27 C
Medan
Monday, October 21, 2024
spot_img

10 Kloter Dibagi 2 Gelombang CJH Madina, Tapteng, & Medan Kloter I

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Kantor Wilayah (Kanwil) Kementerian Agama Provinsi Sumatera Utara (Kemenag Sumut), akhirnya merilis pembagian kelompok terbang (Kloter) calon jamaah haji (CJH) per kabupaten/kota yang akan berangkat ke Tanah Suci. Dari jadwal yang dirilis tersebut, sebanyak 393 jamaah dari Kota Medan, Kabupaten Mandailing Natal (Madina), dan Tapanuli Tengah (Tapteng) masuk dalam Kloter I yang akan berangkat lebih dulu ke Tanah Suci pada 11 Juni 2022.

Humas Kemenag Sumut, M Yunus mengatakan, sesuai jadwal yang tertuang dalam Surat Keputusan No 515 Tahun 2022 Tentang Penetapan Kloter Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) dan Petugas Haji Daerah (PHD) Tahun 1443 H/2022, Kloter pertama akan masuk Asrama Haji Medan pada 10 Juni 2022 akan dan berangkat ke Tanah Suci pada 11 Juni 2022. “Kemudian nanti diikuti oleh kloter kedua, ketiga dan seterusnya,” kata Yunus kepada Sumut Pos, Senin (6/6).

Kemudian, lanjut Yunus, sebanyak 10 kloter dibagi menjadi dua gelombang keberangkatan. Gelombang pertama berangkat ke Tanah Suci, kloter 1 sampai 7 tiba di Bandara Jeddah. “Kemudian jeda satu hari. Lalu gelombang kedua, kloter 8 hingga 10 berangkat ke Tanah Suci tiba melalui Bandara Madinah,” pungkasnya.

Diketahui, pada musim haji tahun ini total ada 3.777 jamaah asal Sumut yang akan diberangkatkan ke Tanah Suci dan terbagi dalam 10 kloter. Berikut daftar 10 kloter asal Sumut dan jadwal keberangkatannya sesuai Surat Keputusan No 515 Tahun 2022 Tentang Penetapan Kloter Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) dan Petugas Haji Daerah (PHD) Tahun 1443 H/2022.

Untuk kloter 1 ada 393 jamaah, berasal dari Kabupaten Madina 260 jamaah, Tapanuli Tengah (Tapteng) 48 jamaah, dan Kota Medan 79 jamaah, ditambah 6 petugas. Kemudian kloter 2 berjumlah 392 jamaah dari Kota Binjai 125 jamaah, Labuhanbatu Selatan 120 jamaah, Serdangbedagai 74 jamaah, Tebingtinggi 57 jamaah, dan Karo 10 jamaah, petugas 6.

Lalu, kloter 3 berjumlah 393 jamaah dari Kabupaten Batubara 130 jamaah, Simalungun 64 jamaah, Padangsidempuan 193 jamaah, dan petugas 6 jamaah. Selanjutnya kloter 4, berjumlah 392 jamaah dari Medan 385, petugas 6.

Kloter 5 berjumlah 389 jamaah dari Kabupaten Labuhanbatu 216 jamaah, Dairi 17 jamaah, Medan 150 jamaah, dan petugas 6 orang. Kloter 6 berjumlah 388 jamaah dari Padanglawas 178 jamaah, Tanjungbalai 58 jamaah, Medan 146 jamaah, petugas 6 orang. Kloter 7 terdiri dari 390 jamaah yang berasal dari Langkat 158 jamaah, Labuhanbatu Utara 97 jamaah, Siantar 42 dan 87 jamaah, dan petugas 6 orang.

Kloter 8 berjumlah 393 jamaah dari Kabupaten Asahan 160 jamaah, Sibolga 25 jamaah, Medan 200 jamaah, dan petugas 6 orang. Kloter 9 berjumlah 393 jamaah dari Kabupaten Deliserdang 361, Pakpak Bharat 6 jamaah, Gunung Sitoli 12 jamaah, Nias Utara 3 jamaah, dan Medan 5 jamaah serta 6 orang petugas. Terakhir, kloter 10 berjumlah 263 jamaah dari Padanglawas Utara 140 jamaah, Tapanuli Selatan 83 jamaah, dan Medan 34, serta petugas 5 orang.

