30 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Politik Humanis dan Bermartabat H Musa Rajekshah, Bawa Saharuddin Terjun ke Politik

Saharuddin dikenal sebagai aktivis dan pengiat sosial dari kawasan Medan Utara. Kini Saharuddin dikenal juga sebagai politisi yang tetap peduli terhadap masalah sosial. Apa motivasinya untuk berpolitik?

———

”Politik humanis dan bermartabat H Musa Rajekshah membawa Saya terjun ke dunia politik,” kata Wakil Sekretaris Bidang Kerja Sama Ormas DPD Partai Golkar Sumut Saharuddin kepada Sumut Pos di Medan kemarin.

Saharuddin yang kini berusia 47 tahun adalah putra sulung dari pasangan Kamaruddin dan Habsya. Ada delapan lagi adik Saharuddin. Ia bersekolah mulai dari SD Negeri 060948 (1981-1987), MTS Proyek Kandepag (1991-1994) dan MAS Al-Furqon (1994-1997). Karena keterbatasan Ekonomi Saharuddin tidak bisa melanjutkan niatnya untuk meneruskan pendidikan yang sempat di tempuhnya di perguruan tinggi.

Berbagai aktivitas dilalui Saharuddin selepas bersekolah. Riwayat organisasi yang diikuti antara lain pengurus ranting Pemuda Pancasila Martubung, inisiator dan pendiri/direktur utama Tunas Hijau Grup (THG), sekretaris DPD FPI Sumut serta inisiator dan pendiri Presidium Masyarakat Medan Utara (PMMU).

Saharuddin juga dikenal sebagai staf khusus dari tokoh Ratna Sarumpaet Crisis Centre (RCCC), sekretaris nasional Gerakan Selamatkan Indonesia (GSI) dan Kordinator Gerakan Berantas Korupsi (Gerbrak). Aktivitas lainnya adalah Direktur Utama OG Group, Direktur Operasional PT CBS, inisiator dan ketua umum Komunitas Sedekah Jumat (KSJ) dan Wakil Sekretaris Bidang Kerja Sama Ormas Partai Golkar Sumut.

Dalam perjalanan hidupnya, Saharuddin menikahi Muhyani, putri dari pasangan Amrun dan Saodah. Lalu Saharuddin dan Muhyani dikarunia seorang putri sematang wayang yang kini beranjak dewasa. Dialah Ranjana Muhtasya. ”Dukungan istri dan anak merupakan penyemangat. Mereka memahami dengan berbagai aktivitas sosial dan politik, waktu berkumpul bersama keluarga jadi terbatas,” kata tokoh dari Medan Utara tersebut.

Saharuddin bersyukur dengan banyak aktivitas sosial dan politik berarti dirinya mendapat kesempatan luas untuk belajar, berinteraksi dan membantu sesama. Apalagi ia punya cita-cita besar agar kawasan Medan Utara termasuk Belawan kedepan bisa menjadi sebuah kota, seperti Kota Medan dan kota-kota lainnya di tanah air. Agar pembangunan di Medan Utara dapat lebih baik.

Dari potensi wilayah dan keragaman penduduk, pembangunan kawasan Medan Utara dan kesejahtetaan masyarakatnya harus jauh lebih baik dari sekarang. Dari kunjungan ke berbagai kota di tanah air, ia semakin yakin Medan Utara bisa jadi salah satu kota terbaik dan ternama di Indonesia.

Sejajar bahkan lebih baik dari Medan. Karenanya, bagi Saharuddin, saat ini merupakan momentum tepat untuk dilakukan pemekaran Medan Utara jadi sebuah kota. Itu impian yang sudah lama dinantikan bagi kota kelahirannya tersebut.

Melalui Partai Golkar, ia pun memantapkan perjuangan untuk Medan Utara. Kenapa ia berlabuh di Golkar? Saharuddin menegaskan bahwa sosok H Musa Rajekshah mampu menerapkan politik yangbhumanis dan bermartabat. Tak cuma itu, Ijeck, sapaan akrab ketua Partai Golkar Sumut dan juga wakil gubernur Sumut memiliki keteladanan dan sosok yang rendah hati. ”Hal inilah yang membawa Saya ke Partai Golkar,” katanya.

Ia menambahkan masih ada tiga tokoh Golkar lainnya yang menguatkan dirinya berjuang untuk masyarakat melalui partai tersebut. Ada Ilhamsyah (sekretaris Partai Golkar Sumut), H Muhyan Tambuse (mantan birokrat yang handal dan baik) dan Rizah Fahruni (tokoh yang konsisten). Sedangkan sosok almarhum Zul Syahdan adalah orang pertama yang membawa Saharuddin bergerak di bidang organisasi.

Berkurangkah waktu Saharuddin untuk aktivitas sosial pasca terjun ke politik? Saharuddin langsung berujar tidak vberkurang. ”Kegiatan sosial Saya, dibawa ke partai. Saya kira ngak berkuranglah,” ujarnya.

Ia kembali menegaskan keinginan memperjuangkan Medan Utara melalui parlemen untuk bisa hadir jadi sebuah kota agar dapat kebijakan anggaran yang lebih layak. ”Infrastruktur harus ditingkatkan. Tata ruang dan penataan harus dibenahi. Universitas pun belum ada disana. Kita pun sedih melihat kondisi nelayan antara lain karena kesulitan dapat minyak. Demikian juga dengan banjir rob,” urai Saharuddin penuh haru. (dmp)

Saharuddin dikenal sebagai aktivis dan pengiat sosial dari kawasan Medan Utara. Kini Saharuddin dikenal juga sebagai politisi yang tetap peduli terhadap masalah sosial. Apa motivasinya untuk berpolitik?

