ASAHAN, SUMUTPOS.CO – Tanoto foundation menunjukkan keseriusannya dalam memajukan dunia Pendidikan di Indonesia, khususnya di Kota Kisaran Timur, Asahan Sumatera Utara, Kamis (21/7). Kali ini kembali mengadakan ‘Workshop Roll Out Duta To Parents Modul PE Topic 1 Program Pintar Tanoto Foundation UPTD MIN 10 Asahan.
Kegiatan ini dilaksanakan di MIN 10 Asahan Jalan Insinyur Sumantri nomor 22 Kelurahan Mutiara Kecamatan Kisaran Timur Kabupaten Asahan yang dihadiri oleh 35 duta orangtua dengan Fasilitator yakni, Ibu Sri Kurniati didampingi oleh Ibu Masniari Ritonga.
Kegiatan ini dilakukan untuk mengajak orangtua siswa agar dapat memfasilitasi pendampingan belajar bagi siswa di rumah sesuai dengan kemampuan belajar dan gaya belajar siswa MIN 10 Asahan.
Karena setiap siswa memiliki gaya belajar yang berbedabeda, begitu pula cara mereka memahami setiap pelajaran juga berbeda. Oleh karena itu,dengan pendampingan belajar yang tepat diharapkan dapat meningkatkan potensi belajar siswa. Sehingga potensi yang berkembang adalah memang bakat alami siswa itu sendiri.
Dengan adanya pelaksanaan Workshop Duta to Parents ini diharapkan dapat menambah wawasan para parents untuk dapat lebih memahami
secara detail gaya belajar anak. Sehingga membantu parents mengenali bakat, potensi dan kecerdasan anak agar dapat diasah dengan optimal sebagai usaha pendukung hasil belajarnya di Sekolah dengan melakukan pendampingan belajar anak sesuai dengan gaya belajarnya.
Adapun rangkaian kegiatan Workshop yang diprotokoleri oleh Ibu Risnawati Rambe sebagai Wakil Kepala Madarasah Bidang Sarpras, yang pertama adalah pembukaan oleh Ibu Hajah Poniyem SPdI sebagai Kepala Madrasah UPTD MIN 10 Asahan, dilanjutkan dengan pengenalan diri oleh fasilitator yaitu Ibu Sri Kurniati SPd yang didampingi oleh Ibu Masriani Ritonga SPd sekaligus mengisi materi pelatihan dan ditutup dengan doa oleh Bapak Ardianyah SPdI.
Dalam kegiatan ini Fasilitator memulai workshop dengan mengajak para duta orangtua untuk membuat kesepakatan dalam menentukan gaya belajar apa yang sesuai untuk peserta workshop, mengingat para orang tua yang hadir juga beragam gaya belajarnya, dilanjutkan dengan kegiatan Ice breaking untuk merangsang semangat peserta workshop agar fokus dalam mengisi pre test, kemudian
para peserta workshop diajak untuk menyaksikan dua buah video tentang pendampingan belajar yang baik.
Setelah itu peserta workshop diminta untuk memberikan tanggapan tentang dua video tersebut. Pada tahapan selanjutnya, fasilitator mengajak para peserta workshop untuk membuat pengamatan masingmasing di rumah dengan mengisi isntrumen yang
dibagi oleh fasilitator. Lalu mengelompokkan orangtua dengan gaya belajar anaknya yang sama dengan cara mengisi worksheet terkait cara belajar anak di rumah.
Ada tiga macam gaya belajar yang disampaikan oleh fasilitator yang bisa dipahami oleh orang tua untuk menentukan gaya belajar mana yang dominan pada anaknya di rumah. Di antaranya; yang pertama Visual (melihat). Siswa yang memiliki gaya belajar visual memiliki ciri seperti suka mencoret-coret dengan sembarang saat bicara, memperagakan gerakan saat bercerita, memperhatikan dan mengamati benda, hewan dsb. Gaya belajar kedua adalah Auditori (mendengar).
Siswa dengan gaya belajar auditori memiliki ciri seperti senang membaca dengan keras dan mendengarkan, sulit menulis namun hebat bercerita, mudah terganggu dengan keributan. Gaya belajar terakhir adalah Kinestetik (Merasa). Untuk Siswa yang memiliki
gaya belajar kinestetik ini biasanya selalu menunjuk tulisan Ketika membaca, belajar sambal berjalan dan bergerak, dan ketika belajar suka menyentuh, bersandar, atau berdiri berdekatan dengan orang-orang.
Namun, pada seorang anak terdapat kemungkinan untuk memiliki lebih dari satu gaya belajar diatas. Maka pendampingan belajar yang konsisten sangat penting agar dapat terus mengamati perkembangan gaya belajar anak secara signifikan. Setelah itu, salah satu perwakilan dari peserta workshop memaparkan rencana pendampingan siswa (dengan menggunakan agenda rencana terperinci seperti study activity plan rancangan sendiri) untuk direfleksikan.
Namun, tetap menjaga komunikasi dengan guru kelas agar apa yang direncanakan para parents dirumah bisa sejalan dengan kegiatan akademis siswa disekolah. Kembali peserta workshop mengisi post test melalui barcode tugas yang sudah disediakan fasilitator
dengan menggunakan gawai masing-masing.
Kemudian diakhiri dengan video closing dari fasilitator. Dalam workshop ini tampak duta orangtua sangat semangat mengikuti rangkaian kegiatan. “Workshop Duta to Parents ini sangat membangkitkan antusias kami untuk lebih telaten mendampingi anak-anak belajar di rumah, apalagi sudah dibekali dengan pemahaman bahwa gaya belajar anak kita itu ternyata berbedabeda,” ungkap Ibu Murni. (rel/azw)