29 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Mendag: Produk UKM Indonesia Akan Lengkapi Industri Amerika 

SUMUTPOS.CO – Bertemu Dubes AS, Mendag Sepakat Tingkatkan Kerja Sama Bilateral Usaha, Kecil dan Menengah (UKM) Indonesia bisa masuk pasar Amerika Serikat. Namun, produk tanah air tersebut dipastikan tidak akan menjadi pesaing produk dalam negeri Paman Sam.

Hal itu disampaikan Zulhas usai menerima kunjungan  Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia, Sung Kim di  kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta, pada Selasa (28/6).

“Kami mengapresiasi dan menyambut baik upaya AS untuk menjalankan inisiatif  Indo-Pacific Economic  Framework  for  Prosperity  (IPEF).Hal  ini  untuk  memastikan  pertumbuhan  ekonomi  di kawasan Indo-Pasifik yang saling menguntungkan, inklusif dan terbuka,”ujar Mendag Zulhas.

Mendag  Zulhas melanjutkan,  setidaknya  tiga  elemen  penting  yang  menjadi  perhatian  Indonesia terkait inisiatif tersebut, yaitu unsur fleksibilitas, arah dan prosedur yang jelas, serta keterbukaan dalam  pembahasan  Pilar  IPEF.  Selain  itu,  skema  IPEF  harus  disinergikan  dengan  skema  ASEAN Outlook on the Indo-Pacific (AOIP) yang lebih dulu ada.

Mendag  Zulhas juga menyampaikan,  Indonesia  dan  AS  dapat  semakin  mempererat  hubungan bilateral  yang  sudah  terjalin  sejak  73  tahun  yang  lalu.  Di  antaranya  dengan  adanya  inisiatif  Trade and Investment Framework Agreement (TIFA) yang sudah terbentuk sejak 1996.

“Melalui forum  TIFA,  kedua  negara  dapat  saling  membahas  mengenai  isu-isu  perdagangan  dan investasi,  serta  berbagai  potensi  kerja  sama.  Diharapkan  pertemuan  TIFA  Tingkat  Menteri  dapat terlaksana,” ungkap Mendag Zulhas.

Terkait  fasilitas  Generalized  System  of  Preference  (GSP),  Mendag  Zulhas  turut  menyampaikan pentingnya otorisasi pemberlakuan kembali GSP bagi Indonesia. Produk Indonesia yang mayoritas merupakan produk usaha kecil dan menengah (UKM) akan melengkapi kebutuhan industri AS bukan sebagai pesaing. Selain itu, Indonesia siap menjadi pemasokalternatif industri AS dengan kualitas dan  harga  yang  bersaing.“Oleh karena itu, keputusan dan dukungan Kongres AS untuk segera mengesahkan  kembali  pemberian  fasilitas  GSP  untuk  Indonesia  sangat  berperan  besar  dalam mendorong pembangunan ekonomi kedua negara,”ujar Mendag Zulhas.

Terkait G20, Mendag Zulhas mengapresiasi dukungan AS terhadap Presidensi G20 tahun ini. Mendag Zulhasberharap  dukungan  AS akan  membantu  negara anggota G20 untuk menghasilkan capaian-capaian dan agenda prioritas G20 yang bermanfaat.

Dalam   memperkuat   kerja   sama   perdagangan   bilateral,   Dubes   Kim   menyampaikan   perlunya meningkatkan potensi komoditas pertanian antara Indonesia dengan AS yang sampai saat ini baru terealisasi sekitar 30 persen menjadidua kali lipat di tahun mendatang.

“Kami akan berupaya semaksimal mungkin mendorong pelaku usaha untuk memanfaatkan akses produk pertanian di Indonesia yang sudah terbuka dan siap untuk dioptimalkan,” ujar Dubes Kim.

Pada periode Januari—April 2022, total perdagangan Indonesia dan AS tercatat sebesar USD 13,77 miliar, atau naik 26,65 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat sebesar USD 10,87 miliar.

Sementara  pada  2021,  total  perdagangan  kedua  negara  tercatat  sebesar  USD 37,02 miliar,  naik siginifikan sebesar 36 persen dibanding tahun sebelumnya yang tercatat sebesar USD 27,20miliar. Pada 2021, ekspor Indonesia ke AS tercatat sebesar USD 25,77 miliar sedangkan impor dari AS ke Indonesia tercatat sebesar USD 11,25 miliar.Dengan demikian Indonesia mencatatkan surplus USD 14,52 miliar.

