26 C
Medan
Saturday, November 23, 2024
spot_img

Ganjar Siap Maju sebagai Capres 2024

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo menyatakan siap maju menjadi Calon Presiden (Capres) 2024 pada Pemilu 2024 mendatang. Pernyataan tersebut menyikapi banyaknya dukungan dan tingginya elektabilitas dari berbagai survei yang digelar.

“Kalau untuk bangsa dan negara, apa sih yang kita tidak siap?” kata Ganjar kepada wartawan, Selasa (18/10).

Ganjar menjelaskan, semua anggota partai harus siap jika memang diusung menjadi calon presiden. Pasalnya, setiap partai pasti memilih kader terbaik. “Ketika partai sudah membahas secara keseluruhan dan dia akan mencari anak-anak bangsa yang menurut mereka terbaik, menurut saya semua orang mesti siap soal itu,” imbuhnya.

Dalam hal ini Ganjar menekankan pentingnya etika politik saat bernaung di suatu partai. Di samping itu, politikus PDI Perjuangan ini juga menilai, suara rakyat menjadi pertimbangan partai dalam menentukan calon pemimpin bangsa. “Maka, kenapa di awal sebagai etik politik tentu saja kami sangat menghormati satu PDI Perjuangan sebagai partai saya, dua relasi yang dibangun oleh partai-partai yang sekarang sedang berbincang, dan tentu terkait dengan realitas yang ada di survei dan kemudian semua orang memperbincangkan. Kan suara rakyat juga tidak boleh diabaikan,” jelasnyan

Oleh karena itu, Ganjar memilih untuk memberikan kesempatan kepada partai untuk berdialog dan berkomunikasi untuk menentukan Capres yang akan diusung. Dengan begitu dapat dihasilkan keputusan terbaik. “Realitas survei yang memang itu ada. Maka biarkanlah kita kasih kesempatan kepada partai yang menentukan untuk mereka berdialog, mereka berkomunikasi, untuk mengambil yang terbaik. Simpel kan?” pungkasnya.

Sebagai informasi, nama Ganjar memang sedang melejit berdasarkan survei lembaga independen. Pada survei Charta Politika Indonesia misalnya, elektabilitas Ganjar melejit di Jateng dan Lampung. “Pada simulasi 10 nama, Ganjar Pranowo mendapatkan elektabilitas tertinggi dengan raihan 68,3 persen,” kata Direktur Eksekutif Charta Politika Indonesia Yunarto dalam keterangan tertulis, Kamis (13/10).

Survei tersebut menunjukkan elektabilitas Ganjar berada di atas melampaui nama-nama lainnya seperti Menteri Pertahanan Prabowo Subianto yang meraih 7,3 persen dan Gubernur DKI Jakarta yang sudah purnatugas, Anies Baswedan sebesar 6 persen.

 

Ada Alternatif Pilihan

Wakil Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Viva Yoga Mauladi mengatakan, kesiapan Ganjar Pranowo maju di pilpres 2024 akan menambah alternatif pilihan masyarakat. “PAN mengapresiasi kesediaan Mas Ganjar Pranowo maju sebagai calon presiden 2024. Hal ini akan mewarnai mozaik pilpres, semakin banyak calon akan semakin banyak alternatif pilihan masyarakat dalam menentukan pimpinan nasional,” kata Viva Yoga kepada wartawan, Rabu (19/10).

Viva juga mengungkapkan, Ganjar merupakan salah satu figur yang diusulkan menjadi Capres dari PAN. Bahkan, nama Ganjar diusulkan dalam proses Rapat Kerja Nasional (Rakernas) PAN 2022. Namun, hal ini tentunya akan menjadi pembahasan pada Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) yang didalamnya terdapat Golkar dan PPP. “Setelah ini PAN akan menyelenggarakan Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) untuk membahas siapa yang akan diusulkan ke KIB,” ucap Viva Yoga.

Menurut Viva Yoga, penentuan pasangan capres di KIB akan diputuskan melalui musyawarah mufakat. Namun, Viva menegaskan KIB tetap memprioritaskan capres dari internal sendiri seperti Zulkifli Hasan, Airlangga Hartarto dan Mardionono. “Di PAN ada Bang Zulkifli Hasan, di Golkar ada Pak Airlangga Hartarto, dan di PPP ada Pak Mardiono. KIB juga memonitor figur dari luar KIB. Nanti kita lihat bagaimana dinamika politik selanjutnya,” tegas Viva Yoga.