Jamaah Wafat Dibadalhajikan

Sementara, pada Sabtu (4/6) lalu, satu CJH Indonesia meninggal dunia saat baru tiba di Bandara Madinah. Kementerian Agama (Kemenag) memastikan bakal memberikan hak badal haji kepada jamaah yang wafat di Tanah Suci. “Seluruh jamaah yang meninggal di Arab Saudi akan dibadalhajikan,” kata Sekretaris Ditjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kemenag, Ahmad Abdullah, kemarin (5/6).

Sebagaimana diberitakan, Suhati Rahmat Ali, CJH dari embarkasi Jakarta-Pondok Gede, meninggal setiba di Madinah. Menurut keterangan dokter klinik bandara yang menangani, perempuan 64 tahun itu mengalami gangguan serangan jantung.

Almarhumah memang memiliki riwayat penyakit jantung dan hipertensi. “Mari kita doakan semoga almarhumah wafat dalam keadaan husnul khatimah dan ibadahnya diterima Allah SWT,” ucapnya.

Abdullah menjelaskan, pemerintah hanya akan merilis data jamaah yang wafat setelah keluar sertifikat kematian atau certificate of death (COD) milik jamaah tersebut dari pihak berwenang di Arab Saudi.

Selain faktor kesehatan, Abdullah mengimbau jamaah haji waspada terhadap musim panas yang bertepatan dengan musim haji tahun ini. Melihat kondisi tersebut, Abdullah mengingatkan kepada jamaah Indonesia agar tetap berwaspada. “Arab Saudi cuacanya sekarang musim panas. Informasi yang saya dapat, suhunya berkisar 40 sampai 44 derajat celcius dan kemungkinan akan lebih panas lagi,” ujarnya.

Abdullah berpesan agar jamaah haji dapat menjaga kesehatan, pola makan, dan juga istirahat yang cukup. “Jangan terlalu diforsir kegiatan-kegiatan yang memang tidak perlu dilakukan,” imbuhnya.

Terkait cuaca panas, Ia mengimbau Kelompok Bimbingan Ibadah Haji dan Umrah (KBIHU) untuk tidak memaksakan jamaahnya berulang kali melaksanakan umrah. KBIHU dan jamaah harus bisa mengendalikan diri karena kondisi cuaca yang sangat panas.

“Mengimbau KBIHU untuk tidak memaksakan jamaahnya berulang kali melaksanakan umrah dan dapat mengendalikan diri karena cuaca saat ini sangat ekstrem,” tegasnya.

Kepada jamaah, Abdullah juga berpesan, saat beribadah di Tanah Suci, untuk rutin membawa dan makan kurma dan banyak minum air untuk mencegah dehidrasi. “Banyak minum jangan tunggu haus dan sediakan 10 – 15 butir buah kurma,” jelasnya.

Awas Terpapar Covid

Kepala Biro Humas, Data, dan Informasi Setjen Kemenag Akhmad Fauzin mengingatkan kepada para jamaah, Covid-19 masih membayangi ibadah haji tahun ini. Meskipun potensinya sudah rendah, jamaah diminta tidak boleh lengah.

Apalagi, CJH tahun ini diwajibkan menyertakan tes PCR negatif 72 jam sebelum keberangkatan. Apabila hasil tes dinyatakan positif, maka keberangkatannya bisa tertunda. “Kami sangat berharap seluruh jamaah, baik yang telah berangkat dan yang akan berangkat, serta masyarakat pada umumnya, untuk tetap menerapkan protokol kesehatan secara baik,” kata Fauzin di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta, Senin (6/6).

“Pesan kami bagi jamaah, tetap istirahat yang cukup, minum air putih sebelum haus, memakai masker ketika berkumpul di ruangan dan istirahat yang cukup,” imbuhnya.

Operasional penyelenggaraan ibadah haji saat ini memasuki hari ke-3 fase pemberangkatan. Total ada 5.920 jemaah dan petugas yang sudah diberangkatkan ke Arab Saudi. Mereka tergabung dalam 15 kelompok terbang (kloter). “Hari ini, ada 2.046 jemaah dan petugas yang akan diberangkatkan ke Madinah. Mereka tergabung dalam lima kloter dan akan berangkat dari empat embarkasi,” jelas Fauzin.

