26.7 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Gubsu Klaim Kasus di Sumut Terendah di Indonesia, Mudik Selesai, Covid Tetap Landai

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Masa liburan biasanya diiringi dengan peningkatan kasus Covid-19. Namun, kondisi tersebut kini berubah. Periode mudik Lebaran berlalu, tidak ada lonjakan kasus yang signifikan.

Gubernur Sumatera Utara (Gubsu), Edy Rahyamadi bahkan mengklaim, kasus Covid-19 di daerah yang ia pimpin, menduduki peringkat pertama terendah di Indonesia Menurut Edy, kasus aktif Covid-19 di Sumut dalam kurun waktu tiga bulan terakhir, rata-rata di bawah 6 kasus.

“Hari ini Sumut nomor satu yang terbaik dari 34 provinsi. Hari ini hanya 6 (kasus). Kita paling banyak dalam tiga bulan ini, 6 kasus. Biasanya satu atau dua. Semakin disiplinnya kita, semakin tertanganilah virus Covid -19 ini,” ujar Edy kepada wartawan, Jumat (20/5).

Di satu sisi, menurunnya angka kasus harian terkonfirmasi Covid-19 lantas tidak membuat pemerintah dan jajaran unsur Forkompimda melonggarkan aturan penerapan protokol kesehatan. Edy mengatakan, pihaknya bersama unsur TNI/Polri dan Kejati Sumut terus gencar mengupayakan percepatan vaksinasi guna mencapai imunitas kekebalan kelompok guna mencegah penyebaran virus tersebut.

“Tetap Covid -19 belum selesai. Tetap kita harus waspadai. Kapolda dan Panglima Kodam terus gencar melakukan vaksinasi, karena itulah rasa kehadiran pemerintah menyayangi anaknya. Kalau ada yang teledor, dengan divaksin jadi tidak ada persoalan,” kata Edy.

Selain itu, Edy juga mendukung langkah Presiden, Joko Widodo melonggarkan penggunaan masker di sejumlah lokasi umum, khususnya di ruang terbuka. Kebijakan ini dinilai sangat optimal guna memulihkan kembali sektor perekonomian nasional yang dalam dua tahun terakhir terpuruk akibat Covid-19.

“Boleh buka masker dalam kondisi yang memang kita yakini tempat itu aman dan terbuka dan jumlah orang tidak terlalu banyak. Kalau di situ sudah banyak keluarga, kita susah identifikasi. Presiden menyatakan ini dalam rangka menumbuhkan perekonomian. Kalau dikekang seperti ini komunikasi susah, dan rasa takut. Ekonomi kita sulit utuk pulih kembali seperti sedia kala,” tandas Edy.

Kasus Aktif Nasional Terus Menurun

Terpisah, Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengungkapkan, tingkat mobilitas masyarakat, terutama di bidang ritel dan rekreasi, terus menunjukkan kenaikan sejak Maret hingga Mei 2022. “Tapi, kenaikan ini tidak diikuti dengan kenaikan kasus positif,” jelas Wiku. Bahkan, Wiku menyebut mobilitas masyarakat pada masa mudik Lebaran 2022 terhitung sebagai yang tertinggi sejak pandemi. Namun, hal itu pun tidak diikuti dengan kenaikan indikator kasus dan penularan. “Itu artinya kasus nasional masih bisa kita tekan bersama-sama,” jelas Wiku.

Saat ini kasus aktif nasional juga terus mengalami penurunan. Posisi kini berada pada angka 0,08 persen atau 4 persen lebih rendah di bawah rata-rata kasus dunia. Dilihat sejak awal pandemi, jika terjadi kenaikan kasus, mobilitas biasanya ditekan semaksimal-maksimalnya. Jika kasus mulai melandai, mobilitas direlaksasi yang sering turut meningkatkan kasus. “Kasus positif harian tetap menunjukkan tren penurunan, bahkan dengan mobilitas yang tertinggi selama pandemi,” jelas Wiku.