Wakil Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Arsul Sani menyatakan, pihaknya akan mencermati dinamika internal dan eksternal PPP soal pencapresan, termasuk peluang mengusung Ganjar Pranowo di Pilpres 2024. “PPP akan mencermati perkembangan di internal maupun eksternal yang terjadi,” kata Arsul kepada wartawan, Rabu (19/10).

Arsul mengungkapkan, merupakan sesuatu yang menarik ketika Ganjar dengan tegas menyatakan siap nyapres 2024. Apalagi, internal PPP pada tingkat DPW dan DPC PPP sudah mengusulkan kepada DPP PPP untuk mengusung nama Ganjar Pranowo. “Tetapi ini baru merupakan aspirasi dari sebagian internal PPP saja. Kami pun melihat ini sebagai bagian dari bentuk demokrasi berpartai di internal PPP,” tegas Arsul.

Arsul mengatakan, DPP PPP memberikan kesempatan kepasa struktur di bawah untuk mengusulkan nama siapapun, termasuk Ganjar Pranowo. Karena itu, DPP PPP akan mencermati usulan tersebut dengan tetap memperhatikan dinamika eksternal, termasuk arah pencapresan Partai Golkar dan PAN yang sudah bersama-sama masuk dalam Koalisi Indonesia Bersatu (KIB). “Termasuk apakah Partai Golkar dan PAN sebagai mitra koalisi di KIB juga punya kesamaan arah sosok yang diusung dalam pencapresan yang akan datang. Jadi, kami di DPP tidak akan terlalu reaktif dulu soal Ganjar Pranowo ini,” ujar Arsul.

 

Jangan Dijadikan Gimmick Politik

Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto memastikan, Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri belum memberikan restu kepada siapa pun untuk maju sebagai calon presiden. Ucapan Hasto itu menyusul pernyataan Ganjar Pranowo tentang kesiapan maju sebagai calon presiden.

Hasto menegaskan, PDI Perjuangan belum menentukan arah dukungan kepada siapa pun. “Ya, namanya saja belum diumumkan. Restu itu nanti dengan seperti dulu ketika Bu Mega memutuskan dan dengan tulisan tangan beliau itu memutuskan untuk menetapkan Pak Jokowi sebagai capres pada tahun 2014,” kata Hasto saat ditemui di Sekolah Partai PDIP, Jakarta, Rabu (19/10).

Hasto mengatakan Mega akan mengumumkan Capres pada waktu yang tepat. Hingga saat itu tiba, semua kader PDIP diminta untuk membantu rakyat di tengah krisis ekonomi. Terkait pernyataan Ganjar, Hasto menilai tak ada pelanggaran terhadap aturan partai. Ia meyakini Ganjar sekadar menjawab pernyataan wartawan.

Menurut Hasto, pernyataan Ganjar tersebut tidak seharusnya dijadikan gimmick politik. “Apa yang disampaikan Pak Ganjar jangan sampai jadi gimmick politik, karena di dalam berpartai seperti itu. Semua siap ditugaskan,” kata Hasto.

Hasto menekankan, setiap kader PDIP memang harus siap ditugaskan untuk bangsa dan negara. Hal ini pun tidak hanya berlaku bagi Ganjar Pranowo, tetapi juga bagi kader PDIP lainnya. “Saya lihat kalau dari jawaban Pak Ganjar setiap kader partai kalau untuk bangsa dan negara, ya semua siap. Pak Djarot siap buat bangsa dan negara, Bu Risma siap buat bangsa dan negara, ada Mbak Puan (Puan Maharani), ada Mas Pram (Pramono Anung), ada Pak Anas (Azwar Anas). Misalnya Pak Djarot itu ditugaskan ke Aceh, itu siap untuk bangsa dan negara seluruh kader partai menyatakan siap,” ucap Hasto.

Meski demikian, ia mengingatkan agar semua kader PDIP tak ada yang mendeklarasikan diri sebagai capres. Hasto mengingatkan keputusan final soal capres PDIP ada di tangan Mega. “Siapa pun yang menyebut nama capres atau cawapres dari PDI Perjuangan sebelum Ibu Megawati menetapkan calon, akan diberi sanksi. Saya, Pak Djarot, Pak Rudi Solo dan seluruh kader partai juga akan mendapat sanksi disiplin jika melanggar ketentuan tersebut,” ujarnya. (jpc/adz)

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo menyatakan siap maju menjadi Calon Presiden (Capres) 2024 pada Pemilu 2024 mendatang. Pernyataan tersebut menyikapi banyaknya dukungan dan tingginya elektabilitas dari berbagai survei yang digelar.

