MEDAN, SUMUTPOS.CO – Jumlah jamaah haji asal Sumatera Utara Reguler tahun ini berjumlah 3.777 orang. Dari jumlah itu, 3.397 jamaah sudah melunasi biaya perjalanan ibadah haji (BPIH), sedangkan sisanya 405 jamaah belum melunasi. Untuk itu, Kepala Kantor Wilayah (Kakanwil) Kementerian Agama (Kemenag) Sumatera Utara, H Abdul Amri Siregar mengimbau kepada jamaah untuk segera melakukan pelunasan hingga 20 Mei 2022.
“Jamaah haji Sumatera Utara Reguler tahun ini berjumlah 3.777 orang. Jumlah PPIH Kloter berjumlah 20 orang terdiri dari TPHI 10 orang dan TPIHI 10 orang. Kemudian petugas kesehatan 20 orang, pembimbing KBIH 5 orang, dan Petugas Haji Daerah sebanyak 20 orang,” kata Abdul Amri Siregar saat pelantikan Petugas Penyelenggaraan Ibadah Haji (PPIH) Embarkasi/Debarkasi Medan Tahun 1443 H/2022 M, di Aula Rizal Nurdin, Selasa (17/5).
Amri mengatakan, persyaratan berangkat haji tahun ini adalah vaksin meningits dan vaksin Covid-19 minimal 2 dosis kemudian melakukan PCR 72 jam sebelum keberangkatan. Selain itu, katanya, Asrama Haji Medan siap secara teknis dan non-teknis. Dalam kesempatan itu, juga dilakukan meal test makanan jamaah haji di atas pesawat.
Sementara, Direktur Pengelolaan Dana Haji dan SIHDU H Jaja Jaelani dalam sambutannya mengatakan, PPIH harus bekerja keras dan memberikan pelayanan terbaik agar jamaah haji dapat melaksanakan ibadah haji dengan aman dan nyaman. “Saya meminta kepada kita semua untuk bekerja keras. Sudah dua tahun terakhir kita tidak berangkat haji. Alhamdulillah tahun ini Kerajaan Arab Saudi membuka kembali untuk dapat dilaksanakannya ibadah Haji bagi negara luar. Maka dari itu, kita harus memaksimalkan tugas ini sehingga jamaah haji kita dapat melaksanakan ibadahnya dengan aman dan nyaman,” ujarnya.
Dia berharap PPIH Embarkasi Medan bekerja dengan baik, karena tugas tersebut adalah tugas nasional. “Bekerjalah dengan maksimal karena ini merupakan tugas negara. Pelayanan di embarkasi harus maksimal sehingga kesan baik dapat terwujud. Pelayanan di embarkasi merupakan cerminan kualitas pelayanan haji di tanah air. Sumatera Utara dikenal dengan pelayanan terbaik, semoga predikat tersebut juga dapat diraih pada penyelenggaraan haji tahun ini,” katanya.
Hadir dalam acara tersebut, Kepala Bagian Tata Usaha Kanwil Kemenagsu, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara, Kepala Biro Kesra Provinsi Sumatera Utara, Ketua MUI Provinsi Sumatera Utara, Kabintal Kodam I/BB, Perwakilan dari Garuda Airlines, Kepala Kantor Kementerian Agama Kab/Kota, perwakilan Ormas Islam dan Forkopimda Sumut.
Kemudian, Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Embarkasi Medan diketuai Kakanwil Kemenagsu H Abd Amri Siregar, Wakil Ketua I Ismail Lubis, Wakil Ketua II Rita Tavip Megawati, Wakil Ketua III Muhammad David Saragih, dan Sekretaris Muslim Lubis. Adapun Pengarah PPIH Embarkasi Medan yakni Afifi Lubis.
Sebelumnya, Direktur Layanan Haji Dalam Negeri Kemenag Saiful Mujab meminta para jamaah haji yang telah terdaftar pada periode keberangkatan tahun 2022 segera melakukan konfirmasi dan pelunasan biaya haji. Saat ini Kementerian Agama (Kemenag) masih membuka tahap pelunasan Biaya Perjalanan Ibadah Haji (Bipih) 1443 Hijriah dan konfirmasi keberangkatan para jemaah sampai 20 Mei 2022.
Menurut Saiful Mujab, saat ini ada 92.825 jamaah yang berhak melakukan pelunasan Bipih dan konfirmasi keberangkatan. “Termasuk di dalamnya, kuota petugas haji daerah dan pembimbing yang berasal dari KBIHU,” katanya.
Per tanggal 13 Mei 2022, sekitar 80.313 jemaah haji sudah melakukan pelunasan Bipih dan konfirmasi keberangkatan. Pelunasan dan konfirmasi tersebut penting dilakukan oleh jemaah haji supaya dapat melakukan ibadah haji periode keberangkatan 2022. “Saat ini, sudah 87,06% yang konfirmasi siap berangkat. Masih ada 11.933 kuota jemaah yang diberi kesempatan melakukan pelunasan dan konfirmasi hingga 20 Mei mendatang,” jelasnya.
