26 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Stok Migor Terancam Langka

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Pedagang mengaku stok minyak goreng curah belum dipastikan aman hingga Idul Fitri. Hal ini disebabkan karena kurang lancarnya pasokan minyak dari pihak agen.

Pedagang di Pasar Mampang Prapatan mengaku stok minyak curah dibatasi tidak seperti biasanya. Tiap satu toko hanya bisa membeli 2 jerigen minyak.

“Waktu kemarin kan biasa kita beli banyak ya, sekarang dibatasi. Belinya maksimal dua jerigen per toko,” kata Endang, pedagang minyak curah di pasar Mampang Prapatan.

Karena pasokan yang dibatasi, pedagang tidak bisa memastikan stok minyak akan aman hingga lebaran. “Ya cukup nggak cukup lah, orang dibatasi,” kata Endang.

Pasokan minyak yang dibatasi membuat harga minyak harus naik di atas harga eceran tertinggi (HET). “Kalau naik sih, memang kita belinya segitu. Nggak subsidi.

Dari agennya hampir Rp300.000 per jerigennya, yang isinya 16 kilo,” katanya.

Meski sebenarnya sudah ada subsidi, menurut Iwan, pedagang lain di pasar Mampang Prapatan mengaku belum bisa menerapkan kebijakan tersebut. “Sekarang minyak curah disubsidi. Karena disubsidi juga barangnya nggak ada, langka, sama aja bohong,”.

“Kan kita juga ngambil dari agen juga. Dari agen itu kita hitungannya Rp18.000 kalo jual di pasar hitungannya Rp22.000,” imbuhnya.

Iwan mendapat minyak curah dari agen yang berasal dari Buncit. Dengan harga tersebut, pedagang mengaku sering mendapat komplain dari konsumen.

Saat ditanya apakah harga minyak akan turun, pedagang belum bisa memastikan. “Kalau turun sih kurang tahu ya. Kalau dari agennya turun, kita jual juga turun harganya,” ungkap Endang.

Endang sendiri mengaku hanya menjual minyak seadanya sesuai dengan harga dari agen. (dtc/ram)

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Pedagang mengaku stok minyak goreng curah belum dipastikan aman hingga Idul Fitri. Hal ini disebabkan karena kurang lancarnya pasokan minyak dari pihak agen.

Pedagang di Pasar Mampang Prapatan mengaku stok minyak curah dibatasi tidak seperti biasanya. Tiap satu toko hanya bisa membeli 2 jerigen minyak.

“Waktu kemarin kan biasa kita beli banyak ya, sekarang dibatasi. Belinya maksimal dua jerigen per toko,” kata Endang, pedagang minyak curah di pasar Mampang Prapatan.

Karena pasokan yang dibatasi, pedagang tidak bisa memastikan stok minyak akan aman hingga lebaran. “Ya cukup nggak cukup lah, orang dibatasi,” kata Endang.

Pasokan minyak yang dibatasi membuat harga minyak harus naik di atas harga eceran tertinggi (HET). “Kalau naik sih, memang kita belinya segitu. Nggak subsidi.

Dari agennya hampir Rp300.000 per jerigennya, yang isinya 16 kilo,” katanya.

Meski sebenarnya sudah ada subsidi, menurut Iwan, pedagang lain di pasar Mampang Prapatan mengaku belum bisa menerapkan kebijakan tersebut. “Sekarang minyak curah disubsidi. Karena disubsidi juga barangnya nggak ada, langka, sama aja bohong,”.

“Kan kita juga ngambil dari agen juga. Dari agen itu kita hitungannya Rp18.000 kalo jual di pasar hitungannya Rp22.000,” imbuhnya.

Iwan mendapat minyak curah dari agen yang berasal dari Buncit. Dengan harga tersebut, pedagang mengaku sering mendapat komplain dari konsumen.

Saat ditanya apakah harga minyak akan turun, pedagang belum bisa memastikan. “Kalau turun sih kurang tahu ya. Kalau dari agennya turun, kita jual juga turun harganya,” ungkap Endang.

Endang sendiri mengaku hanya menjual minyak seadanya sesuai dengan harga dari agen. (dtc/ram)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/