Meski demikian, data satgas menunjukkan kenaikan kasus di 16 provinsi. Tiga provinsi yang menjadi tujuan utama mudik, yakni DKI Jakarta, Banten, dan Jawa Timur, menempati posisi tertinggi. Meskipun terjadi kenaikan, kata Wiku, hal itu belum dikategorikan sebagai lonjakan kasus.

Sekretaris Jenderal Perhimpunan Hotel Restoran Indonesia (PHRI) Maulana Yusran menilai, pelonggaran aturan perjalanan yang sudah disampaikan Presiden Joko Widodo akan berdampak baik untuk daya saing pariwisata Indonesia. Menurut Maulana, negara-negara lain lebih dulu menerapkan pelonggaran serupa. “Artinya, Indonesia berkesempatan mengembalikan daya saingnya sebagai negara yang terbuka untuk dikunjungi wisatawan,” ujar Maulana.

Dia menyebutkan, sebelum bicara mengenai dampak permintaan, konsistensi kebijakan dan kejelasan prosedur akan menjadi kunci. “Wisatawan mancanegara pasti akan melihat konsistensi kebijakan yang diterapkan Indonesia. Jadi, memang kita harus bicara kebijakannya dulu sebelum peningkatan traffic,” jelasnya.

Namun, PHRI tetap optimistis. Pelonggaran aturan pemakaian masker di ruang terbuka mampu meningkatkan konfiden masyarakat untuk bepergian. Apalagi, pada momen lepas Ramadan atau memasuki kuartal ketiga seperti ini, pengusaha hotel biasanya mendapatkan banyak permintaan dari sektor corporate dan government yang mengadakan pertemuan bisnis.

“Kurva di kuartal ketiga demand biasanya diisi pebisnis dan pemerintahan. Jika kebijakan ini konsisten, kita bisa berharap melihat peningkatan permintaan domestik yang bisa berlanjut sampai kuartal keempat oleh momen libur akhir tahun,” tandas Maulana. (jpc/gus)

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Masa liburan biasanya diiringi dengan peningkatan kasus Covid-19. Namun, kondisi tersebut kini berubah. Periode mudik Lebaran berlalu, tidak ada lonjakan kasus yang signifikan.

Gubernur Sumatera Utara (Gubsu), Edy Rahyamadi bahkan mengklaim, kasus Covid-19 di daerah yang ia pimpin, menduduki peringkat pertama terendah di Indonesia Menurut Edy, kasus aktif Covid-19 di Sumut dalam kurun waktu tiga bulan terakhir, rata-rata di bawah 6 kasus.

“Hari ini Sumut nomor satu yang terbaik dari 34 provinsi. Hari ini hanya 6 (kasus). Kita paling banyak dalam tiga bulan ini, 6 kasus. Biasanya satu atau dua. Semakin disiplinnya kita, semakin tertanganilah virus Covid -19 ini,” ujar Edy kepada wartawan, Jumat (20/5).

Di satu sisi, menurunnya angka kasus harian terkonfirmasi Covid-19 lantas tidak membuat pemerintah dan jajaran unsur Forkompimda melonggarkan aturan penerapan protokol kesehatan. Edy mengatakan, pihaknya bersama unsur TNI/Polri dan Kejati Sumut terus gencar mengupayakan percepatan vaksinasi guna mencapai imunitas kekebalan kelompok guna mencegah penyebaran virus tersebut.

“Tetap Covid -19 belum selesai. Tetap kita harus waspadai. Kapolda dan Panglima Kodam terus gencar melakukan vaksinasi, karena itulah rasa kehadiran pemerintah menyayangi anaknya. Kalau ada yang teledor, dengan divaksin jadi tidak ada persoalan,” kata Edy.