Sementara itu, pada hari kedua pemberangkatan musim haji 1443 H/2022 kemarin, 3.169 jamaah haji diterbangkan ke Saudi. Mereka berasal dari delapan kelompok terbang (kloter) di lima embarkasi. Yakni, Padang, Solo, Surabaya, Jakarta Bekasi, serta Jakarta-Pondok Gede. Sebelumnya, pada hari pertama (4 Juni), sebanyak 2.763 jemaah dari lima embarkasi berangkat ke Tanah Suci. (man/jpc)

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Kantor Wilayah (Kanwil) Kementerian Agama Provinsi Sumatera Utara (Kemenag Sumut), akhirnya merilis pembagian kelompok terbang (Kloter) calon jamaah haji (CJH) per kabupaten/kota yang akan berangkat ke Tanah Suci. Dari jadwal yang dirilis tersebut, sebanyak 393 jamaah dari Kota Medan, Kabupaten Mandailing Natal (Madina), dan Tapanuli Tengah (Tapteng) masuk dalam Kloter I yang akan berangkat lebih dulu ke Tanah Suci pada 11 Juni 2022.

Humas Kemenag Sumut, M Yunus mengatakan, sesuai jadwal yang tertuang dalam Surat Keputusan No 515 Tahun 2022 Tentang Penetapan Kloter Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) dan Petugas Haji Daerah (PHD) Tahun 1443 H/2022, Kloter pertama akan masuk Asrama Haji Medan pada 10 Juni 2022 akan dan berangkat ke Tanah Suci pada 11 Juni 2022. “Kemudian nanti diikuti oleh kloter kedua, ketiga dan seterusnya,” kata Yunus kepada Sumut Pos, Senin (6/6).

Kemudian, lanjut Yunus, sebanyak 10 kloter dibagi menjadi dua gelombang keberangkatan. Gelombang pertama berangkat ke Tanah Suci, kloter 1 sampai 7 tiba di Bandara Jeddah. “Kemudian jeda satu hari. Lalu gelombang kedua, kloter 8 hingga 10 berangkat ke Tanah Suci tiba melalui Bandara Madinah,” pungkasnya.

Diketahui, pada musim haji tahun ini total ada 3.777 jamaah asal Sumut yang akan diberangkatkan ke Tanah Suci dan terbagi dalam 10 kloter. Berikut daftar 10 kloter asal Sumut dan jadwal keberangkatannya sesuai Surat Keputusan No 515 Tahun 2022 Tentang Penetapan Kloter Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) dan Petugas Haji Daerah (PHD) Tahun 1443 H/2022.

Untuk kloter 1 ada 393 jamaah, berasal dari Kabupaten Madina 260 jamaah, Tapanuli Tengah (Tapteng) 48 jamaah, dan Kota Medan 79 jamaah, ditambah 6 petugas. Kemudian kloter 2 berjumlah 392 jamaah dari Kota Binjai 125 jamaah, Labuhanbatu Selatan 120 jamaah, Serdangbedagai 74 jamaah, Tebingtinggi 57 jamaah, dan Karo 10 jamaah, petugas 6.

Lalu, kloter 3 berjumlah 393 jamaah dari Kabupaten Batubara 130 jamaah, Simalungun 64 jamaah, Padangsidempuan 193 jamaah, dan petugas 6 jamaah. Selanjutnya kloter 4, berjumlah 392 jamaah dari Medan 385, petugas 6.

Kloter 5 berjumlah 389 jamaah dari Kabupaten Labuhanbatu 216 jamaah, Dairi 17 jamaah, Medan 150 jamaah, dan petugas 6 orang. Kloter 6 berjumlah 388 jamaah dari Padanglawas 178 jamaah, Tanjungbalai 58 jamaah, Medan 146 jamaah, petugas 6 orang. Kloter 7 terdiri dari 390 jamaah yang berasal dari Langkat 158 jamaah, Labuhanbatu Utara 97 jamaah, Siantar 42 dan 87 jamaah, dan petugas 6 orang.

Kloter 8 berjumlah 393 jamaah dari Kabupaten Asahan 160 jamaah, Sibolga 25 jamaah, Medan 200 jamaah, dan petugas 6 orang. Kloter 9 berjumlah 393 jamaah dari Kabupaten Deliserdang 361, Pakpak Bharat 6 jamaah, Gunung Sitoli 12 jamaah, Nias Utara 3 jamaah, dan Medan 5 jamaah serta 6 orang petugas. Terakhir, kloter 10 berjumlah 263 jamaah dari Padanglawas Utara 140 jamaah, Tapanuli Selatan 83 jamaah, dan Medan 34, serta petugas 5 orang.

Jamaah Wafat Dibadalhajikan

Sementara, pada Sabtu (4/6) lalu, satu CJH Indonesia meninggal dunia saat baru tiba di Bandara Madinah. Kementerian Agama (Kemenag) memastikan bakal memberikan hak badal haji kepada jamaah yang wafat di Tanah Suci. “Seluruh jamaah yang meninggal di Arab Saudi akan dibadalhajikan,” kata Sekretaris Ditjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kemenag, Ahmad Abdullah, kemarin (5/6).

