JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Menyambut Hari UMKM Nasional 12 Agustus 2022 lalu, Tokopedia sebagai bagian dari Grup GoTo terus berkolaborasi membantu UMKM lokal menciptakan peluang melalui pemanfaatan teknologi. Misalnya dengan Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM), Tokopedia telah bekerja sama dengan Garda Transformasi Formal Usaha Mikro (Transfumi) memberikan sosialisasi dan fasilitasi penerbitan Nomor Induk Berusaha (NIB) bagi pelaku UMKM di Tokopedia, Digitalisasi Warung dan Kelas Akselerasi Digital.
“Kami menyampaikan apresiasi kepada Tokopedia yang senantiasa menjadi mitra pemerintah dalam mengakselerasi transformasi digital UMKM di tanah air. Tiga tahun ke belakang berjuang bersama menghadapi tantangan pandemi, kita memahami pentingnya UMKM untuk mengoptimalkan ekosistem digital, bukan hanya untuk bertahan, namun pulih dan semakin kokoh sebagai salah satu pilar utama ekonomi nasional,” kata Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki.
Teten yakin, peningkatan jumlah UMKM bertransformasi digital akan menjadi pondasi bagi Indonesia untuk dapat mengoptimalkan potensi ekonomi digital, di mana pada tahun 2030 akan mencapai Rp 4.531 triliun. Pada Juni 2022, KemenKopUKM mencatat sudah ada sebanyak 19,5 juta pelaku UMKM atau sebesar 30,4 persen dari total UMKM telah hadir di ekosistem digital yakni platform E-Commerce.
Di sisi lain, Tokopedia melalui inisiatif Hyperlocal, mengusung teknologi geo-tagging untuk mendekatkan penjual dengan pembeli setempat agar UMKM di seluruh penjuru Indonesia punya kesempatan yang sama untuk bertumbuh. Salah satu manifestasinya, yaitu halaman kurasi produk UMKM setempat ‘Kumpulan Toko Pilihan’ (KTP) berdasarkan lokasi pengguna.
“Deretan inisiatif tersebut berdampak positif. Selama semester I 2022 dibandingkan dengan periode yang sama di 2021, Mempawah, Lampung Barat dan Lombok Utara adalah beberapa daerah dengan kenaikan jumlah penjual tertinggi,” kata VP of Marketplace Tokopedia, Yudhiaji Kusuma.
Sebelum merumuskan inisiatif atau inovasi, yang sesuai dengan kebutuhan sekitar 12 juta penjual di Tokopedia dan telah dijelaskan di atas, Tokopedia melakukan riset komprehensif lewat tim yang dipimpin oleh Head of Product and UX Research Tokopedia, Jesslyn Siswanto.
Contoh lain dari inisiatif atau inovasi yang sesuai kebutuhan penjual, antara lain pengembangan konten di Pusat Edukasi Seller, fitur Bundling Produk dan Banner Toko, serta masih banyak lagi.
Kemudahan ini dimanfaatkan oleh UMKM lokal, seperti UniNam, iniTempe dan Heritage Brass.
Pemilik usaha rendang UniNam, Merri Aisir, memberdayakan ibu-ibu di sekitar dapur UniNam dan membantu para petani dan peternak di Payakumbuh, Sumatera Barat. Dengan modal awal hanya Rp 2 juta, kini omzet UniNam bisa mencapai puluhan juta.
“Saya tidak berhenti belajar memakai berbagai fitur di Tokopedia karena sangat memudahkan dalam berjualan online. Salah satu yang terus saya manfaatkan adalah fitur Bundling Produk, yang membantu mengelola persediaan produk agar tidak menumpuk,” jelas Merri.
Pemilik iniTempe, Benny Santoso (26) asal Surakarta, melihat peluang bisnis olahan tempe sejak 2016. iniTempe memberdayakan petani kedelai lokal dari wilayah Grobogan, Jawa Tengah dan Pulaki, Bali. Benny membeli langsung kedelai mentah dari para petani dengan harga yang lebih tinggi dari harga tengkulak.
Ketika memulai bisnis, pelanggan iniTempe ialah turis asing di Bali, namun saat pandemi melanda, pasar lokal dan platform online Tokopedia justru menjadi penyelamatnya. “Kini lewat Tokopedia, omzet kami mencapai belasan juta. Para petani kedelai pun bisa semakin sejahtera,” kata Benny.
Pemilik UMKM dari Semarang Heritage Brass, Mita Nurul Fajar Indah, di sisi lain sangat peduli dengan pemberdayaan perajin lokal kuningan. Dengan menggandeng perajin dari Juwana, Jawa Tengah, Mita membuat seluruh aksesoris dekorasi rumah dari material kuningan daur ulang.
“Berkat pemanfaatan platform online, saya bisa meneruskan usaha keluarga saya yang sudah berdiri puluhan tahun. Tokopedia berkontribusi signifikan terhadap penjualan Heritage Brass. Omzet kami meningkat dua kali lipat dibanding sebelum bergabung di Tokopedia,” tutup Mita. (rel/sih)