MEDAN, SUMUTPOS.CO – Kepolisian Daerah (Polda) Sumut menangkap dua pelaku pembakaran hutan di Kabupaten Samosir. Keduanya yang diamankan masing-masing berinisial PS (62) dan KN (14 ). Penangkapan kedua pelaku pembakaran hutan itu pun dibenarkan Kabid Humas Polda Sumut, Kombes Pol Hadi Wahyudi, Senin (8/8/2022) sore.
“Untuk tersangka PS melakukan pembakaran hutan di Kelurahan Si Ogung-ogung dan KN membakar hutan di belakang SMPN 2 Sianjur,” katanya.
Hadi mengungkapkan, kedua pelaku saat diperiksa mengakui telah melakukan pembakar hutan di kawasan Danau Toba, Samosir, Sumatra Utara. “Tersangka PS mengaku membakar hutan untuk menanam jagung, sedangkan KN mengaku disuruh guru untuk membakar sampah karena hembusan angin kencang sehingga membakar hutan,” ungkapnya.
Hadi menambahkan, kedua pelaku pembakaran hutan itu sudah ditahan untuk menjalani pemeriksaan lebih lanjut. “Kepada masyaraat diminta untuk tidak membakar hutan. Sebab apabila terbukti ada sanksi tegas,” ujarnya.
Sementara itu, Kapolda Sumut Irjen Pol RZ Panca Putra Simanjuntak, langsung berangkat menuju Samosir untuk meninjau lokasi kebakaran hutan dan lahan, setelah mendapatkan informasi tersebut. Dengan menggunakan helikopter, Panca bersama para pejabat utama (PJU) meninjau lokasi kebakaran hutan dari udara dan tiba di Lapangan SMP Negeri 1 Sianjur Mula-mula, Desa Sarimarihit, Kecamatan Sianjur Mula-Mula, Kabupaten Samosir.
Setibanya di sana, Panca langsung menggelar rapat bersama Polres Samosir dan jajaran beserta unsur Forkopimda Samosir. Dia mengatakan, penanganan kebakaran hutan dan lahan di Samosir harus dilakukan secara terintegrasi dengan baik dan tidak dikerjakan sendiri-sendiri, mengingat kejadian ini telah terjadi secara terus menerus.
“Kebakaran Hutan dan lahan akan merusak kampung kita, maka jangan bosan -bosan menyosialisasikannya kepada masyrakat. Bhabinkamtibmas, Bhabinsa dan Pemerintah Desa (Pemdes) harus turun langsung melakukan Patroli. Bangun Mekanisme cara penanganan yang terpadu,” tegas Panca.
Menurutnya, kebakaran ini bukan kebakaran biasa tapi disengaja untuk membuka lahan, maka kepala desa harus menyampaikan kepada masyrakat untuk membuka lahan dengan cara-cara yang baik tanpa harus membakar. “Membangun kesadaran masyarakat itu yang paling utama dan langkah upaya pencegahan harus diutamakan. Tidak ada kita yang hebat, yang hebat itu adalah kebersamaan. Maka mari kerjakan upaya penanganan ini secara bersama-sama,” pungkasnya.
Hutan di Samosir Terbakar Lagi
Sementara, kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di pebukitan kawasan Danau Toba kembali terjadi, tepatnya di sekitar Pebukitan Pusuk Buhit, Tele dan Hariara Pintu, Kabupaten Samosir, Sumatera Utara sejak terjadi pada Jumat (5/8) malam. Kepala Dinas Kehutanan Sumut, Herianto mengatakan, luas karhutla itu sejauh ini telah mencapai 40 hektare. “Sekitar 40 hektare. Itu karena titik api menjadi semakin banyak,” kata Kadishut Sumut, Herianto, kepada wartawan di Medan, Senin (8/8).
Ia mengatakan, telah menerjunkan petugas dari KPH Dishut Sumut untuk memadamkan karhutla. Begitu juga dari TNI dan Kepolisian dan Manggala, telah turun ke lokasi.
Karhutla itu menambah intensitas kebakaran di pebukitan kawasan Danau Toba dalam beberapa pekan terakhir ini. Kadishut Herianto menyayangkan kerap terjadinya karhutla. Sebab selain menimbulkan polusi, karhutla juga antara lain merusak ekosistem yang ada. Selain itu juga menganggu kenyamanan wisatawan.
Untuk itu, pihaknya pun mendorong kepolisian untuk mengusut, apa penyebab sebenarnya karhutla tersebut. “Ini kok kerap terjadi kebakaran di daerah Danau Toba. Pihak kepolisian kita minta mengusutnya,” ujarnya.
Ia mengatakan, kuat dugaan pelakunya adalah oknum masyarakat yang tidak bertanggung jawab. Karenanya ia mengharapkan upaya hukum dilakukan pihak kepolisian untuk memberikan efek jera kepada oknum atau pelaku pembakaran diduga sengaja. “Sebab ini Danau Toba loh, menjadi Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN). Yang mana alamnya harus dijaga kelestariannya. Karena, danau terbesar di Asia Tenggara itu, menjual keindahan dan pesona alamnya. Bila terus terbakar perbukitan, wisatawan pun enggan berkunjung ke Danau Toba lagi,” katanya.
Terpisah, Wakil Ketua Komisi B DPRD Sumut, Mengapul Purba mendesak Gakkum KLHK menyelidiki penyebab kebakaran di Perbukitan Danau Toba. “Dari aspek penegakan hukum tentu pihak Gakkum juga harus menyelidiki sebab kebakaran itu, itu verbalnya secara hukum harus di selesaikan,” sebut Mangapul.
Ketua Fraksi PDI-P DPRD Sumut ini juga meminta, agar Dinas Kehutanan Sumut bekerja secara maksimal dalam memadamkan api tersebut. “Kerahkan semua tenaga lah untuk memadamkan kebakaran itu, kalau ada pihak-pihak yang sengaja melakukan pembakaran, proses aja secara hukum,” pungkasnya.
Hotspot Terbanyak di Samosir
Sementara, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) Wilayah I Medan mencatat ada 14 titik panas atau hotspot di Sumatera Utara. Titik terbanyak berada di Kabupaten Samosir. Hal ini tidak lepas akibat kebakaran perbukitan di kawasan Danau Toba.
Koordinator Bidang Data dan Informasi BMKG Wilayah I Medan, Eridawati menjelaskan, berdasarkan pengamatan dan pemantauan pihaknya, untuk di Kabupaten Samosir terbanyak 5 titik hotspot. “Ada 5 titik hotspot di Kabupaten Samosir. Kelimanya, berada di Kecamatan Sianjur Mula-mula,” ucap Eridawati saat dikonfirmasi Sumut Pos, Senin (8/8) siang.
Eridawati mengatakan, juga terdapat 1 titik hotspot 1 di Kabupaten Humbang Hasundutan, tiga titik hotspot di Kabupaten Padang Lawas. Kemudian, di Kabupaten Tapanuli Tengah 2 titik hotspot. “Di Kabupaten Tapanuli Utara sebanyak dua titik hotspot,” tutur Eridawati.
Sementara itu, informasi parkiran cuaca pada kemarin. Dimana, pagi hari cerah berawan dan hujan ringan terjadi di Madina dan sekitarnya. Siang hingga sore hari umumnya berawan, potensi hujan ringan berpeluang terjadi di wilayah Langkat, Karo, Deliserdang, Simalungun, dan sekitarnya.
Kemudian, malam hari umumnya berawan, Potensi Hujan ringan berpeluang terjadi di wilayah Langkat, Deli Serdang, Simalungun, dan sekitarnya.(dwi/gus)