Komoditas ekspor andalan Indonesia ke AS pada 2021 adalah minyak sawit, krustasea hidup, alas kaki dari bahan kulit, krustasea dan moluska, serta furnitur. Sementara impor utama Indonesia dari AS adalah minyak bumi, kedelai, vaksin, residu pembuatan pati, dan tepung.(rel)

SUMUTPOS.CO – Bertemu Dubes AS, Mendag Sepakat Tingkatkan Kerja Sama Bilateral Usaha, Kecil dan Menengah (UKM) Indonesia bisa masuk pasar Amerika Serikat. Namun, produk tanah air tersebut dipastikan tidak akan menjadi pesaing produk dalam negeri Paman Sam.

Hal itu disampaikan Zulhas usai menerima kunjungan  Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia, Sung Kim di  kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta, pada Selasa (28/6).

“Kami mengapresiasi dan menyambut baik upaya AS untuk menjalankan inisiatif  Indo-Pacific Economic  Framework  for  Prosperity  (IPEF).Hal  ini  untuk  memastikan  pertumbuhan  ekonomi  di kawasan Indo-Pasifik yang saling menguntungkan, inklusif dan terbuka,”ujar Mendag Zulhas.

Mendag  Zulhas melanjutkan,  setidaknya  tiga  elemen  penting  yang  menjadi  perhatian  Indonesia terkait inisiatif tersebut, yaitu unsur fleksibilitas, arah dan prosedur yang jelas, serta keterbukaan dalam  pembahasan  Pilar  IPEF.  Selain  itu,  skema  IPEF  harus  disinergikan  dengan  skema  ASEAN Outlook on the Indo-Pacific (AOIP) yang lebih dulu ada.

Mendag  Zulhas juga menyampaikan,  Indonesia  dan  AS  dapat  semakin  mempererat  hubungan bilateral  yang  sudah  terjalin  sejak  73  tahun  yang  lalu.  Di  antaranya  dengan  adanya  inisiatif  Trade and Investment Framework Agreement (TIFA) yang sudah terbentuk sejak 1996.

“Melalui forum  TIFA,  kedua  negara  dapat  saling  membahas  mengenai  isu-isu  perdagangan  dan investasi,  serta  berbagai  potensi  kerja  sama.  Diharapkan  pertemuan  TIFA  Tingkat  Menteri  dapat terlaksana,” ungkap Mendag Zulhas.

Terkait  fasilitas  Generalized  System  of  Preference  (GSP),  Mendag  Zulhas  turut  menyampaikan pentingnya otorisasi pemberlakuan kembali GSP bagi Indonesia. Produk Indonesia yang mayoritas merupakan produk usaha kecil dan menengah (UKM) akan melengkapi kebutuhan industri AS bukan sebagai pesaing. Selain itu, Indonesia siap menjadi pemasokalternatif industri AS dengan kualitas dan  harga  yang  bersaing.“Oleh karena itu, keputusan dan dukungan Kongres AS untuk segera mengesahkan  kembali  pemberian  fasilitas  GSP  untuk  Indonesia  sangat  berperan  besar  dalam mendorong pembangunan ekonomi kedua negara,”ujar Mendag Zulhas.

Terkait G20, Mendag Zulhas mengapresiasi dukungan AS terhadap Presidensi G20 tahun ini. Mendag Zulhasberharap  dukungan  AS akan  membantu  negara anggota G20 untuk menghasilkan capaian-capaian dan agenda prioritas G20 yang bermanfaat.

Dalam   memperkuat   kerja   sama   perdagangan   bilateral,   Dubes   Kim   menyampaikan   perlunya meningkatkan potensi komoditas pertanian antara Indonesia dengan AS yang sampai saat ini baru terealisasi sekitar 30 persen menjadidua kali lipat di tahun mendatang.

“Kami akan berupaya semaksimal mungkin mendorong pelaku usaha untuk memanfaatkan akses produk pertanian di Indonesia yang sudah terbuka dan siap untuk dioptimalkan,” ujar Dubes Kim.

Pada periode Januari—April 2022, total perdagangan Indonesia dan AS tercatat sebesar USD 13,77 miliar, atau naik 26,65 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat sebesar USD 10,87 miliar.

Sementara  pada  2021,  total  perdagangan  kedua  negara  tercatat  sebesar  USD 37,02 miliar,  naik siginifikan sebesar 36 persen dibanding tahun sebelumnya yang tercatat sebesar USD 27,20miliar. Pada 2021, ekspor Indonesia ke AS tercatat sebesar USD 25,77 miliar sedangkan impor dari AS ke Indonesia tercatat sebesar USD 11,25 miliar.Dengan demikian Indonesia mencatatkan surplus USD 14,52 miliar.

Komoditas ekspor andalan Indonesia ke AS pada 2021 adalah minyak sawit, krustasea hidup, alas kaki dari bahan kulit, krustasea dan moluska, serta furnitur. Sementara impor utama Indonesia dari AS adalah minyak bumi, kedelai, vaksin, residu pembuatan pati, dan tepung.(rel)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/