“Kalau untuk bangsa dan negara, apa sih yang kita tidak siap?” kata Ganjar kepada wartawan, Selasa (18/10).

Ganjar menjelaskan, semua anggota partai harus siap jika memang diusung menjadi calon presiden. Pasalnya, setiap partai pasti memilih kader terbaik. “Ketika partai sudah membahas secara keseluruhan dan dia akan mencari anak-anak bangsa yang menurut mereka terbaik, menurut saya semua orang mesti siap soal itu,” imbuhnya.

Dalam hal ini Ganjar menekankan pentingnya etika politik saat bernaung di suatu partai. Di samping itu, politikus PDI Perjuangan ini juga menilai, suara rakyat menjadi pertimbangan partai dalam menentukan calon pemimpin bangsa. “Maka, kenapa di awal sebagai etik politik tentu saja kami sangat menghormati satu PDI Perjuangan sebagai partai saya, dua relasi yang dibangun oleh partai-partai yang sekarang sedang berbincang, dan tentu terkait dengan realitas yang ada di survei dan kemudian semua orang memperbincangkan. Kan suara rakyat juga tidak boleh diabaikan,” jelasnyan

Oleh karena itu, Ganjar memilih untuk memberikan kesempatan kepada partai untuk berdialog dan berkomunikasi untuk menentukan Capres yang akan diusung. Dengan begitu dapat dihasilkan keputusan terbaik. “Realitas survei yang memang itu ada. Maka biarkanlah kita kasih kesempatan kepada partai yang menentukan untuk mereka berdialog, mereka berkomunikasi, untuk mengambil yang terbaik. Simpel kan?” pungkasnya.

Sebagai informasi, nama Ganjar memang sedang melejit berdasarkan survei lembaga independen. Pada survei Charta Politika Indonesia misalnya, elektabilitas Ganjar melejit di Jateng dan Lampung. “Pada simulasi 10 nama, Ganjar Pranowo mendapatkan elektabilitas tertinggi dengan raihan 68,3 persen,” kata Direktur Eksekutif Charta Politika Indonesia Yunarto dalam keterangan tertulis, Kamis (13/10).

Survei tersebut menunjukkan elektabilitas Ganjar berada di atas melampaui nama-nama lainnya seperti Menteri Pertahanan Prabowo Subianto yang meraih 7,3 persen dan Gubernur DKI Jakarta yang sudah purnatugas, Anies Baswedan sebesar 6 persen.

 

Ada Alternatif Pilihan

Wakil Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Viva Yoga Mauladi mengatakan, kesiapan Ganjar Pranowo maju di pilpres 2024 akan menambah alternatif pilihan masyarakat. “PAN mengapresiasi kesediaan Mas Ganjar Pranowo maju sebagai calon presiden 2024. Hal ini akan mewarnai mozaik pilpres, semakin banyak calon akan semakin banyak alternatif pilihan masyarakat dalam menentukan pimpinan nasional,” kata Viva Yoga kepada wartawan, Rabu (19/10).

Viva juga mengungkapkan, Ganjar merupakan salah satu figur yang diusulkan menjadi Capres dari PAN. Bahkan, nama Ganjar diusulkan dalam proses Rapat Kerja Nasional (Rakernas) PAN 2022. Namun, hal ini tentunya akan menjadi pembahasan pada Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) yang didalamnya terdapat Golkar dan PPP. “Setelah ini PAN akan menyelenggarakan Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) untuk membahas siapa yang akan diusulkan ke KIB,” ucap Viva Yoga.

Menurut Viva Yoga, penentuan pasangan capres di KIB akan diputuskan melalui musyawarah mufakat. Namun, Viva menegaskan KIB tetap memprioritaskan capres dari internal sendiri seperti Zulkifli Hasan, Airlangga Hartarto dan Mardionono. “Di PAN ada Bang Zulkifli Hasan, di Golkar ada Pak Airlangga Hartarto, dan di PPP ada Pak Mardiono. KIB juga memonitor figur dari luar KIB. Nanti kita lihat bagaimana dinamika politik selanjutnya,” tegas Viva Yoga.

