26.7 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Azarenka Juara, Murray Bangga

MELBOURNE-Final tunggal putri Australia Terbuka ternyata berjalan mudah untuk Victoria Azarenka.

Tampil dominan sepanjang pertandingan, dia mengalahkan Maria Sharapova dan merebut titel Grand Slam pertamanya.

Dalam final di Rod Laver Arena, Melbourne Park, Sabtu (28/1) sore WIB, Azarenka cuma butuh waktu yang tak lama untuk mengalahkan Sharapova.

Unggulan ketiga asal Belarusia ini menang dua set langsung 6-3 dan 6- 0 dalam waktu 81 menit.

Sharapova sebenarnya memulai pertandingan dengan baik. Petenis jelita asal Rusia ini lebih dulu memimpin 2-0 di set pertama.

Tapi, Azarenka yang sempat grogi kemudian tampil lebih tenang. Setelah menyamakan kedudukan 2-2, dia kemudian terus melesat dan menang 6-3.

Di set kedua, Azarenka makin tak terbendung. Memanfaatkan banyaknya unforced error yang dibuat Sharapova, petenis berusia 22 tahun ini menang telak dengan skor 6-0.

Ini adalah titel Grand Slam pertama untuk Azarenka. Yang makin mengagumkan, titel ini dia dapat di kesempatan pertamanya tampil di partai final Grand Slam.

Atas kemenangannya ini, Azarenka berhak atas hadiah sebesar 2,3 juta dolar Australia (sekitar Rp 21,99 miliar) dan akan naik ke peringkat satu dunia menggusur Caroline Wozniacki.

Sharapova yang jadi runner-up akan menerima hadiah 1,15 juta dolar Australia (sekitar Rp 10,99 miliar).

Sementara itu di tempat terpisah Andy Murray merasa kurang puas dengan pencapaiannya di Australian Open 2012 yang hanya meraih gelar runner up tunggal putra . Walau begitu, dirinya tetap merasa bangga dengan penampilannya, khususnya ketika melawan Novak Djokovic di babak final yang berakhir dengan skor 3-6, 6-3, 7-6, 1-6, 5-7.

Sejatinya, Murray ingin menang dari Djokovic agar mampu membayar kepercayaan Ivan Lendl, legenda tenis yang bersedia melatih dirinya.

“Tetapi semoga dia senang dengan apa yang telah saya lakukan dan bagaimana saya berjuang di lapangan.

Semoga di French Open, saya mampu tampil lebih bagus,” tambahnya.

Kualitas permainan petenis asal Skotlandia ini memang menanjak sejak ditangani Lendl. Dirinya juga memiliki mentalitas pantang menyerah, sehingga sulit rasanya bagi Murray menerima kekalahan menyakitkan.

“Pada akhirnya itu sulit, karena jelas ketika anda kembali kemudian anda hampir mendekati breaking.

Yah, sulit memang (menerima) kekalahan. Tetapi saya adalah pemain yang berbeda dengan sikap yang berbeda dibanding tahun lalu,” paparnya.

Petenis berusia 24 tahun itu akhirnya menegaskan,“Saya bangga dengan cara saya bertanding,” bilangnya.

(net/jpnn)

MELBOURNE-Final tunggal putri Australia Terbuka ternyata berjalan mudah untuk Victoria Azarenka.

Tampil dominan sepanjang pertandingan, dia mengalahkan Maria Sharapova dan merebut titel Grand Slam pertamanya.

Dalam final di Rod Laver Arena, Melbourne Park, Sabtu (28/1) sore WIB, Azarenka cuma butuh waktu yang tak lama untuk mengalahkan Sharapova.

Unggulan ketiga asal Belarusia ini menang dua set langsung 6-3 dan 6- 0 dalam waktu 81 menit.

Sharapova sebenarnya memulai pertandingan dengan baik. Petenis jelita asal Rusia ini lebih dulu memimpin 2-0 di set pertama.

Tapi, Azarenka yang sempat grogi kemudian tampil lebih tenang. Setelah menyamakan kedudukan 2-2, dia kemudian terus melesat dan menang 6-3.

Di set kedua, Azarenka makin tak terbendung. Memanfaatkan banyaknya unforced error yang dibuat Sharapova, petenis berusia 22 tahun ini menang telak dengan skor 6-0.

Ini adalah titel Grand Slam pertama untuk Azarenka. Yang makin mengagumkan, titel ini dia dapat di kesempatan pertamanya tampil di partai final Grand Slam.

Atas kemenangannya ini, Azarenka berhak atas hadiah sebesar 2,3 juta dolar Australia (sekitar Rp 21,99 miliar) dan akan naik ke peringkat satu dunia menggusur Caroline Wozniacki.

Sharapova yang jadi runner-up akan menerima hadiah 1,15 juta dolar Australia (sekitar Rp 10,99 miliar).

Sementara itu di tempat terpisah Andy Murray merasa kurang puas dengan pencapaiannya di Australian Open 2012 yang hanya meraih gelar runner up tunggal putra . Walau begitu, dirinya tetap merasa bangga dengan penampilannya, khususnya ketika melawan Novak Djokovic di babak final yang berakhir dengan skor 3-6, 6-3, 7-6, 1-6, 5-7.

Sejatinya, Murray ingin menang dari Djokovic agar mampu membayar kepercayaan Ivan Lendl, legenda tenis yang bersedia melatih dirinya.

“Tetapi semoga dia senang dengan apa yang telah saya lakukan dan bagaimana saya berjuang di lapangan.

Semoga di French Open, saya mampu tampil lebih bagus,” tambahnya.

Kualitas permainan petenis asal Skotlandia ini memang menanjak sejak ditangani Lendl. Dirinya juga memiliki mentalitas pantang menyerah, sehingga sulit rasanya bagi Murray menerima kekalahan menyakitkan.

“Pada akhirnya itu sulit, karena jelas ketika anda kembali kemudian anda hampir mendekati breaking.

Yah, sulit memang (menerima) kekalahan. Tetapi saya adalah pemain yang berbeda dengan sikap yang berbeda dibanding tahun lalu,” paparnya.

Petenis berusia 24 tahun itu akhirnya menegaskan,“Saya bangga dengan cara saya bertanding,” bilangnya.

(net/jpnn)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/