Kebakaran hebat Senin (6/2) lalu di Jalan AR Hakim Gang Bakung Lingkungan XII Kelurahan Tegal Sari I Kecamatan Medan Area tidak hanya menyisakan duka. Sedikitnya 43 bayi lima tahun (balita) pun kini kesulitan mendapatkan makanan dan pakaian.
Setidaknya hal ini diungkapkan Hasan Basri, Kepala Lingkungan XII kelurahan Tegal Sari I.
Kecamatan Medan Area. “Untuk keperluan sembako bagi korban kebakaran sudah cukup menurut saya, yang saat ini diperlukan kebutuhan balita dan perlengkapan sekolah yang ikut terbakar dalam kebakaran ini,” ujar Hasan.
Menurut Hasan, akibat kebakaran tersebut ada 43 balita yang kini kesulitan mendapatkan makanan dan pakaian. “Yang diperlukan itu pampers, susu, dan roti balita,” kata Hasan.
Selain itu, 37 anak tingkat SD dan 33 anak SMP serta 37 anak SMA telah kehilangan baju seragam. Seperti diketahui, perlengkapan yang dimaksud di atas tadi memang tidak bisa diselamatkan saat kebakaran itu. “Sebanyak 88 rumah ludes terbakar. Rumah-rumah itu ditempati sebanyak 124 kepala rumah tangga terdiri dari 542 jiwa,” terang Hasan lagi.
Selain itu warga memerlukan penerangan lampu. “Listrik padam, saat ini warga dibantu penerangan dari genset bantuan orang lain. Saya minta PLN untuk melakukan perbaikan inslansi lisitrik yang rusak dan menghidupkan kembali listrik sehingga warga tidak kegegelapan pada malam hari,” jelasnya.
Sementara itu, Humas PLN Medan Ade Budhi F mengklarifikasi tudingan kebakaran karena arus pendek. Pasalnya, pada hari kejadian Senin (6/2) PLN sedang melakukan pekerjaan Pemeliharaan/Penggantian Jamperan Saluran Udara Tegangan Menengah (SUTM)/Saluran Kabel Tegangan Menengah (SKTM) yang menyuplai ke lokasi. “Pekerjaan ini di mulai pukul 08.55 WIB dan diselesaikan pukul 13.38 WIB,” ujarnya.
Menurut Budi, setiap dilakukan perbaikan, aliran listrik selalu dipadamkan. Begitu juga di lokasi itu, selama kurun waktu perbaikan aliran listrik dalam kondisi padam. “Tidak benar bahwa sekitar pukul 10.30 WIB listrik sempat atau sudah menyala kembali ke lokasi yang dimaksud. Hal ini perlu kami sampaikan untuk menghindari kesalahan persepsi pada pembaca atau masyarakat,” jelas Budi.
Sebelumnya, Tim Labotorium Forensik (Labfor) Polda Sumut mengalami kesulitan saat menyelidiki Tempat Kejadian Perkara (TKP). Pasalnya, lokasi awal menculnya api sudah berubah karena warga sibuk melakukan pengkaisan sehingga TKP sudah seperti semula setelah terbakar atau bahasa kepolisiannya TKP rusak.
“Cuma ini yang bisa saya lakukan mencari harta benda karena rumah dengan isinya ludes terbakar sudah,” ungkap salah seorang warga Herman (60) di lokasi kebakaran.
Karena itu, tambah Herman, dia dan kelaurga kini menumpang ke rumah kerabat dekat yang tidak jauh dari lokasi kebakaran tersebut. “Ya, numpang di rumah tetangga dekat yang rumahnya tidak terbakar,” ungkapnya.
Begitu juga dilakukan Aci Khon (32) yang juga menjadi korban kebakaran. Selain rumahnya habis terbakar, surat-surat penting juga tidak bisa diselematkan. “Iya, coba mencari barang bisa digunakan, ijazahku ikut terbakar juga.”ungkapnya sambil terus mengais, mencari barang yang masih dapat dimanfaatkan.
Kemarin, pihak Poldasu memang menurunkan tiga personel Labfor sehari setelah kebakaran hebat itu terjadi. Polsekta Medan Area juga sudah melakukan pemeriksaan terhadap dua saksi untuk mengetahui asal api yang membakar pemukiman warga etnis Tianghoa tersebut. Kedua saksi itu adalah Khocin, warga Jalan AR Hakim Gang Bakung No 13 Medan dan sang kepling, Hasan Basri.
“Sudah dua orang kita minta keterangan atas peristiwa kebakaran ini,” ungkap Kanit reskrim Polsekta Medan Area AKP Jonser Banjarnahor di TKP, Selasa (7/2) siang.
Setelah melakukan pemeriksaan dan meminta keterangan, hasil sementara menyebutkan api berasal dari rumah ditempati oleh Jhoni, warga Jalan AR Hakim Gang Bakung No 12 Medan. “Hasil yang pasti tunggu dari Labfor Polda Sumut yang sedang bekerja ini,” sebutnya.
Dengan bermodal keterangan kedua saksi tersebut, kemarin ketiga petugas Labfor Polda Sumut memulai penyeledikan dari rumah Jhoni. Petugas mengambil sampel sisa bakaran dan memintai keterangan kembali dari saksi. Selanjutnya penyeledikan akan kembali dilakukan hari ini.
Hasan menuturkan, menurut keterangan Khocin, api memang berasal dari rumah Jhoni. Saat kejadian itu, Jhoni sedang masak. Diduga api berasal dari kompor yang meledak, namun Hasan belum memastikan dengan jelas. “Itu menurut tetangan Jhoni yakni Khocin. Katanya, Jhoni masak untuk perayaan Cap Go Meh,” tutup Hasan.
Sementara itu, Camat Medan Area Khoiruddin Rangkuti saat konfirmasi mengatakan dirinya sudah melakukan pendataan terhadap keperluan yang dibutuh warga korban kebakaran ini. “Pemko sudah memberikan bantuan warga korban kebakaran ini, untuk total kerugian belum bisa menaksir semua,”sebutnya.
Pantauan Sumut Pos di lapangan, bantuan terus berdatangan dari berbagai pihak seperti organisasi sosial hingga partai politik. Tidak itu saja, beberapa partai politik bahakn mendirikan posko, contohnya Partai Demokrat dan PDI-P. “Ya, kita turut berduka untuk kejadian ini. Kita sudah membuka posko bantuan untuk memperingan beban korban,” ujar A Hie, anggota Komisi C DPRD Kota Medan dari Farksi P Demokrat saat dijumpai di lokasi.
Begitu pun Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI Rahmad Shah. Dia telah memberikan bantuan sandang dan pangan. “Untuk sementara ini, masih sandang family kit seperti selimut, kelambu, dan bahan sembako lainnya. Kalau tenda dan obat-obatan mungkin akan menyusul,” jelas Ketua Palang Merah Indonesia (PMI) Sumut ini.
Untuk pembukaan posko milik PMI, pihaknya akan melakukan koordinasi dengan pihak Camat Medan Area. Pihak PMI berencana akan membuka dua posko dan akan menyediakan air bersih untuk korban. “Kita lihat dulu di mana yang pas kita dirikan posko miliki kita ini,” pungkas Rahmad. (gus/ila)