———

”Politik humanis dan bermartabat H Musa Rajekshah membawa Saya terjun ke dunia politik,” kata Wakil Sekretaris Bidang Kerja Sama Ormas DPD Partai Golkar Sumut Saharuddin kepada Sumut Pos di Medan kemarin.

Saharuddin yang kini berusia 47 tahun adalah putra sulung dari pasangan Kamaruddin dan Habsya. Ada delapan lagi adik Saharuddin. Ia bersekolah mulai dari SD Negeri 060948 (1981-1987), MTS Proyek Kandepag (1991-1994) dan MAS Al-Furqon (1994-1997). Karena keterbatasan Ekonomi Saharuddin tidak bisa melanjutkan niatnya untuk meneruskan pendidikan yang sempat di tempuhnya di perguruan tinggi.

Berbagai aktivitas dilalui Saharuddin selepas bersekolah. Riwayat organisasi yang diikuti antara lain pengurus ranting Pemuda Pancasila Martubung, inisiator dan pendiri/direktur utama Tunas Hijau Grup (THG), sekretaris DPD FPI Sumut serta inisiator dan pendiri Presidium Masyarakat Medan Utara (PMMU).

Saharuddin juga dikenal sebagai staf khusus dari tokoh Ratna Sarumpaet Crisis Centre (RCCC), sekretaris nasional Gerakan Selamatkan Indonesia (GSI) dan Kordinator Gerakan Berantas Korupsi (Gerbrak). Aktivitas lainnya adalah Direktur Utama OG Group, Direktur Operasional PT CBS, inisiator dan ketua umum Komunitas Sedekah Jumat (KSJ) dan Wakil Sekretaris Bidang Kerja Sama Ormas Partai Golkar Sumut.

Dalam perjalanan hidupnya, Saharuddin menikahi Muhyani, putri dari pasangan Amrun dan Saodah. Lalu Saharuddin dan Muhyani dikarunia seorang putri sematang wayang yang kini beranjak dewasa. Dialah Ranjana Muhtasya. ”Dukungan istri dan anak merupakan penyemangat. Mereka memahami dengan berbagai aktivitas sosial dan politik, waktu berkumpul bersama keluarga jadi terbatas,” kata tokoh dari Medan Utara tersebut.

Saharuddin bersyukur dengan banyak aktivitas sosial dan politik berarti dirinya mendapat kesempatan luas untuk belajar, berinteraksi dan membantu sesama. Apalagi ia punya cita-cita besar agar kawasan Medan Utara termasuk Belawan kedepan bisa menjadi sebuah kota, seperti Kota Medan dan kota-kota lainnya di tanah air. Agar pembangunan di Medan Utara dapat lebih baik.

Dari potensi wilayah dan keragaman penduduk, pembangunan kawasan Medan Utara dan kesejahtetaan masyarakatnya harus jauh lebih baik dari sekarang. Dari kunjungan ke berbagai kota di tanah air, ia semakin yakin Medan Utara bisa jadi salah satu kota terbaik dan ternama di Indonesia.

Sejajar bahkan lebih baik dari Medan. Karenanya, bagi Saharuddin, saat ini merupakan momentum tepat untuk dilakukan pemekaran Medan Utara jadi sebuah kota. Itu impian yang sudah lama dinantikan bagi kota kelahirannya tersebut.

Melalui Partai Golkar, ia pun memantapkan perjuangan untuk Medan Utara. Kenapa ia berlabuh di Golkar? Saharuddin menegaskan bahwa sosok H Musa Rajekshah mampu menerapkan politik yangbhumanis dan bermartabat. Tak cuma itu, Ijeck, sapaan akrab ketua Partai Golkar Sumut dan juga wakil gubernur Sumut memiliki keteladanan dan sosok yang rendah hati. ”Hal inilah yang membawa Saya ke Partai Golkar,” katanya.

Ia menambahkan masih ada tiga tokoh Golkar lainnya yang menguatkan dirinya berjuang untuk masyarakat melalui partai tersebut. Ada Ilhamsyah (sekretaris Partai Golkar Sumut), H Muhyan Tambuse (mantan birokrat yang handal dan baik) dan Rizah Fahruni (tokoh yang konsisten). Sedangkan sosok almarhum Zul Syahdan adalah orang pertama yang membawa Saharuddin bergerak di bidang organisasi.

Berkurangkah waktu Saharuddin untuk aktivitas sosial pasca terjun ke politik? Saharuddin langsung berujar tidak vberkurang. ”Kegiatan sosial Saya, dibawa ke partai. Saya kira ngak berkuranglah,” ujarnya.

Ia kembali menegaskan keinginan memperjuangkan Medan Utara melalui parlemen untuk bisa hadir jadi sebuah kota agar dapat kebijakan anggaran yang lebih layak. ”Infrastruktur harus ditingkatkan. Tata ruang dan penataan harus dibenahi. Universitas pun belum ada disana. Kita pun sedih melihat kondisi nelayan antara lain karena kesulitan dapat minyak. Demikian juga dengan banjir rob,” urai Saharuddin penuh haru. (dmp)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/