah hanya isapan jempol belaka. Buktinya, sampai saat ini ibu kota Sumut ini tetap saja banjir, kotor dan semrawut. Untuk tahun ini, banjir juga dipastikan akan kembali ‘mengepung’.

Hal ini sesuai dengan perkiraan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Wilayah I Sumut yang menyebut curah hujan di Medan sekitarnya akan mulai tinggi dari pertengahan September hingga akhir tahun 2015. “Kemungkinan terjadinya banjir di Medan masih sangat besar,” tegas Sunardi, Kabid Data dan Informasi BMKG Wilayah I Sumut saat ditemui, kemarin.

Apalagi sampai detik ini, lanjutnya, Pemko Medan belum terlihat melakukan normalisasi drainase. Karena itu Sunardi mengimbau warga yang tinggal di sekitar bantaran sungai, dan kawasan yang aliran drainase-nya buruk siap siaga. Dipaparkan Sunardi, di beberapa kota besar di Indonesia, biasanya banjir akan terjadi saat curah hujan mencapai lebih dari 50 milimeter/jam. Tapi lain dengan Kota Medan, banjir sudah menyapa warga meski curah hujan masih di bawah 50 milimeter/jam.

“Di Medan hujan bentar saja pasti banjir. Padahal curah hujannya cuma 30 milimeter/jam. Itu akibat aliran airnya yang sangat buruk,” ungkapnya.

Masih kata Sunardi, selama bulan September 2015 ini, curah hujan di Kota Medan diperkirakan akan menyentuh level sedang, yaitu 201 hingga 300 milimeter. Curah hujan dominan ini akan menyambangi Kecamatan Medan Selayang, Kecamatan Medan Baru, Kecamatan Medan Timur, dan Kecamatan Medan Helvetia. Sementara, angin kencang dan puting beliung juga diperkirakan akan ikut menyambangi Kota Medan dan beberapa kab/kota lainnya, seperti Langkat, Serdang Bedagai, Simalungun dan Asahan.

Sedang curah hujan rendah selama bulan September ini, 151-200 milimeter akan terjadi di Deliserdang, Binjai, Asahan, Dairi, Padang Lawas, Madina, Samosir, Tapanuli Utara, Tapanuli Tengah, Tanjung Balai, Tanah Karo dan Tapanuli Selatan. Sedang prakiraan curah hujan tinggi bakal terjadi Labuhan Batu, Siantar, Langkat, Tapanuli Selatan, Tapanuli Utara, Simalungun, Toba Samosir, dan Medan. “Jadi warga Medan harus siap-siap,” tandasnya.

Data dihimpun, dari tahun ke tahun banjir memang selalu terjadi di Medan. Tak hanya di bantaran sungai, warga yang jauh dari bantaran juga ikut jadi korban. Upaya untuk mengantisipasi masalah ini memang sudah sering dilakukan. Bahkan, sudah cukup banyak proyek penanggulangan banjir dikerjakan. Ratusan miliar uang rakyat, hingga triliunan dana pinjaman dari Japan International Cooperation Agency (JICA) telah digelontorkan. Tapi hasilnya tetap mengecewakan.

Foto: TRIADI WIBOWO/SUMUT POS Hujan deras yang melanda kota Medan menyebabkan banjir di Jalan Sudirman Medan tahun 2013 lalu. Buruknya drainase salah satu penyebab terjadinya genangan air di saat hujan deras.
Foto: TRIADI WIBOWO/SUMUT POS
Hujan deras yang melanda kota Medan menyebabkan banjir di Jalan Sudirman Medan tahun 2013 lalu. Buruknya drainase salah satu penyebab terjadinya genangan air di saat hujan deras.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Program Medan Berhias (Bersih, Hijau, Asri dan Sehat) yang digaung-gaungkan Pemko Medan seolah hanya isapan jempol belaka. Buktinya, sampai saat ini ibu kota Sumut ini tetap saja banjir, kotor dan semrawut. Untuk tahun ini, banjir juga dipastikan akan kembali ‘mengepung’.

Hal ini sesuai dengan perkiraan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Wilayah I Sumut yang menyebut curah hujan di Medan sekitarnya akan mulai tinggi dari pertengahan September hingga akhir tahun 2015. “Kemungkinan terjadinya banjir di Medan masih sangat besar,” tegas Sunardi, Kabid Data dan Informasi BMKG Wilayah I Sumut saat ditemui, kemarin.

Apalagi sampai detik ini, lanjutnya, Pemko Medan belum terlihat melakukan normalisasi drainase. Karena itu Sunardi mengimbau warga yang tinggal di sekitar bantaran sungai, dan kawasan yang aliran drainase-nya buruk siap siaga. Dipaparkan Sunardi, di beberapa kota besar di Indonesia, biasanya banjir akan terjadi saat curah hujan mencapai lebih dari 50 milimeter/jam. Tapi lain dengan Kota Medan, banjir sudah menyapa warga meski curah hujan masih di bawah 50 milimeter/jam.

“Di Medan hujan bentar saja pasti banjir. Padahal curah hujannya cuma 30 milimeter/jam. Itu akibat aliran airnya yang sangat buruk,” ungkapnya.

Masih kata Sunardi, selama bulan September 2015 ini, curah hujan di Kota Medan diperkirakan akan menyentuh level sedang, yaitu 201 hingga 300 milimeter. Curah hujan dominan ini akan menyambangi Kecamatan Medan Selayang, Kecamatan Medan Baru, Kecamatan Medan Timur, dan Kecamatan Medan Helvetia. Sementara, angin kencang dan puting beliung juga diperkirakan akan ikut menyambangi Kota Medan dan beberapa kab/kota lainnya, seperti Langkat, Serdang Bedagai, Simalungun dan Asahan.

Sedang curah hujan rendah selama bulan September ini, 151-200 milimeter akan terjadi di Deliserdang, Binjai, Asahan, Dairi, Padang Lawas, Madina, Samosir, Tapanuli Utara, Tapanuli Tengah, Tanjung Balai, Tanah Karo dan Tapanuli Selatan. Sedang prakiraan curah hujan tinggi bakal terjadi Labuhan Batu, Siantar, Langkat, Tapanuli Selatan, Tapanuli Utara, Simalungun, Toba Samosir, dan Medan. “Jadi warga Medan harus siap-siap,” tandasnya.

Data dihimpun, dari tahun ke tahun banjir memang selalu terjadi di Medan. Tak hanya di bantaran sungai, warga yang jauh dari bantaran juga ikut jadi korban. Upaya untuk mengantisipasi masalah ini memang sudah sering dilakukan. Bahkan, sudah cukup banyak proyek penanggulangan banjir dikerjakan. Ratusan miliar uang rakyat, hingga triliunan dana pinjaman dari Japan International Cooperation Agency (JICA) telah digelontorkan. Tapi hasilnya tetap mengecewakan.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/