MERDEKA Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang dicanangkan Mendikbud Nadiem Makariem diwujudkan Universitas Muslim Nusantara (UMN) Al Washliyah melalui pelatihan, pembimbingan maupun workshop.
Hal ini bertujuan agar dapat membekali mahasiswa UMN Al-Washliyah dapat menguasai ilmu pengetahuan diluar dari disiplin ilmunya, tentunya sesuai talentanya.
Hal itu disampaikan Rektor UMN Al-Washliyah Dr H Hardi Mulyono Surbakti MAP melalui Wakil Rektor III UMN Al-Washliyah Dr Anwar Sadat Harahap SAg MHum di Medan, pekan lalu.
“Kita selalu berharap melalui workshop yang kita gelar hari ini, dapat menjadi pengetahuan tambahan bagi mahasiswa, yang mungkin memiliki talenta di bidang jurnalistik. Sehingga, setelah lulus kuliah, ilmu yang mereka peroleh ini dapat dimanfaatkan untuk kehidupannya kedepan usai menyelesaikan perkuliahan,” kata rektor.
Ia berbicara usai membuka Workshop Jurnalistik Bagi Mahasiswa UMN Al Washliyah di Aula OK Usman Kampus UMN Jalan Garu II Medan. Hadir sebagai nara sumber Dr Dedi Sahputra MA dari Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Sumut dan dosen salah satu perguruan tinggi tersebut.
Anwar Sadat Harahap mengatakan bahwa perguruan tinggi ini menunjang pembentukan kompetensi mahasiswa diluar bidang ilmunya. Khususnya ilmu jurnalistik yang sangat diperlukan untuk menuntun mahasiswa dapat menyampaikan informasi positif melalui pemberitaan baik media cetak, online dan elektronik.
“Ini kan demi kebaikan bangsa kita kedepan. Ilmu yang sangat penting ini diberikan kepada mahasiswa kita. Jadi mereka kelak memiliki pengetahuan dan wawasan yang baik terhadap dunia pers,” kata wakil rektor III UMN Al-Washliyah.
Anwar Sadat Harahap didampingi Wakil Rektor I UMN Al-Washliyah Dr H Firmansyah MSi menambahkan bahwa UMN Al-Washliyah akan wujudkan sebuah komunitas jurnaistik di lingkungan mahasiswa,sebagai bentuk follow up kegiatan workshop tersebut.
Dr Dedi Sahputra MA yang juga dikenal sebagai wartawan senior di Medan juga menyampaikan berbagai masukan dalam tugas dan fungsi jurnalistik. Dedi Saputra menyatakan betapa penting mahasiswa menguasai berbagai persoalan jurnalistik. Khususnya memahami aturan penulisan berita, yang tentunya tidak sama dengan penulisan karya ilmiah, fiksi dan lainnya.
Selain memperkenalkan dunia pers, ia juga mengasah dan mematangkan kemampuan bagi adik-adik mahasiswa yang sudah pernah berkecimpung di dunia jurnalistik. Kelak, mahasiswa dapat menghasilkan produk-produk jurnalistik yang semakin baik, mantap dan dapat dipertanggung jawabkan.
Dedi Saputra jugs menyarankan agar semua media cetak dapat bersinerji dan berkovergensi sesuai tuntutan era. ”Karena kedepan, kalau ini tidak dilakukan, Saya ragukan surat kabar tersebut dapat bertahan,” sebutnya. (dmp)