30.5 C
Medan
Thursday, July 18, 2024

Hadiri Peringatan Tahun Baru Islam, Ashari: Pertahankan Tradisi Bersih Desa dan Syuroan

LUBUKPAKAM, SUMUTPOS.CO – Bersih desa atau dalam tradisi Jawa disebut Syuroan, merupakan tradisi sejak dulu untuk mengkaji ulang dan introspeksi diri atas perbuatan yang telah dilakukan selama ini.

Pemahaman ini disampaikan Bupati Deliserdang, H Ashari Tambunan saat menghadiri Dzikir Akbar, Syuroan dan Bersih Desa dalam Memperingati Tahun Baru Islam, 1 Muharram 1444 Hijriyah di Desa Sambirejo Timur, Kecamatan Percut SeiTuan, Minggu(7/8).

“Dimaknai dengan hijrah dari perilaku dan sikap yang tidak baik menjadi baik, dari sikap mementingkan diri sendiri dan golongan kepada pribadi yang peduli terhadap sesama. Dan hijrah dari individu kurang menyenangkan menjadi pribadi menyenangkan,” ujar Bupati.

Tradisi tersebut juga, sambung Bupati, merupakan ungkapan syukur kepada Allah SWT, atas limpahan rahmat yang telah diberikan, dan dijauhkan dari bencana, diberi kesuburan dan berharap mendapat hasil panen yang melimpah.

“Inilah makna hakiki dan pesan yang dapat diambil dari Syuroan dalam peringatan Tahun Baru Islam 1444 Hijriyah,” imbuh Bupati.

Bupati berharap bersih desa dan syuroan bisa terus dipertahankan dan dilestarikan, serta gaungnya harus sampai ke seluruh desa di Kabupaten Deliserdang, sehingga nantinya masyarakat bisa memahami nilai-nilai yang terkandung dalam tradisi tersebut. Dan, semakin mencintai budaya bangsa, yang nantinya berdampak pada kokohnya persatuan dan kesatuan bangsa.

“Mari jadikan tradisi bersih desa dan syuroan ini sebagai perekat rasa cinta kasih terhadap sesama dan mewariskan nilai-nilai luhurnya kepada generasi penerus bangsa. Karena ini penting agar mereka paham dan mencintai tradisi serta budayanya sendiri, sehingga nantinya dapat membentengi diri terhadap pengaruh budaya asing yang tidak sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia,” tegas Bupati.

Sementara itu, Kepala Desa (Kades) Sambirejo Timur, Muhammad Arifin dalam sambutannya menyampaikan kegiatan tersebut sudah berlangsung lama, sejak 43 tahun silam dan dilakukan secara bergilir dari dusun ke dusun.

Pencetus dilakukannya bersih desa dan syuroan di Desa Sambirejo Timur adalah mantan Kades Sambirejo Timur, almarhum Wiryo Sumarto.

“Mudah-mudahan kegiatan baik ini bisa menjadi amal jariyah bagi beliau (almarhum Wiryo Sumarto),” ungkapnya. (btr/han)

LUBUKPAKAM, SUMUTPOS.CO – Bersih desa atau dalam tradisi Jawa disebut Syuroan, merupakan tradisi sejak dulu untuk mengkaji ulang dan introspeksi diri atas perbuatan yang telah dilakukan selama ini.

Pemahaman ini disampaikan Bupati Deliserdang, H Ashari Tambunan saat menghadiri Dzikir Akbar, Syuroan dan Bersih Desa dalam Memperingati Tahun Baru Islam, 1 Muharram 1444 Hijriyah di Desa Sambirejo Timur, Kecamatan Percut SeiTuan, Minggu(7/8).

“Dimaknai dengan hijrah dari perilaku dan sikap yang tidak baik menjadi baik, dari sikap mementingkan diri sendiri dan golongan kepada pribadi yang peduli terhadap sesama. Dan hijrah dari individu kurang menyenangkan menjadi pribadi menyenangkan,” ujar Bupati.

Tradisi tersebut juga, sambung Bupati, merupakan ungkapan syukur kepada Allah SWT, atas limpahan rahmat yang telah diberikan, dan dijauhkan dari bencana, diberi kesuburan dan berharap mendapat hasil panen yang melimpah.

“Inilah makna hakiki dan pesan yang dapat diambil dari Syuroan dalam peringatan Tahun Baru Islam 1444 Hijriyah,” imbuh Bupati.

Bupati berharap bersih desa dan syuroan bisa terus dipertahankan dan dilestarikan, serta gaungnya harus sampai ke seluruh desa di Kabupaten Deliserdang, sehingga nantinya masyarakat bisa memahami nilai-nilai yang terkandung dalam tradisi tersebut. Dan, semakin mencintai budaya bangsa, yang nantinya berdampak pada kokohnya persatuan dan kesatuan bangsa.

“Mari jadikan tradisi bersih desa dan syuroan ini sebagai perekat rasa cinta kasih terhadap sesama dan mewariskan nilai-nilai luhurnya kepada generasi penerus bangsa. Karena ini penting agar mereka paham dan mencintai tradisi serta budayanya sendiri, sehingga nantinya dapat membentengi diri terhadap pengaruh budaya asing yang tidak sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia,” tegas Bupati.

Sementara itu, Kepala Desa (Kades) Sambirejo Timur, Muhammad Arifin dalam sambutannya menyampaikan kegiatan tersebut sudah berlangsung lama, sejak 43 tahun silam dan dilakukan secara bergilir dari dusun ke dusun.

Pencetus dilakukannya bersih desa dan syuroan di Desa Sambirejo Timur adalah mantan Kades Sambirejo Timur, almarhum Wiryo Sumarto.

“Mudah-mudahan kegiatan baik ini bisa menjadi amal jariyah bagi beliau (almarhum Wiryo Sumarto),” ungkapnya. (btr/han)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/