Selain itu, Edy juga mendukung langkah Presiden, Joko Widodo melonggarkan penggunaan masker di sejumlah lokasi umum, khususnya di ruang terbuka. Kebijakan ini dinilai sangat optimal guna memulihkan kembali sektor perekonomian nasional yang dalam dua tahun terakhir terpuruk akibat Covid-19.

“Boleh buka masker dalam kondisi yang memang kita yakini tempat itu aman dan terbuka dan jumlah orang tidak terlalu banyak. Kalau di situ sudah banyak keluarga, kita susah identifikasi. Presiden menyatakan ini dalam rangka menumbuhkan perekonomian. Kalau dikekang seperti ini komunikasi susah, dan rasa takut. Ekonomi kita sulit utuk pulih kembali seperti sedia kala,” tandas Edy.

Kasus Aktif Nasional Terus Menurun

Terpisah, Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengungkapkan, tingkat mobilitas masyarakat, terutama di bidang ritel dan rekreasi, terus menunjukkan kenaikan sejak Maret hingga Mei 2022. “Tapi, kenaikan ini tidak diikuti dengan kenaikan kasus positif,” jelas Wiku. Bahkan, Wiku menyebut mobilitas masyarakat pada masa mudik Lebaran 2022 terhitung sebagai yang tertinggi sejak pandemi. Namun, hal itu pun tidak diikuti dengan kenaikan indikator kasus dan penularan. “Itu artinya kasus nasional masih bisa kita tekan bersama-sama,” jelas Wiku.

Saat ini kasus aktif nasional juga terus mengalami penurunan. Posisi kini berada pada angka 0,08 persen atau 4 persen lebih rendah di bawah rata-rata kasus dunia. Dilihat sejak awal pandemi, jika terjadi kenaikan kasus, mobilitas biasanya ditekan semaksimal-maksimalnya. Jika kasus mulai melandai, mobilitas direlaksasi yang sering turut meningkatkan kasus. “Kasus positif harian tetap menunjukkan tren penurunan, bahkan dengan mobilitas yang tertinggi selama pandemi,” jelas Wiku.

Meski demikian, data satgas menunjukkan kenaikan kasus di 16 provinsi. Tiga provinsi yang menjadi tujuan utama mudik, yakni DKI Jakarta, Banten, dan Jawa Timur, menempati posisi tertinggi. Meskipun terjadi kenaikan, kata Wiku, hal itu belum dikategorikan sebagai lonjakan kasus.

Sekretaris Jenderal Perhimpunan Hotel Restoran Indonesia (PHRI) Maulana Yusran menilai, pelonggaran aturan perjalanan yang sudah disampaikan Presiden Joko Widodo akan berdampak baik untuk daya saing pariwisata Indonesia. Menurut Maulana, negara-negara lain lebih dulu menerapkan pelonggaran serupa. “Artinya, Indonesia berkesempatan mengembalikan daya saingnya sebagai negara yang terbuka untuk dikunjungi wisatawan,” ujar Maulana.

Dia menyebutkan, sebelum bicara mengenai dampak permintaan, konsistensi kebijakan dan kejelasan prosedur akan menjadi kunci. “Wisatawan mancanegara pasti akan melihat konsistensi kebijakan yang diterapkan Indonesia. Jadi, memang kita harus bicara kebijakannya dulu sebelum peningkatan traffic,” jelasnya.

Namun, PHRI tetap optimistis. Pelonggaran aturan pemakaian masker di ruang terbuka mampu meningkatkan konfiden masyarakat untuk bepergian. Apalagi, pada momen lepas Ramadan atau memasuki kuartal ketiga seperti ini, pengusaha hotel biasanya mendapatkan banyak permintaan dari sektor corporate dan government yang mengadakan pertemuan bisnis.

“Kurva di kuartal ketiga demand biasanya diisi pebisnis dan pemerintahan. Jika kebijakan ini konsisten, kita bisa berharap melihat peningkatan permintaan domestik yang bisa berlanjut sampai kuartal keempat oleh momen libur akhir tahun,” tandas Maulana. (jpc/gus)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/