STMIK Bantu Korban Kebakaran Jalan Bakung
Kebakaran yang menghanguskan puluhan rumah di Jalan Bakung Sukaramai menarik simpati dari sejumlah lapisan masyarakat. Salah satunya Sekolah Tinggi Manajemen Informatika Komputer (STMIK) Time melalui posko Bodhicita, Jumat (10/2). Humas STMIK Time Edi Wijaya mengaku bentuk bantuan yang diberikan tersebut sebagai rasa kepedulian civitas akademika STMIK Time dalam membantu korban kebakaran.
“Lewat sebuah kepedulian atas penderitaan sesama saudara, melalui Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) dan pihak kampus, secara bersama berinisiatif untuk mengumpulkan bantuan untuk diberikan kepada para korban kebakaran. Diharapkan bantuan ini bisa meringankan beban dan penderitaan saudara-saudara kita yang menjadi korban,”sebutnya.
Adapun bantuan yang diberikan STMIK Time, yakni berupa beras, mie instan, pakaian layak pakai, selimut, sabun, buku, tas sekolah, dan uang tunai Rp10 juta.
“Kita salurkan bantuan-bantuan ini melalui posko Bodhicita. Kita berharap bantuan ini bisa dengan cepat disalurkan agar bisa dimanfaatkan,” jelasnya.
Dalam kesempatan itu, Biksu Nyanaprathama pendiri Yayasan Buddhis Bodhicita, didampingi Direktur Pendidikan Perguruan Bodhhis Bodhi Cita Peter Liem menyatakan, berbagai bantuan mengalir ke posko sejak Kamis (9/2) lalu.
Sebagian bantuan tersebut bahkan sudah disalurkan untuk 124 KK yang menjadi korban kebakaran.
“Kita berikan masing masing dalam satu paket yang didalamnya ada makanan, pakaian, perlengkapan sekolah, dan selimut,” ucapnya.
Menurut Peter, dari 124 KK yang menjadi korban, 30 orang diantaranya adalah siswa Yayasan Perguruan Bodhis Bodhicita dan satu diantaranya merupakan staf yayasan. Bahkan beberapa siswanya ada yang sudah kembali bersekolah meskipun dengan pakaian biasa.
“Sebagian sudah ada yang mulai sekolah meskipun masih pakai baju biasa, dan tidak pakai seragam. Namun, kita sudah bantu berikan baju dan perlengkapannya agar bisa kembali sekolah karena posko kita memprioritaskan para siswa yang menjadi korban,” terangnya.
Salah satu anak korban kebakaran Herman (16) yang duduk di kelas 10 Yayasan Perguruan Bodhis Bodicita mengaku bahagia mendapat bantuan peralatan sekolah. Bahkan, dirinya juga dijanjikan akan mendapat bantuan biaya pendidikan.
“Saya dibantu peralatan sekolah, buku dan tidak bayar spp oleh pihak sekolah bodi cita,” katanya.
Sementara itu Kepala Dinas Pendidikan Medan M Rajab Lubis menyatakan, hasil pendataan pihak kecamatan ada seratusan siswa yang menjadi korban dalam peristiwa itu. Mulai dari tingkat SD, SMP, SMA dan Perguruan Tinggi.
Pihaknya menyatakan, sedang menghimpun bantuan dan mendatangkan para guru, jika pembelajaran belum efektif.
“Kita juga akan mendatangkan beberapa guru-guru psikologi untuk anak-anak,” ucapnya.(uma)