Wakil Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Arsul Sani menyatakan, pihaknya akan mencermati dinamika internal dan eksternal PPP soal pencapresan, termasuk peluang mengusung Ganjar Pranowo di Pilpres 2024. “PPP akan mencermati perkembangan di internal maupun eksternal yang terjadi,” kata Arsul kepada wartawan, Rabu (19/10).

Arsul mengungkapkan, merupakan sesuatu yang menarik ketika Ganjar dengan tegas menyatakan siap nyapres 2024. Apalagi, internal PPP pada tingkat DPW dan DPC PPP sudah mengusulkan kepada DPP PPP untuk mengusung nama Ganjar Pranowo. “Tetapi ini baru merupakan aspirasi dari sebagian internal PPP saja. Kami pun melihat ini sebagai bagian dari bentuk demokrasi berpartai di internal PPP,” tegas Arsul.

Arsul mengatakan, DPP PPP memberikan kesempatan kepasa struktur di bawah untuk mengusulkan nama siapapun, termasuk Ganjar Pranowo. Karena itu, DPP PPP akan mencermati usulan tersebut dengan tetap memperhatikan dinamika eksternal, termasuk arah pencapresan Partai Golkar dan PAN yang sudah bersama-sama masuk dalam Koalisi Indonesia Bersatu (KIB). “Termasuk apakah Partai Golkar dan PAN sebagai mitra koalisi di KIB juga punya kesamaan arah sosok yang diusung dalam pencapresan yang akan datang. Jadi, kami di DPP tidak akan terlalu reaktif dulu soal Ganjar Pranowo ini,” ujar Arsul.

 

Jangan Dijadikan Gimmick Politik

Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto memastikan, Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri belum memberikan restu kepada siapa pun untuk maju sebagai calon presiden. Ucapan Hasto itu menyusul pernyataan Ganjar Pranowo tentang kesiapan maju sebagai calon presiden.

Hasto menegaskan, PDI Perjuangan belum menentukan arah dukungan kepada siapa pun. “Ya, namanya saja belum diumumkan. Restu itu nanti dengan seperti dulu ketika Bu Mega memutuskan dan dengan tulisan tangan beliau itu memutuskan untuk menetapkan Pak Jokowi sebagai capres pada tahun 2014,” kata Hasto saat ditemui di Sekolah Partai PDIP, Jakarta, Rabu (19/10).

Hasto mengatakan Mega akan mengumumkan Capres pada waktu yang tepat. Hingga saat itu tiba, semua kader PDIP diminta untuk membantu rakyat di tengah krisis ekonomi. Terkait pernyataan Ganjar, Hasto menilai tak ada pelanggaran terhadap aturan partai. Ia meyakini Ganjar sekadar menjawab pernyataan wartawan.

Menurut Hasto, pernyataan Ganjar tersebut tidak seharusnya dijadikan gimmick politik. “Apa yang disampaikan Pak Ganjar jangan sampai jadi gimmick politik, karena di dalam berpartai seperti itu. Semua siap ditugaskan,” kata Hasto.

Hasto menekankan, setiap kader PDIP memang harus siap ditugaskan untuk bangsa dan negara. Hal ini pun tidak hanya berlaku bagi Ganjar Pranowo, tetapi juga bagi kader PDIP lainnya. “Saya lihat kalau dari jawaban Pak Ganjar setiap kader partai kalau untuk bangsa dan negara, ya semua siap. Pak Djarot siap buat bangsa dan negara, Bu Risma siap buat bangsa dan negara, ada Mbak Puan (Puan Maharani), ada Mas Pram (Pramono Anung), ada Pak Anas (Azwar Anas). Misalnya Pak Djarot itu ditugaskan ke Aceh, itu siap untuk bangsa dan negara seluruh kader partai menyatakan siap,” ucap Hasto.

Meski demikian, ia mengingatkan agar semua kader PDIP tak ada yang mendeklarasikan diri sebagai capres. Hasto mengingatkan keputusan final soal capres PDIP ada di tangan Mega. “Siapa pun yang menyebut nama capres atau cawapres dari PDI Perjuangan sebelum Ibu Megawati menetapkan calon, akan diberi sanksi. Saya, Pak Djarot, Pak Rudi Solo dan seluruh kader partai juga akan mendapat sanksi disiplin jika melanggar ketentuan tersebut,” ujarnya. (jpc/adz)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/