Selain itu, Kemenag di tanggal yang sama (9-20 Mei 2022) juga membuka tahapan pelunasan jamaah haji yang masuk dalam kuota cadangan. Pada tahun 2022, terdapat 18.460 kuota cadangan yang disiapkan Kemenag yang dapat diberangkatkan jika masih terdapat kuota yang kosong. Bahkan, sudah seperetiga dari jumlah kuota jamaah haji cadangan yang per 13 Mei 2022 yang sudah melakukan pelunasan.
Pemerintah Siap Layani Jamaah
Sementara, Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Quomas mengatakan, pemerintah sudah siap melayani para jamaah haji dengan menyiapkan skema keberangkatan hingga kepulangan jamaah haji. “Bahwa pemerintah sudah siap melayani jamaah haji mulai dari berangkat sampai pulang kembali di Tanah Air. Kita sudah siapkan skema dari A sampai Z. Termasuk skema protokol kesehatan yang disyaratkan,” ujar Yaqut usai rapat terbatas di Istana Negara, Selasa (17/5).
“Seperti, harus minimal sudah vaksin lengkap dua vaksin (Covid-19), dan ini harus dipenuhi jamaah haji yang ingin berangkat ke Tanah Suci. Ini diikhtiarkan terus agar seluruh calon jamaah yang berangkat ke Arab Saudi nanti sudah tervaksin sebanyak dua kali,” lanjutnya.
Yaqut pun menuturkan, pemerintah Arab Saudi sudah menetapkan batasan usia jamaah haji, yakni di bawah 65 tahun. Sehingga, pemerintah akan tegas menolak jamaah yang berusia lebih dari 65 tahun. “Pemerintah tegas menjalankan ini. Dan kalau lebih dari 65 tahun sistem mereka (Arab Saudi) akan menolak, jadi pembatasan ini syarat yang ditentukan oleh pemerintah kerajaan Arab Saudi,” ungkap Yaqut.
Dia menambahkan, ada besaran biaya yang harus dibayarkan oleh jamaah haji. Menurutnya, biaya haji yang nanti harus dibayarkan jamaah tidak akan lebih besar dari biaya penyelenggaraan ibadah haji (BPIH).
98 Nakes Dampingi Jamaah
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyiapkan 98 tenaga kesehatan (Nakes) dari berbagai bidang untuk mendampingi lebih dari 100.000 calon jamaah haji yang akan berangkat ke Tanah Suci, tahun ini. Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan RI, Kunta Wibawa Wibawa Dasa Nugraha mengatakan, pemerintah menyiapkan petugas kesehatan haji yang cekatan dan terampil dalam memberikan layanan kesehatan, terutama pada kelompok yang berisiko tinggi seperti lansia dan orang dengan penyakit penyerta.
Saat ini pada petugas kesehatan haji itu tengah menjalani pelatihan kompetensi dan rencana operasional di Lakespra dr Saryanto, Jakarta. Mereka akan mendampingi sekitar 100.051 jamaah di Tanah Suci. Jumlah ini separo dari kuota haji sebelum Covid-19. Para petugas haji itu terpilih melalui proses seleksi rekrutmen Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi Tahun 2022, Rabu (11/5).
Seleksi gelombang pertama dilaksanakan 10-12 Mei 2022, gelombang dua dilaksanakan 12-15 Mei 2022 dan gelombang ketiga atau terakhir pada 22-25 Mei 2022. Menurut Kunta, petugas haji bisa menerapkan ilmu yang didapatkan selama pelatihan dengan turut aktif melakukan upaya promotif preventif dengan memberikan edukasi dan sosialisasi seputar gaya hidup sehat, pencegahan Covid-19 serta memberikan layanan kuratif dan rehabilitatif kepada jamaah haji.
Kunta juga mengingatkan kepada seluruh petugas haji bahwa pelaksanaan ibadah haji tahun ini masih dalam situasi pandemi Covid-19. Meski terkendali dan cenderung mengalami penurunan, Kunta mengingatkan para petugas harus selalu waspada dengan disiplin melaksanakan protokol kesehatan selama masa pelatihan hingga pelaksanaan ibadah haji. Selain fokus pada pendampingan dan pelayanan jamaah haji, Kunta juga berpesan kepada para petugas haji untuk tidak abai terhadap kesehatan diri sendiri.
Selain itu, Kunta mengatakan, Kemenkes sudah melakukan identifikasi guna menekan tingkat angka kematian jemaah haji dari Indonesia yang relatif tinggi dari Indonesia. Berdasarkan data evaluasi penyelenggaraan ibadah haji 15 tahun terakhir, kata Kunta, angka kematian jamaah haji Indonesia relatif tinggi.
Kematian Jamaah Haji berkisar dua orang per 1.000 jamaah per tahun atau sekitar 300 hingga 400 orang, dari kuota sekitar 220 ribu orang per tahun. “Sebagai pelayan tamu Allah, para petugas haji mengemban tanggung jawab yang besar dan mulia untuk menjaga kesehatan jamaah dengan harapan mampu menekan angka kematian jamaah haji di Tanah Suci,” kata Kunta.
Menurut Kemenkes telah melakukan identifikasi penyebab tingginya angka kematian jamaah haji Indonesia. Berdasarkan catatan medis, kematian jamaah haji disebabkan dua faktor utama yakni usia dan perilaku jamaah. Dari segi perilaku, yang menyebabkan jemaah kelelahan adalah karena ibadah yang tidak disesuaikan dengan kondisi fisik mereka, terutama yang berusia lanjut. (man/kps)