Sebagaimana diberitakan, Suhati Rahmat Ali, CJH dari embarkasi Jakarta-Pondok Gede, meninggal setiba di Madinah. Menurut keterangan dokter klinik bandara yang menangani, perempuan 64 tahun itu mengalami gangguan serangan jantung.

Almarhumah memang memiliki riwayat penyakit jantung dan hipertensi. “Mari kita doakan semoga almarhumah wafat dalam keadaan husnul khatimah dan ibadahnya diterima Allah SWT,” ucapnya.

Abdullah menjelaskan, pemerintah hanya akan merilis data jamaah yang wafat setelah keluar sertifikat kematian atau certificate of death (COD) milik jamaah tersebut dari pihak berwenang di Arab Saudi.

Selain faktor kesehatan, Abdullah mengimbau jamaah haji waspada terhadap musim panas yang bertepatan dengan musim haji tahun ini. Melihat kondisi tersebut, Abdullah mengingatkan kepada jamaah Indonesia agar tetap berwaspada. “Arab Saudi cuacanya sekarang musim panas. Informasi yang saya dapat, suhunya berkisar 40 sampai 44 derajat celcius dan kemungkinan akan lebih panas lagi,” ujarnya.

Abdullah berpesan agar jamaah haji dapat menjaga kesehatan, pola makan, dan juga istirahat yang cukup. “Jangan terlalu diforsir kegiatan-kegiatan yang memang tidak perlu dilakukan,” imbuhnya.

Terkait cuaca panas, Ia mengimbau Kelompok Bimbingan Ibadah Haji dan Umrah (KBIHU) untuk tidak memaksakan jamaahnya berulang kali melaksanakan umrah. KBIHU dan jamaah harus bisa mengendalikan diri karena kondisi cuaca yang sangat panas.

“Mengimbau KBIHU untuk tidak memaksakan jamaahnya berulang kali melaksanakan umrah dan dapat mengendalikan diri karena cuaca saat ini sangat ekstrem,” tegasnya.

Kepada jamaah, Abdullah juga berpesan, saat beribadah di Tanah Suci, untuk rutin membawa dan makan kurma dan banyak minum air untuk mencegah dehidrasi. “Banyak minum jangan tunggu haus dan sediakan 10 – 15 butir buah kurma,” jelasnya.

Awas Terpapar Covid

Kepala Biro Humas, Data, dan Informasi Setjen Kemenag Akhmad Fauzin mengingatkan kepada para jamaah, Covid-19 masih membayangi ibadah haji tahun ini. Meskipun potensinya sudah rendah, jamaah diminta tidak boleh lengah.

Apalagi, CJH tahun ini diwajibkan menyertakan tes PCR negatif 72 jam sebelum keberangkatan. Apabila hasil tes dinyatakan positif, maka keberangkatannya bisa tertunda. “Kami sangat berharap seluruh jamaah, baik yang telah berangkat dan yang akan berangkat, serta masyarakat pada umumnya, untuk tetap menerapkan protokol kesehatan secara baik,” kata Fauzin di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta, Senin (6/6).

“Pesan kami bagi jamaah, tetap istirahat yang cukup, minum air putih sebelum haus, memakai masker ketika berkumpul di ruangan dan istirahat yang cukup,” imbuhnya.

Operasional penyelenggaraan ibadah haji saat ini memasuki hari ke-3 fase pemberangkatan. Total ada 5.920 jemaah dan petugas yang sudah diberangkatkan ke Arab Saudi. Mereka tergabung dalam 15 kelompok terbang (kloter). “Hari ini, ada 2.046 jemaah dan petugas yang akan diberangkatkan ke Madinah. Mereka tergabung dalam lima kloter dan akan berangkat dari empat embarkasi,” jelas Fauzin.

Sementara itu, pada hari kedua pemberangkatan musim haji 1443 H/2022 kemarin, 3.169 jamaah haji diterbangkan ke Saudi. Mereka berasal dari delapan kelompok terbang (kloter) di lima embarkasi. Yakni, Padang, Solo, Surabaya, Jakarta Bekasi, serta Jakarta-Pondok Gede. Sebelumnya, pada hari pertama (4 Juni), sebanyak 2.763 jemaah dari lima embarkasi berangkat ke Tanah Suci. (man/jpc)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/